Sejaran Nabi
Nasab Nabi –Shallallahu alaihi wa sallam-
Saya pernah dengar bahwa ada perbedaan pendapat tentang nasab Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- pada nama Ilyas. Ada yang berkata bahwa beliau Alyas, atau Liyas. Saya mohon anda menyebutkan siapa yang menguatkan pendapat masing-masing dan menyebutkan pendapat yang paling kuat dari pendapat para ulama.Tatacara Interaksi Nabi sallallahu ‘alaihi wa sallam Kepada Para Shahabatnya
Bagaimana dahulu Nabi sallallahu ‘alaihi wa sallam beriteraksi dengan para shahabatnya?Makanan dan Minuman Yang Disantap Oleh Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- Pada Saat Berbuka dan Makan Sahur
Saya telah memulai menulis beberapa hal yang berkaitan dengan bulan puasa di media sosial face book dan twitter, ada dua masalah yang ingin saya pastikan: Saya telah mendengar bahwa Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam- menyuruh kita untuk memakan kurma dengan ganjil pada saat berbuka, benarkah ?, dan berapa butir ?, makanan dan minuman apakah yang biasa dimakan oleh beliau pada waktu sahur dan ifthar pada bulan Ramadhan ?, yang saya ketahui bahwa beliau memakan sya’ir (gandum), kurma dan meminum air, kemudian apa lagi ?, saya mohon disebutkan disertai dengan dalil.Satu Malam Di Rumah Nabi
Dari Anas bin Malik –radhiyallahu ‘anhu- berkata: كَانَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تِسْعُ نِسْوَةٍ ، فَكَانَ إِذَا قَسَمَ بَيْنَهُنَّ لَا يَنْتَهِي إِلَى الْمَرْأَةِ الْأُولَى ، إِلَّا فِي تِسْعٍ ، فَكُنَّ يَجْتَمِعْنَ كُلَّ لَيْلَةٍ فِي بَيْتِ الَّتِي يَأْتِيهَا " ، فَكَانَ فِي بَيْتِ عَائِشَةَ ، فَجَاءَتْ زَيْنَبُ ، فَمَدَّ يَدَهُ إِلَيْهَا ، فقَالَت : هَذِهِ زَيْنَبُ ، فَكَفَّ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَدَهُ فَتَقَاوَلَتَا ، حَتَّى اسْتَخَبَتَا وَأُقِيمَتِ الصَّلَاةُ ، فَمَرَّ أَبُو بَكْرٍ عَلَى ذَلِكَ فَسَمِعَ أَصْوَاتَهُمَا ، فقَالَ : اخْرُجْ يَا رَسُولَ اللَّهِ ، إِلَى الصَّلَاةِ وَاحْثُ فِي أَفْوَاهِهِنَّ التُّرَابَ ، فَخَرَجَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، فقَالَت عَائِشَةُ : الْآنَ يَقْضِي النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَاتَهُ فَيَجِيءُ أَبُو بَكْرٍ ، فَيَفْعَلُ بِي وَيَفْعَلُ ، فَلَمَّا قَضَى النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، صَلَاتَهُ أَتَاهَا أَبُو بَكْرٍ ، فقَالَ لَهَا قَوْلًا شَدِيدًا ، وَقَالَ : أَتَصْنَعِينَ هَذَا " . “Bahwa Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam- mempunyai sembilan istri, ketika beliau membagi hari kepada mereka, maka beliau tidak kembali lagi ke istri yang pertama kecuali setelah giliran hari bagi istri beliau yang kesembilan. Mereka semua berkumpul pada setiap malamnya di rumah salah satu istri yang beliau datangi. Suatu ketika beliau sedang di rumah Aisyah maka datanglah Zainab, maka beliau mengulurkan tangan beliau kepadanya. Aisyah berkata: “Dia adalah Zainab”, maka Nabi pun menarik kembali tangan beliau. Keduanya pun saling bercakap-cakap