hadis-hadis daif
Apakah Benar Bahwa Para Malaikat Mendo’akan Seorang Hamba Jika Ia Bertaubat Dengan Berkata: “Ya Allah, Jadikanlah Dia Bahagia, Sebagaimana Kami Bahagia”
Bagaimanakah kebenaran do’a ini: “Jika seorang hamba telah bertaubat para malaikat berkata: “Ya Allah, bahagiakan dia sebagaimana kami telah bahagia”, dan mereka berkata: “Selama dia terus memasukkan kebahagiaan kepada kami dan bertaubat, maka Ya Allah, bahagiakan dia, dan Allah akan membahagiakan hamba-Nya dengan surga”.Hadits Palsu Tentang Keutamaan Shalawat Kepada Nabi -Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam-
Hadits ini saya dapatkan dari salah satu buku keagamaan, yang berbunyi: ( من صلى علي مرة واحدة صلى الله عليه عشر مرات ، ومن صلى علي عشر مرات صلى الله عليه مائة مرة ، ومن صلى علي مائة مرة صلى الله عليه ألف مرة، ومن صلى علي ألف مرة حرم الله جسده على النار، وثبته بالقول الثابت في الحياة الدنيا، وفي الآخرة عند المسألة، وأدخله الجنة، وجاءته صلاته علي نور يوم القيامة على الصراط مسيرة خمسمائة عام ، وأعطاه الله بكل صلاة صلاها قصرا في الجنة قل ذلك أو كثر ) “Barang siapa yang mengucapkan shalawat kepadaku satu kali, maka Allah akan bershalawat kepadanya 10 kali, dan barang siapa yang bershalawat kepadaku 10 kali, maka Allah akan bershalawat kepadanya 100 kali, dan barang siapa yang bershalawat kepadaku 100 kali, maka Allah akan bershalawat kepadanya 1000 kali, dan barang siapa yang bershalawat kepadaku 1000 kali, maka Allah akan mengharamkan tubuhnya dari api neraka, dan akan menetapkan ucapan yang kuat pada kehidupan dunia dan pada kehidupan akhirat pada saat ada masalah, dan Dia akan memasukkannya ke dalam surga, dan shalawatnya akan datang kepadanya berupa cahaya pada hari kiamat pada saat berada di atas shirat yang ditempuh selama 500 tahun perjalanan, dan Allah telah memberikan kepadanya bagi setiap shalawat yang diucapkan sebuah istana di dalam surga, baik dengan jumlah sedikit ataupun banyak. Setelah lama mencari saya tidak menemukan hadits ini, maka sejauh mana keshahihan hadits ini ?Apakah Amalan-amalan Kita Diperlihatkan Kepada Nabi Sallallahu’alaihi wa sallam
Apakah amalan-amalan kita diperlihatkan kepada Nabi sallallahu’alaihi wa sallam? Apakah disana ada hadits shoheh terkait dengan masalah ini?Hadits Yang Tidak Ada Dasarnya di Dalam Buku-buku Hadits Tentang Keutamaan Pernikahan
Bagaimana status kebenaran hadits yang menganjurkan untuk pernikahan yang disandarkan kepada Rasul kita yang mulia –shallallahu ‘alaihi wa sallam- dan para sahabatnya, sungguh saya belum menemukannya di dalam buku-buku kita dari kalangan ahlus sunnah wal jama’ah yang terpercaya terkait dengan hadits-hadits Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam-, dari Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam-: (ما بني بناء في الإسلام أحب إلى اللَّه عزّ وجلّ من التزويج) “Tidaklah bangunan yang dibangun di dalam Islam yang lebih dicintai oleh Allah -‘Azza wa Jalla- dari pada menikah”.Tambahan kata ‘Karim’ Dalam Doa Lailatul Qadar Tidak Ada Ketetapan
Dinukil dari Shoheh Tirmizi karangan Syekh Albani rahimahullah 3513 kami diberitahu oleh Qutaibah, kami diberitahu oleh Ja’far bin Sulaiman Dob’I dari Kahmas bin Hasan dari Abdullah bin Buraidah dari Aisyah radhiallahu anha berkata, يا رسول الله! أرأيت إن علمت أيُّ ليلة القدر ما أقول فيها؟ قال: قولي: اللهم إنك عفو كريم تحب العفو، فاعف عني حكم عليه الشيخ رحمه الله بقوله: صحيح: (ابن ماجه 3850 “Wahai Rasulullah, bagaimana pendapat anda kalau saya mengetahui lailatul qadar, apa yang akan saya katakan? Beliau menjawab, “Katakan ‘Ya Allah, sesungguhnya Engkau maha Memaafkan lagi Maha Dermawan, mencintai kemaafan. Maka maafkanlah diriku.” Syekh menghukumi hadits ini dengan mengatakan Shoheh (Ibnu Majah, 3850). Syekh rahimahullah dalam ‘Silsilah Shohehah menyebutkan bahwa tambahan ‘Karim (Yang Maha Dermawan) adalah tambahan pada salah satu naskah. Apakah tambahan ‘Karim- terlewatkan oleh syekh dalam Shoheh Tirmizi atau ia memang shoheh menurut beliau. Kalau tidak ada ketetapan menurut beliau, kenapa beliau tidak mengingatkan bahwa ia adalah tambahan di Shoheh Tirmizi?Apa Benar Ada Riwayat Yang Menyatakan Bahwa Berpuasa Ramadhan di Madinah Sama Dengan Berpuasa 70 Ramadhan di Luar Madinah ?
