Mencintai Allah
Apakah Mencari Urusan Dunia Dapat mendatangkan Kegundahan
Aku mendengar perkataan di video, sejauhmana kebenarannya “Tidaklah seorang hamba mencari urusan dunia, kecuali dia akan mendapatkan kegundahan?”Menangis Sendirian Takut Dari Pertanyaan Allah Kepadanya Tentang Kondisi Umat Islam
Kadangkala saya menyendiri di kamar atas, dan saya mendengarkan salah satu kaset syekh yang menyentuh hati. Ketika itu saya menangis keras (memikirkan) kondisi umat Islam sekarang takut kepada Allah Ta’ala. Pertanyaanku adalah apakah saya termasuk orang yang dinaungi Allah di hari yang tidak ada naungan kecuali naungan dari-Nya?Menyebutkan Nikmat-Nimat Dan Mensyukurinya Itu Dengan Hati, Lisan Dan Anggota Tubuh.
Tuhan kita Subhanau memerintahkan kita dalam Al-Qur’an Al-Karim untuk menyebutkan nikmat Allah yang diberikan kepada kita satu persatu, yaitu dengan menyebutkan berbagai macam nikmat, seperti dalam firman Ta’ala: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ جَاءَتْكُمْ جُنُودٌ فَأَرْسَلْنَا عَلَيْهِمْ رِيحًا وَجُنُودًا لَّمْ تَرَوْهَا ۚ وَكَانَ اللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرًا “Hai orang-orang yang beriman, ingatlah akan nikmat Allah (yang telah dikurniakan) kepadamu ketika datang kepadamu tentara-tentara, lalu Kami kirimkan kepada mereka angin topan dan tentara yang tidak dapat kamu melihatnya. Dan adalah Allah Maha Melihat akan apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Ahzab: 9) Pertanyaanku adalah, bagaimana cara mengingat nikmat sebagaimana yang diperintahkan oleh Tuhan kami. Apakah maksudnya adalah menyebutkannya dihadapan manusia dan menceritakannya. Atau maksudnya menyebutkan saja. Atau apa? TerimakasihUrgensi Tafakur Dan Intropeksi Diri
Akhir-akhir ini saya mulai merenung setiap malam setelah shalat isya, dimana saya duduk dalam ketenangan dan menfokuskan dengan cara pernafasan dan memikirkan kemaksiatan yang telah saya lakukan dan amalan sholeh yang telah saya lakukan, kemudian saya fokus masa depan dan apa yang seharusnya saya lakukan untuk menggapai reda Allah. Di sini ada mirip kebiasaan sufiyah seperti muroqobah (merasa diawasi Allah) dan muhasabah (intropeksi diri), padahal saya menyandarkan prilakuku ini dari perkataan Umar bin Khottob radhiallahu anhu “Hitunglah (hisablah) diri anda semua sebelum nanti dihisab.” Apakah zikir semacam ini yang diam dan merenung termasuk bid’ah? Apakah prilaku ini menyalahi Qur’an dan Sunah? Bagaimana cara saya merenung dalam kehidupanku dengan cara tidak menyalahi syareat? Terima kasihIa Berucap Dengan Kalimat: “Melaknat Agama” Namun Tidak Melanjutkannya, Perbedaan Gugurnya Amalan dan Gugurnya Pahala Amalan
Bagaimanakah hukumnya seseorang suatu ketika berucap dengan kata “melaknat agama” namun tidak menyempurnakannya ?, dan apa perbedaan antara gugurnya amal dan gugurnya pahala amal ?, saya telah mendengar bahwa orang yang murtad jika ia bertaubat maka amalnya akan tetap bersamanya, namun pahala amalnya yang hilang ?!Apakah Ada Perbedaan Hisab Sesuai Dengan Umur Manusia di Dunia ?