sampai terdengar ramai suaranya. Lalu terdengar suara adzan, kemudian Abu Bakar melewati rumah tersebut dan mendengar suara mereka berdua dan berkata: “Wahai, Rasulullah keluarlah menuju shalat, dan tutuplah mulut mereka dengan debu (menunjukkan peringatan yang keras)”. Maka Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam- pun keluar, dan Aisyah berkata: “Sekarang Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam- keluar menunaikan shalat”. Abu Bakar pun menghampiri saya (Anas bin Malik) dan marah, maka setelah Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam- menyelesaikan shalat, Abu Bakar menemui Aisyah dan menasehatinya dengan perkataan yang keras: “Apakah seperti itu yang kamu lakukan ?!”. Pertanyaan saya adalah: 1. Apa yang dimaksud oleh Abu Bakar ketika mengatakan: “Lemparkan debu kepada mulut mereka” ? 2. Kenapa Zainab mendatangi rumah Aisyah padahal hari itu adalah harinya Aisyah –radhiyallahu ‘anhunna- ? 3. Kenapa Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam- mengulurkan tangan beliau kepada Zainab lalu beliau menahannya ? 4. Apa maksud dibalik bahwa Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam- mengulurkan tangan beliau ke Zainab ? 5. Bagaimanakah makna hadits secara rinci ?Para Istri Merupakan Pendamping Bagi Suami-Suami Mereka Dalam Kehidupan Rumah Tangga. Mereka Hak-Hak Yang Harus Dipenuhi Sebagaimana Mereka Juga Memiliki Kewajiban-Kewajiban Dan Para Suami Memiliki Kelebihan Hak Dan Keutamaan
Saya membaca sebuah makalah di internet yang berbunyi, “Adalah Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam memasak, membersihkan dan menyapu rumah. Sesungguhnya istri-istri kalian bukanlah budak kalian, akan tetapi mereka adalah pendamping kalian, maka jadilah kalian bagaikan Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam.” Apakah ungkapan tersebut sahih? Adakah dalil serta dasarnya dari Al Qur’an dan As Sunnah?Nama-Nama Nabi Shallallahu alaihi wa sallam Yang Allah Beri Nama
Apakah Allah memberikan nama dan menentukan bahwa nama Nabi shallallahu alaih wa sallam adalah Muhammad. Apakah Allah Ta'ala yang memberi nama bagi Nabi nama-nama berikut; Ahmad, Al-Mahi, Al-Hasyir, Al-Aqib dan nama-nama lainnya. Ataukah Nabi shallallahu alaihi wa sallma sendiri yang memberi nama tersebut? Apakah Nabi shallallahu alaihi wa sallam atau orang-orang tahu bahwa sebelum diutus sebagai rasul namanya adalah Ahmad?Apa Ada Riwayat Shahih Bahwa Nabi sallallahu alaihi wa sallam Dahulu Pernah Menawar Harga Dalam Jual Beli Sampai Dahinya Berkeringat
Saya ingin penjelasan sejauh mana kebenaran ungkapan dari Rasulullah sallallahu alaiihi bahwa dahulu beliau pernah menawar harga barang sampai dahinya berkeringat atau semakna itu. Apakah perbuatan yang disandarkan kepada Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam ini benar?Apakah Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam Melakukan Sesuatu Yang Menyenangkan Hati?