Apa benar bahwa satu Ramadhan di Madinah Munawwarah sama dengan 70 Ramadhan di luar Madinah ?Hadits “Berapa banyak pembaca Qur’an, Namun Al-Quran Melaknatnya” Tidak Shahih Dari Nabi Sallallahu alaihi wa sallam
Apakah ada hadits yang menyatakan ‘Berapa banyak pembaca Qur’an, namun Al-Qur’an melaknatnya.”?Tidak Benar Bahwa Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam- Shalat 20 Raka’at di Ramadhan, Meskipun Hal Itu Dibolehkan ?
Sejauh mana tingkat keshahihan hadits ini, saya mohon penjelasan dan rinciannya; karena pada saat menjelaskan kepada beberapa orang bahwa hadits tersebut tidak shahih, mereka mengatakan: “Sungguh orang-orang wahabi telah menjadikan semua hadits menjadi dha’if (lemah) dan banyak mengesampingkan banyak hal dari agama. Hadits tersebut termasuk yang diriwayatkan oleh sayyid Ibnu Abbas –radhiyallahu ‘anhuma- : ( أن النبي صلى الله عليه وسلم كان يصلي في رمضان عشرين ركعة ثم يوتر )، رواه بن أبي شيبة في " المصنف " في المجلد الثاني صفحة 294، والبيهقي في " سننه " في المجلد الثاني صفحة 496، وفي " الطبراني الكبير "، المجلد الحادي عشر صفحة 393، وابن حُميد في " مسنده " صفحة 218. Bahwa Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam- pernah mendirikan shalat (tarawih) pada bulan Ramadhan sebanyak 20 raka’at kemudian melakukan shalat witir”. (HR. Ibnu Abi Syaibah dalam Al Mushannaf, jilid:2, hal. 294 dan Baihaqi dalam Sunannya, jilid: 2, hal.496 dan Thabrani dalam Ath Thabrani Al Kabiir, jilid: 11, hal. 393 dan Ibnu Humaid dalam Musnadnya, hal. 218)Tidak Ada Doa Khusus Setiap Hari Atau Malam Di Bulan Ramadan
Saya mendengar bahwa Allah ta’ala membagi Ramadan menjadi tiga bagian, sepuluh hari pertama adalah rahmat. Kedua ampunan dan ketiga terbebas dari neraka. Dikatakan disana ada doa khusus pada setiap bagian. Pada bagian pertama kita membaca doa: اللهم ارحمني يا أرحم الراحمين “Ya Allah kasihanilah diriku wahai Yang Sangat Memberikan kasih sayang kepada semua. Pada bagian kedua: اللهم اغفر لي ذنوبي يا رب العالمين “Ya Allah, ampuni dosa-dosaku Wahai Tuhan seluruh alam. Yang ketiga: اللهم اعتقني من النار وأدخلني الجنة “Ya Allah, bebaskan diriku dari neraka dan masukkan diriku ke dalam surga. Apakah ini benar, dan apakah hal itu ada dalilnya? Dan apa doa yang selayaknya diperbanyak waktu Ramadan? Sepengetahuan diriku doa: اللهم إنك عفو تحب العفو فاعف عني “Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Memaafkan, mencintai orang yang minta maaf, maka maafkanlah diriku. Ini salah satu doa yang selayaknya diperbanyak (dibaca) waktu sepuluh akhir. Ketika mencari Lailatul Qadar. Bagaimana dengan sisa malam Ramadan, apakah ada doa khusus?Apakah Benar Bahwa Tabir (Hijab) Itu Disingkap Antara Allah Dan Hamba-Nya Saat Orang Yang Berpuasa Berbuka?