Apakah hisab itu bertingkat sesuai dengan panjangnya usia manusia, artinya apakah manusia yang hidup selama 80 tahun dan telah mengambil kesempatan yang cukup untuk bertaubat atau untuk menambah kebaikannya seperti orang yang telah meninggal dunia pada umur 20 atau 30 tahun ? dan apakah ada sisi yang lainnya yang dianggap seperti kualitas amal ?Seringkali Ada Keraguan Karena Telah Hilang Khusu’ Dalam Shalatnya
Tolong diberitahukan kepadaku bagaimana saya dapat menikmati dan mencintai ketaatan kepada Allah? setiap kali saya melihat orang asing masuk Islam bagaimana Allah menurunkan ketenangan dalam hati mereka saya menangis pedih. Karena saya ingin seperti mereka. Sampai ketika saya mendengarkan pengajian dan kisah-kisah para nabi. Saya mendengar Qur’an juga menangis. Saya berfikir dalam kematian bertemu dengan Allah saya menangis. Akan tetapi setelah saya mendengar Qur’an dan ceramah agama satu atau dua jam, saya kembali (ke kondisi) semula. Saya meremehkan shalat dan banyak hal. Datang keraguan pada diriku bahwa diriku jauh dari agama dan akan murtad. Bahkan keraguan seringkali hadir di kepalaku. Sementara saya tidak mampu menghilangkan itu semua. Padahal sebelumnya, ketika saya keluar bersama teman-teman saya hanya menunggu kapan saya pulang ke rumah dan shalat dua rakaat. Karena shalat sangat saya cintai. Sekarang saya ingin kembali seperti semula, Cuma tidak mampu. Sampai ketika saya shalat, melakukan dengan cepat. Sehingga saya mulai ‘Runtuh’. Saya yakin bahwa agama Islam adalah agama yang benar, saya takut kalau meninggal dunia sementara dalam hatiku masih ada keraguan dan (Allah) tidak menerima dariku.Seorang Hamba Yang Beriman Antara Takut dan Harap, Sampai Menghadap Kepada Allah –Ta’ala
Allah berfirman di dalam hadits qudsi: أنا عند ظن عبدي بي فليظن بي ماشاء “Aku sesuai dengan prasangka hamba-Ku, maka berprasangkalah kepada-Ku sesuai keinginannya”. Di sana ada ucapan yang telah diucapkan oleh Umar bin Khattab –radhiyallahu ‘anhu-: " لو أحد قدمي في الجنة والأخرى خارجها ما أمنت مكر الله " “Kalau salah satu kaki saya di surga dan yang satu lagi di luarnya, maka aku merasa belum aman makar Allah”. Apakah sayyidina Umar tidak berbaik sangka kepada Allah dan ia beliau termasuk orang yang diberi kabar gembira untuk masuk surga, dan sahabat Nabi kedua terbesar setelah Abu sayyidina Abu Bakar –radhiyallahu ‘anhu- ?, apakah jika hati seorang hamba menjadi tenang ia takut akan makar Allah ?, saya mohon tafsir yang jelas berkaitan dengan ucapan di dalam hadits.Bagaimana Cara Menumbuhkan Ketakwaan Kepada Allah dalam Hati
Bagaimana cara meningkatkan ketakwaan dalam hati kami? Sungguh aku banyak melalaikan waktu untuk menonton tv dan bermain-main, apa saja amalannya?Apakah Ucapan Seseorang: “Shalatnya Fulan Ini Tidak Diterima” Termasuk Bersumpah Kepada Allah ?
Apakah ucapan: “Shalatnya seseorang tidak diterima” termasuk bersumpah kepada Allah ?Godaan Setan Saat Sekarat
Apakah benar setan hadir saat seseorang sedang sekarat sehingga seseorang dapat mati dalam keadaan kafir padahal sepanjang hidupnya dia melakukan amal ahli surga?Bagaimana Cara Mengadu Kepada Allah Semata ?
Apakah memunginkan bagi anda untuk menjelaskan bagaiamana caranya mengadu kepada Allah subhanahu wa ta’ala semata ?, dan di dalam surat Yusuf Allah ta’ala berfirman melalui lisan Ya’qub ‘alaihis salam: إنما أشكو بثي وحزني إلى الله، وأعلم من الله ما لا تعلمون “Ya`qub menjawab: "Sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku, dan aku mengetahui dari Allah apa yang kamu tiada mengetahuinya." (QS. Yusuf: 86) Dan di dalam surat Al Mujadalah: قد سمع الله قول التي تجادلك في زوجها وتشتكي إلى الله والله يسمع تحاوركما إنّ الله سميع بصير “Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan wanita yang memajukan gugatan kepada kamu tentang suaminya, dan mengadukan (halnya) kepada Allah. Dan Allah mendengar soal jawab antara kamu berdua. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat”. (QS. Al Mujadalah: 1)Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- adalah Manusia Yang Paling Zuhud di Dunia
Apakah Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam- termasuk orang yang zuhud ?, apa dalilnya dari al Qur’an dan Sunnah ?INGIN BERSEDEKAH DENGAN NIAT AGAR DIMUDAHKAN MENIKAH DAN DAN SEMBUH DARI PENYAKIT. APAKAH NIAT SEPERTI ITU DIBOLEHKAN?