Apakah dahulu Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam melakukan perbuatan menyenangkan hati? Ataukah semua kehidupannya adalah ketaatan dan ibadah?Sirah Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- Bersama Para Istrinya dan Cara Bergaul Beliau Yang Baik
Dari ‘Aisyah –radhiyallahu ‘anha- berkata: " أتاني رسول الله صلي الله عليه وسلم في غير يومي ، فطلب ضجعاً ، فدق ، فسمعت الدق ، ثم خرجت ففتحت له ، فقال : (ما كنت تسمعين الدق ؟) قالت : بلي ، ولكنني أحببت أن يعلم النساء أنك أتيتني في غير يومي “Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- telah mendatangiku pada hari yang bukan menjadi giliranku seraya beliau meminta berbaring. Maka beliau mengetuk pintu dan saya pun mendengar ketukan tersebut, beliau bersabda: “Apakah kamu tidak mendengar ketukan pintu ?”, saya menjawab: “Ya saya mendengarnya, hanya saja saya ingin agar semua istri anda mengetahui bahwa anda mendatangi saya pada hari yang bukan giliran saya”. Abu Bakar bin Abi Syaibah meriwayatkan dari Syababah bin suwar, dari Sulaiman bin Al Mughirah dari Tsabit dari Anas berkata: " كان للنبي صلى الله عليه وسلم تسع نسوة ، فكان إذا قسم بينهن لا ينتهي إلى المرأة الأولى إلا في تسع ، فكن يجتمعن كل ليلة في بيت التي يأتيها ، فكان في بيت عائشة ، فجاءت زينب ، فمد يده إليها ، فقالت : هذه زينب ، فكف النبي صلى الله عليه وسلم يده " “Bahwa Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam- mempunyai sembilan orang istri, maka jika beliau membagi hari kepada mereka tidak kembali lagi ke istri pertamanya kecuali setelah sembilan hari berikutnya, semua istri beliau berkumpul setiap malamnya di rumah istri yang sedang mendapatkan giliran hari. Suatu malam pada saat beliau di rumah Aisyah, seraya masuk Zainab, beliau pun mengulurkan tangan beliau. Aisyah berkata: “Ini Zainab”. Seraya Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam- mengurungkan uluran tangan beliau. Pertanyaannya adalah: Kenapa Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- mendatangi rumah Aisyah padahal bukan menjadi giliran harinya ?, sedangkan pada hadits yang bawah beliau tidak bersalaman dengan Zainab; karena hari tersebut menjadi giliran Aisyah. Dari Aisyah –radhiyallahu anha- berkata: “Para istri Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam- telah mengutus Fatimah anak perempuan beliau kepada beliau, dia meminta izin kepada beliau pada saat beliau berbaring bersama saya di atas tempat tidur saya, beliau pun mengizinkannya, dan dia pun berkata: “Wahai Rasulullah, sungguh para istri anda telah mengutusku kepada anda, mereka minta keadilan tentang putri Abu Quhafah (Aisyah) –dan saya pun terdiam- , maka Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- menjawab: “Tidakkah kamu mencintai apa yang saya cintai ?”. Dia menjawab: “Ya”. Beliau bersabda: “Cintailah ini (Aisyah)”. Setelah mendengar jawaban ayahnya Fatimah pun berdiri dan kembali kepada para istri beliau yang lain, dia pun memberitahukan kepada mereka jawaban Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam-. Mereka pun berkata kepada Fatimah: “Kami melihat bahwa anda tidak mewakili aspirasi kami, maka kembalilah kepada Rasulullah lagi, dan katakan kepada beliau: “Sungguh para istri anda meminta keadilan berkaitan dengan putri Abu Quhafah”. Fatimah menjawab: “Demi Allah, saya tidak akan menyampaikan hal itu lagi kepada beliau selamanya”. Maka para istri beliau mengutus Zainab binti Jahsy, dialah yang bersaing dengan saya dalam masalah kedudukan (yaitu; tentang kecantikannya, kebaikannya dan cinta Rasulullah kepadanya). Maka Zainab pun minta izin menemui Rasulullah, posisi beliau bersama Aisyah masih sama dalam keadaan berbaring di atas tempat tidur, sama dengan posisi yang dilihat oleh Fatimah sebelumnya. Rasul pun mengizinkannya masuk, Zainab berkata: “Wahai Rasulullah, sungguh para istrimu telah mengutusku untuk meminta keadilan tentang putri Abu Quhafah ?”