Apakah benar bahwa tabir (hijab) disingkap antara Allah dan hamba-Nya waktu berbuka?Hadits اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي رَجَب، وَشَعْبَانَ، وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ Adalah Hadits Lemah, Tidak Shahih
Saya ingin mengetahui, apakah menurut Ahlussunah ada doa tertentu di awal malam bulan Rajab, yaitu doa berikut اللهم بارك لنا في رجب وشعبان و بلغنا رمضان Ya Allah, berkahi kami di bulan Rajab dan Sya’ban serta sampaikan kami ke bulan Ramadan. Semoga Allah meneguhkan kita di jalan sunah.Apakah Ada Ketetapan Dalam Sunnah Bahwa Dzikrullah Itu Dapat Meringankan Kehausan Dari Orang Yang Berpuasa Atau Memutuskannya (Membatalkannya)?
Apakah ada dalam hadits dengan makna seperti ini ‘Bahwa orang yang berpuasa kalau merasa kehausan, maka hendaknya dia berdzikir maka hal itu dapat membasahi lisan dan menghilangkan rasa hausnya.’Apakah Terdapat Riwayat Bahwa Abu Bakar bertanya kepada Nabii shallallahu alaihi wa sallam, ‘Apakah Setan Telah Meninggal?’
Saya pernah mendengar sebuah hadits dan ingin saya pastikan darimana sumbernya. Teks haditsnya adalah, “Nabi shallallahu alaihi wa sallam datang menemui Abu Bakar dan Aisyah saat keduanya sedang duduk di atas satu ranjang. Dia bertanya kepada beliau, ‘Apakah setan telah mati?’Apakah Kisah Nabi sallallahu’alaihi wa sallam Yang Menghisap Dengan Mulut Darah Usamah Menunjukkan Tidak Najisnya Darah?
Sejauhmana shahihnya hadits Aisyah radhiallahu’anha yang mengatakan, “Usamah tersangkut palang pintu, ternyata kepalanya tergores. Maka Rasulullah sallahu’alaihi wa sallam berkata: “Buanglah hal yang menyakitkan darinya”, lalu saya merasa jijik darinya. Ternyata beliau kemudian menyedot darah darinya dan memberinya ludah dari wajahnya (Usamah). Apakah bisa dengan hadits ini kita berkesimpulan bahwa darah yang keluar dari luka kepala, tangan, atau sejenisnya adalah darah yang suci dan tidak najis?Tidak Ada Asalnya Hadits “Semua Amal Mungkin Diterima dan Ditolak Kecuali Bersholawan Kepadaku.”
Ada hadits populer di negeri saya yang disandarkan kepada Nabi sallallahu’alaihi wa salam: كل عمل ما بين القبول والرد إلا الصلاة علي “Semua amalan antara diterima dan ditolak kecuali kalau dia bersholawat kepadaku.” Ditulis di tempat-tempat umum tanpa menyebutkan sumber haditsnya. Sejauh mana keabsahan hadits ini?Keutamaan Shalat Empat Rakaat Setelah Isya
Apakah hadits ini shahih: من صلى أربعا بعد العشاء كن كقدرهن من ليلة القدر “Siapa yang shalat empat rakaat setelah isya’, maka (mendapat) kadar dari Lailatul qodar’Apakah Terdapat Riwayat Bahwa Orang Mati Akan Diuji Di Kuburnya Selama Tiga Hari Sehingga Disunahkan Memberi Makan Orang Lain (Sedekah) Selama Hari-Hari Itu?