Apakah dibolehkan saya niat lebih dari satu dengan sekali sedekah? Misalnya, saya bersedekah dengan niat dimudahkan menikah dan sembuh (dari penyakit) sekaligus?TAKUT HILANG AMAL SALEHNYA DI HARI KIAMAT
Saya takut amalan saleh saya tidak dianggap pada hari kiamat, sehingga dilemparkan ke neraka. Karena saya telah mendengar kisah yang menceritakan bahwa seorang pemuda mempunyai ibu. Dia habiskan hidupnya untuk melayani dan memperhatikannya. Sehingga beliau membersihkan, memandikan dan memenuhi semua keperluannya. Kemudian pada suatu hari, dia mengatakan pada dirinya, ‘Kalau (ibu) meninggal dunia, maka saya tidak peduli (atau perkataan seperti itu).' Kemudian pada hari kiamat, Allah melemparkannya ke neraka Jahanam. Aku khawatir pernah mengatakan atau meniatkan sesuatu sehingga menggugurkan amalku. Aku mohon penjelasan, apa pemahaman yang benar terhadap cerita ini? Jawaban anda sangat menentukan kehidupanku sama sekali. Saya mohon bekal ilmu yang benar agar saya dapat berjalan di di jalan yang Allah Ta’ala ridhai?APAKAH MENJADI IBADAH KALAU TANPA NIAT
Apakah benar ungkapan ini ‘Bershalawat kepada Rasulullah sallallahu’alaihi wa sallam itu ibadah yang tidak perlu niat'. Jika salah, apakah ada ibadah yang tanpa niat?MAKSUD HUSNUZHAN (BERBAIK SANGKA) KEPADA ALLAH DAN KONDISI YANG PALING MENUNTUT UNTUK ITU
Allah Ta’ala berfirman dalam hadits qudsi ‘Aku (tergantung) persangkaan hamba-Ku kepada-Ku’. Apakah hal ini berarti bahwa ketika seseorang berprasangka kepada Allah rahmat-Nya lebih luas dibanding hukuman-Nya, maka hamba ini akan perlakukan dengan kasih sayang (rahmat) lebih besar dibandingkan dengan hukuman. Begitu juga sebaliknya? Bagaimana sikap yang seimbang dalam mengamalkan hadits ini?SIAPAKAH YANG SHALATNYA DAPAT MENINGGALKAN KEKEJIAN DAN KEMUNGKARAN
Dalam Al-Qur’anul Karim Allahberfirman ‘Sesungguhnya shalat itu dapat menahan dari perbuatan keji dan kemungkaran’ (QS. Al-Ankabut: 45). Sementara saya dapatkan banyak orang-orang yang shalat berakhlak buruk. Ada yang menyogok, mencuri, membohong atau prilaku yang semacamnya. Saya merasakan keanehan dalam hal ini. Saaya mohon kepada anda untuk dapat menjelaskannya.APAKAH MALAS TERMASUK MAKSIAT
Bagaimana cara kita menggabungkan ungkapan kita ‘Kalau seorang muslim (imannya) tidak bertambah, maka dia akan berkurang' dengan ungkapan bahwa ' Seorang muslim kadang mengalama futur (malas) dalam ketaatan.' Apakah malas termasuk maksiat? Kalau dia meninggal dunia dalam kondisi malas, apakah termasuk seperti orang yang bersungguh-sungguh beramal, namun mengakhiri hidupnya dalam keadaan buruk (su'ul khatimah)?MENGHADAPI FITNAH PARA WANITA
Saya membaca sabda Nabi sallallahu’alaihi wa sallam: ‘Aku tidak tinggalkan setelahku fitnah yang lebih berbahaya bagi laki-laki selain fitnah wanita." (HR. Bukhari, no. 5096, dan Muslim, no. 2740). Pertanyaanku adalah bagaimana diriku selamat dari fitnah ini, sedangkan aku melihatnya di seluruh tempat, di jalan, televisi, internet dan pekerjaan.