. Aisyah berkata: “….Lalu Zainab memandang saya dalam waktu yang lama, sedangkan saya memperhatikan Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- dan memperhatikan keputusannya, apakah beliau mengabulkan permintaannya, posisi Zainab masih saja seperti semula sampai saya mengetahui bahwa Rasul tidak membenci kalau saya menang, ketika saya memandang Zainab saya tidak membencinya dan saya pun menghampirinya, maka Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda dengan tersenyum: “Dia adalah putri Abu Bakar..”. Pertanyaannya adalah: Saya memahami bahwa permintaan mereka dalam hal keadilan di atas adalah keadilan hati, hal itu merupakan sesuatu yang di luar kemampuan Rasul, bahkan hal tersebut berasal dari Allah –subhanahu wa ta’ala-, namun kenapa Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- membela Aisyah dari pada menjaga perasaan para istrinya yang lain ?Jawaban Kepada Orang Yang Mengingkari Bahwa Alloh Telah Mengutus Rasul-Nya Sebagai Pembawa Rahmat Bagi Sekalian Alam
Ada seorang pekerja dia juga teman saya namun non muslim, ketika saya berusaha untuk mengajak dan menjelaskan kepadanya bahwa agama Islam ini adalah agama yang agung, demikian juga bahwa Nabi Muhammad –shallallahu ‘alaihi wa sallam- adalah seagung-agungnya manusia, manusia paling agung yang berpijak di bumi ini, beliau sebagai rahmat bagi sekalian alam bahkan bagi semua makhluk, maka dia selalu menolak dengan mengatakan: “Bagaimana mungkin Muhammad ini sebagai pembawa rahmat bagi kemanusiaan ?, dia telah memotong tangan dan kaki manusia dan menyalib mereka, bahkan dia telah membuang mereka di tengah padang pasir sampai meninggal dunia… (Shahih Bukhori), dia telah membunuh orang-orang Yahudi di hadapan para istri mereka dan menahan para wanita tersebut. Saya meyakini bahwa kata rahmat dan kasih sayang harus dihapus pada semua terjemahan, jangan menjadikan saya selamanya untuk mempercayai bahwa Alloh akan menyulut manusia sampai kulit mereka hangus dan menggantinya dengan kulit yang lain, lalu dibakar lagi secara berulang-ulang selamanya, ini yang ada di dalam al Qur’an, apakah yang seperti ini dianggap sebagai rahmat dan kasih sayang, di mana akal kalian ?”, saya mohon penjelasannya, saya berusaha menjelaskan kepadanya bahwa hal ini bukan yang sebenarnya, semua itu tidak benar, namun dia membawa hadits-hadits yang menguatkan perkataanya, bagaimana bahwa Nabi telah membunuh 700 orang Yahudi di pasar kota dalam satu hari, kemudian menahan para wanita dan anak-anak mereka sebagai budak ??!!, saya tidak tahu bagaimana cara menjawab tuduhan tersebut, saya merasakan kegundahan yang sangat, saya berharap anda bisa membantu.Kekhususan Nabi sallallahu alaihi wa sallam Terlambat Dalam Penguburannya
Telah diketahui diantara penghormatan terhadap mayat adalah mensegerakan penguburannya. Bagaimana anda dapat menjelaskan terkait dengan penguburan Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam setelah dua hari?Kenapa Kita Menghitung Umur Agama Islam Dari Awal Peristiwa Hijrah Tidak Mulai Dari Awal Turunnya Wahyu dan Dakwah ?
Pertanyaan saya adalah setelah saya perhatikan bahwa pada saat seseorang non muslim yang bertanya tentang umur agama Islam setelah masa kenabian, maka kita umat Islam hanya menjawab dengan tahun-tahun setelah peristiwa hijrah. Yang menjadi pertanyaan saya adalah kenapa kita meninggalkan 13 tahun masa kenabian sebelum hijrahnya Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam- ?, saya tahu bahwa tahun dimana beliau berhijrah adalah tahun yang agung, akan tetapi kita semua juga mengetahui bahwa kenabian itu telah dimulai sejak 13 tahun sebelumnya, oleh karenanya kita menjawab pertanyaan tentang umur agama Islam, maka kita menjawab selama 1433 tahun setelah hijrah. Kenapa kita tidak mengatakan 1446 setelah kenabian, kita tambahkan sebanyak 13 tahun ?, anda in sya Allah diberikan kemampuan untuk menjelaskannya kepada saya.Apakah Nabi Shallalalhu Alaihi Wa Sallam Melakukan Akad Nikah Puteri-Puterinya Di Tempat Khusus
Apakah ada hadits shahih menunjukkan keutamaan melaksanakan akad nikah di masjid? Saya tahu ada sebuah hadits riwayat Tirmizi akan tetapi ini hadits dhaif. Apakah ada hadits shahih dalam masalah ini? Dimana Nabi shallallahu alaihi wa sallam menikahkan puteri-puterinya?Apakah Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam- Pernah Memukul Istrinya ‘Aisyah –radhiyallahu ‘anha- ?