Saya seorang santri di Republik Anggosia. Mohon beri fatwa kepada saya. Kaum sufi di negeri kami berdalil dengan sebuah atsar dalam masalah memberi makan atas nama orang mati. Sejauhmana kebenaran atsar tersebut; Al-Hafiz Abu Nu’aim berkata dalam kitab Al-Hilyah, “Telah meriwayatkan kepada kita Abu Bakar bin Malik, telah meriwayatkan kepada kami Abdullah bin Ahmad bin Hambal, telah meriwayatkan kepada kami bapakku, telah meriwayatkan kepada kami Hasyim bin Qasim, telah meriwayatkan kepada kami Al-Asyja’i, dari Sufyan dia berkata, ‘Thawus berkata, ‘Sesungguhnya orang mati diuji di dalam kuburnya selama tujuh hari, maka mereka menganjurkan untuk memberi makanan atas nama mereka sebanyak hari itu.”Riwayat-Riwayat Palsu Dalam Kitab 'Fadhailul A'mal' (Keutamaan-Keutamaan Amal)
Sejak beberapa hari ini aku menghadiri pengajian agama, saya dengarkan di dalam pengajian tersebut hadits-hadits yang saya sangat ingin tahu sejauhmana keshahihan hadits-hadits tersebut. Sesungguhnya hadits-hadits tersebut berkaitan dengan para Sahabat Radliyallahu Anhum. Pemateri telah menyebutkan bahwa keimanan para Sahabat telah sampai pada tingkatan yang mereka bisa menerawang dan melihat sebagian perkara-perkara ghaib, lalu dia menyertakan dalil-dalil yang diambil dari kitab “Fadha'ilul A'mal' (Keutamaan-keutamaan amal) -yaitu kitab yang dikenal di kalangan jama’ah tabligh-. Di antara hadits-hadits tersebut adala: "Sesungguhnya Abdullah bin Umar Radliyallahu Anhuma pada suatu kali melintas di tempat dimana berkecamuk perang Badar, lalu dia melihat sebuah kuburan yang terbuka dan melihat dari dalam kuburan tersebut seseorang yang disiksa dan berteriak: Beri aku minum...akan tetapi dia terhalang meraih air. Ketika hal demikian disampaikan kepada Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam beliau menjawab: Benar, dia adalah Abu Jahal yang disiksa seperti ini sampai hari kiamat." Hadits lainnya, "Sesungguhnya Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam melihat seorang lelaki sedang tertidur di masjid, lalu beliau membangunkannya dan menanyakannya tentang keimanannya, maka lelaki tadi menjawab: "Keimananku sedang dalam kondisi paling sempurna." Lalu Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam bertanya kepadanya, "Apa tanda-tandanya?" Lelaki tadi menjawab bahwa dia melihat ‘Arsy nya Allah dan Malaikat Rizqi…- dia menyebutkan satu dua tiga perkara lainnya yang saya lupa untuk mengingatnya sekarang- maka Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda kepada lelaki tadi, "Keimananmu memang sempurna maka jagalah dia." Bagaimanakah tingkat keshahihan hadits-hadits tersebut? Jika memang benar shahih, maka apakah artinya para sahabat bisa menyaksikan sebagian perkara-perkara ghaib? Dan sejauh manakah keshahihan kitab “Fadha'ilul A’mal”? Saya mengharapkan penjelasan dan perincian tentang hal tersebut. Semoga Allah memberikan balasan yang baik buat anda.Apakah Benar Bahwa Nabi Shallallahu alaihi Wa Sallam Mengumpulkan Puasa Sunah Untuk Diqadha Pada Bulan Sya’ban
Sejauhmana keshahihan hadits, “Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam biasanya berpuasa tiga hari setiap bulan, kadang beliau akhirkan hingga terkumpul baginya puasa dalam setahun, lalu beliau berpuasa pada bulan Sya’ban.”Hadits Palsu Dalam Masalah Shalat Dua Rakaat Setiap Hari Kamis Di Bulan Sya’ban
Saya mendapat surat melalui email berikut ini; Shalat dua rakaat pada setiap Kamis di bulan Sya’ban yang dimuliakan. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Siapa yang shalat dua rakaat, pada setiap rakaat membaca surat Al-Fatihah dan Qul huwallahu Ahad sebanyak 100x, lalu jika dia salam, maka dia bershalawat sebanyak 100 x, Allah akan penuhi segala kebutuhannya, baik urusan agama atau dunianya.” Saya ingin kejelasan tentang kebenaran riwayat ini dan bagaimana cara kita melakukan shalat dua rakaat, karena disebutkan di sana membaca surat Qul huwallahu ahad sebanyak 100 x. Apakah membacanya di sela-sela kedua rakaat itu atau sesudahnya?