Telah disebutkan dalam Shohih Muslim pada jilid 4, hadits nomor: 2127 dari hadits Muhammad bin Qois bahwa ‘Aisyah –radhiyallahu ‘anha- telah menyebutkan: أن النبي صلى الله عليه وسلم لهدها على صدرها لهدة أوجعتها ، ثم قال : ( أتظنين أن يحيف الله عليك ورسوله ). Bahwa Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam- telah memukul dada/bahunya sampai ia merasa kesakitan, kemudian beliau bersabda: “Apakah kamu mengira bahwa Alloh dan Rasul-Nya akan berlaku dzalim kepadamu?” Menurut sepengetahuan saya bahwa Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam- belum pernah mengangkat tangan beliau kepada seorang pun untuk memukul seseorang, saya mohon bantuan anda untuk menjelaskan apa sebabnya Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- pernah memukul Aisyah sebagaimana yang telah saya sebutkan dalam hadits di atas, karena ada banyak yang menaruh rasa dengki dan benci kepada Islam, mereka menggunakan hadits tersebut untuk menentang dan mencela Nabi Muhammad –shallallahu ‘alaihi wa sallam- ?Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- adalah Manusia Yang Paling Zuhud di Dunia
Apakah Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam- termasuk orang yang zuhud ?, apa dalilnya dari al Qur’an dan Sunnah ?Apakah Ada Orang Yang Mencela Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam- ?
Saya mendapatkan kesulitan dalam memahami dua hadits berikut ini: Hadits pertama: Shahih al Bukhori / Kitab al Fadha’il Diriwayatkan oleh Abdullah bin Abdurrahman ad Darimi, dari Abu Ali al Hanafi, dari Malik bin Anas, dari Abu Zubair al Makky, bahwa Abu Thufail Amir bin Watsilah telah meriwayatkan, bahwa Mu’adz bin Jabal berkata: “Kami keluar bersama Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- pada tahun di mana perang Tabuk terjadi, beliau menjamak shalat dzuhur dan ashar, maghrib dan isya’, sampai pada hari yang lain beliau mengakhirkan shalat, kemudian beliau keluar dan mendirikan shalat dzuhur dan ashar, kemudian beliau masuk dan keluar setelah itu. Lalu beliau shalat maghrib dan isya’, kemudian beliau bersabda: "إنكم ستأتون غدا، إن شاء الله، عين تبوك. وإنكم لن تأتوها حتى يضحى النهار. فمن جاءها منكم فلا يمس من مائها شيئا حتى آتي" فجئناها وقد سبقنا إليها رجلان. والعين مثل الشراك تبض بشيء من ماء. قال فسألهما رسول الله صلى الله عليه وسلم "هل مسستما من مائها شيئا؟" قالا: نعم. فسبهما النبي صلى الله عليه وسلم، وقال لهما ما شاء الله أن يقول. قال ثم غرفوا بأيديهم من العين قليلا قليلا. حتى اجتمع في شيء. قال وغسل رسول الله صلى الله عليه وسلم فيه يده ووجهه. ثم أعاده فيها. فجرت العين بماء منهمر. أو قال غزير - شك أبو علي أيهما قال - حتى استقى الناس. ثم قال "يوشك يا معاذ! إن طالت بك حياة، أن ترى ما ههنا قد ملئ جنانا". “Kalian besok akan menemui –insya Alloh- peperangan Tabuk, kalian tidak akan menuju ke sana kecuali setelah masuk waktu Dhuha. Barang siapa di antara kalian yang mendatanginya janganlah menyentuh airnya sampai saya mendatanginya, pada saat kami mendatanginya ada dua orang yang telah mendahuluinya. Mata airnya seperti bekas telapak kaki yang dipenuhi air. Maka Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- bertanya kepada keduanya: “Apakah anda berdua telah menyentuh airnya ?”, keduanya menjawab: “Ya”, maka Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- mencela keduanya, beliau berkata kepada mereka berdua sesuai dengan kehendak Alloh (dengan kasar), kemudian mereka mengambil mata air tersebut dengan kedua telapak tangan mereka sedikt demi sedikit, sampai bisa dikumpulkan pada sebuah wadah. Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam- mencuci muka dan kedua tangan beliau dari wadah tersebut, kemudian beliau mengembalikannya, mata airnya pun mengalir dengan deras sampai semua orang memanfaatkannya, kemudian beliau bersabda: “Hampir saja wahai Mu’adz, jika engkau diberi panjang umur, kamu akan melihat di sini akan dipenuhi oleh kebun-kebun”. Hadits kedua: Shahih Bukhori Kitab al Birr wa Shilah wa Aadab. Diriwayatkan dari Zuhair bin Harb, dari Jarir dari al A’masy, dari Abu Dhuha dari Masruq, dari Aisyah berkata: “Ada dua orang laki-laki yang menemui Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- seraya beliau berbicara kepada keduanya yang saya tidak tahu apa yang dibicarakan, beliau memarahi keduanya, melaknat dan mencelanya, setelah keduanya keluar saya berkata: “Wahai Rasulullah, barang siapa yang diberi kemudahan untuk berbuat baik, maka tidak akan dilakukan oleh kedua orang ini. Beliau berkata: “Ada apa ?”, saya menjawab: “Anda telah melaknat dan mencelanya”. Beliau bersabda: “Tidakkah kamu tahu apa yang telah disyaratkan oleh Alloh ?, Ya Alloh, saya adalah manusia biasa, seorang muslim mana pun yang aku telah melaknat dan mencelanya, maka jadikanlah hal itu sebagai zakat dan pahala baginya”. Pertanyaan saya adalah: Sungguh Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- lah yang mengajarkan kepada kami tentang menjaga lisan, di dalam Al Qur’an juga terdapat banyak ayat yang menyuruh kita untuk berkata baik, demikian juga sirah nabawiyah penuh dengan sikap Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- yang berkata dengan lembut, hingga kepada orang-orang Yahudi hingga menjadikan Ummul mukminin Aisyah –radhiyallahu ‘anha- marah. Bagaimana mungkin kedua hadits di atas bisa diamalkan di hadapan nash-nash yang lain dan shahih, padahal kedua hadits tersebut adalah sama-sama shahih, jazakumullah khoiran dan semoga jawaban anda dijadikan pemberat timbangan kebaikan anda.Beberapa Nama Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam-
Apakah betul bahwa Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam- mempunyai 99 nama, seperti: Ahmad, Shidiq, al Amin. Jika tidak demikian, maka siapakah yang mengatakan pendapat tersebut dan menyebarkan pemikiran tersebut ? Saya berharap agar anda memberikan jawaban disertai dalil dari al Qur’an dan Sunnah.Orang Yang Beriman Kepada Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- Pada Masa Hidup Beliau, Namun Tidak Melihat Beliau Dinamakan “al Mukhodrom”
Dinamakan apakah orang-orang yang beriman pada masa hidup Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam-, namun tidak pernah melihat beliau ?Kajian Tentang Usia Aisyah rhadiallahu anha Saat Dinikahi Nabi shallallahu alaihi wa sallam
Saat saya membaca tulisan di beberapa grup milis, saya dapatkan tema menarik yang saya inginkan jawaban dari orang yang mengerti sirah untuk menjelaskan hal ini. Kesimpulannya adalah bahwa sebagian sahabat memiliki kesimpulan akhir yang menuduh riwayat Bukhari bahwa Aisyah saat dinikahi Nabi shallallahu alaihi wa sallam berusia 6 tahun dan digauli saat dia berusia 9 tahun. Pengamat ini tidak cukup hanya mengkritisinya dengan logika angka dan merujuk kepada sejarah, tapi dia juga mengkritisi yang diriwayatkan dalam hadits-hadits yang masyhur dalam Bukhari dan Muslim. Dia membuktikan kecerdasannya dan kesuksesannya..Syiah Menuduh Para Sahabat Tidak Menghadiri Pengurusan Jenazah Nabi Shallallahu alaihi wa sallam
Syiah menuduh bahwa para sahabat tidak menghadiri pengurusan jenazah Nabi shallallahu alaihi wa sallam, apakah itu benar? Di mana mereka ketika itu? Apakah ada hadits yang menguatkan tuduhan itu?