Unduh
0 / 0
867412/09/2001

Hakekat Dua Syekh Jailani Dan Ibnu Abdul Wahab

Pertanyaan: 12932

Apa pendapat anda tentang Syekh Abdul Qadir Jailani? Saya telah mendengar sebagian kisah jelek tentang Abdul Wahab bagaimana melecehkan Islam, apa pendapat anda?

Puji syukur bagi Allah, dan salam serta berkat atas Rasulullah dan keluarganya.

Seharusnya ketika berbicara
tentang manusia hendaknya dengan ilmu dan keadilan. Seseorang yang mempunyai
kedudukan terpuji dalam agama, selayaknya diketahui keutamaannya. Hal itu
tidak menghalangi kalau beliau ada kesalahannya. Ini kaidah umum yang
disebutkan diterapkan kepada Syekh Abdul Qadir dan ulama’ Islam lainnya.

Syekh Abdul Qadir
rahimahullah termasuk salah satu imam dalam Islam yang kepemimpinannya
kembali kepada beliau pada masanya baik dari sisi ilmu, amalan, fatwa dan
kedudukan agama lainnya. Dahulu beliau rahimahullah termasuk syekh yang
agung pada zamannya dalam memerintahkan komitmen dengan agama, menyuruh dan
melarang dan mengedepankah hal itu dari segala sesuatu. Beliau termasuk
orang yang zuhud orang yang pemberi nasehat, banyak orang yang bertaubat
dalam majlisnya. Sungguh Allah telah memperindah sebutannya dan menyebarkan
keutamannya diantara alam –semoga Allah memberikan rahmat kepadanya dengan
rahmat yang luas.

Syekh Abdul Qadir orang yang
ittiba’ (mengikuti Sunnah) bukan pelaku bid’ah. Mengikuti jalannya ulama’
salafus sholeh, dalam tulisannya menganjurkan untuk mengikuti ulama salaf.
Dan menyuruh untuk mengikuti hal itu. Beliau menyuruh meninggalkan bid’ah
dalam agama. Dengan tegas memerintahkan untuk menyalahi orang-orang
mutakallimin (mengedepankan filsafat) dari kalangan Asy’ari dan semisalnya.

Syekh sesuai dengan ahlus
sunah wal jamaah –ahli kebenaran- dalam seluruh masalah aqidah dari
permasalahan tauhid, keimanan dan kenabian serta hari akhir.

Terkadang dalam tulisannya
ada sedikit kesalahan, kekurangan dan bid’ah yang tertutupi lautan
keutamaannya. Untuk mengenal disertai penjelasan sisi kesalahan di dalamnya,
mungkin dapat merujuk kitab (Syekh Abdul Qadir Jailany Wa Arouhu
Al-I’tiqodiyah Was sufiyah) Karang Syekh Doktor Said bin Musfir Al-Qohtony,
440-476.

Kemudian tidak benar
menjadikan salah seorang ulama Islam lebih utama dari lainnya sebagai sumber
secara sempurna untuk kebenaran dan kesalahan. Apa yang dikatakan itu benar
dan apa yang menyalahi itu batil. Tidak hanya Syekh Abdul Qadir ataupun
ulama lainnya. Akan tetapi kebenaran itu apa yang sesuai dengan Kitab dan
Sunah siapa saja yang mengatakannya.

Apa yang menyalahi Kitab dan
sunah, maka selayaknya ditinggalkan dan dijauhinya. Meskipun itu diucapkan
oleh Abdul Qadir Jailany, Malik, Syafi’I atau Ahmad atau orang lain.

Disini ada catatan yang harus
diperhatikan yaitu bahwa rekomendasi atas Syekh Abdul Qadir, tidak
menjadikan rekomendasi kepada semua orang yang menyandarkan kepadanya. Tidak
semua orang yang menyandarkan kepada Syekh atau Toriqah atau urusan yang 
bisa diterima hal itu. Berapa banyak orang y ang mengira benarnya
penyandaran kepada suatu perkara. Akan tetapi dia termasuk orang yang paling
jauh darinya. Sehingga perkiraannya jauh dari tempatnya. Berapa banyak orang
yang tersesat memakai baju zuhud dan ketakwaan padahal dia berlepas diri
darinya. Oleh karena itu, toriqah sufiyah yang terkenal sekarang dengan nama
toriqah Qodiriyah bukan toriqah (jalan) yang benar sebagaimana yang
dilakukan oleh Syekh –rahimahullah- akan tetapi ia adalah toriqah sufiyah
yang menyimpang dari petunjuk Kitab dan Sunah. Terlalu banyak
berlebih-lebihan kepada Syekh Abdul Qadir. Terkadang menyangka dengan maqam
(kedudukan) yang tidak layak melainkan untuk Allah Jalla Jalaluhu.  Telah
terjadi berlebih-lebihan dalam kuburannya, dalam meminta pertolongannya
serta berlebih-lebihan dalam mensifati dan karomahnya.

Ketika mengkomperatif antara
perbuatan mereka yang menyandarkan kepada Syekh dengan apa yang ada dalam
Kitab dan Sunah serta apa yang ada dari salafus soleh bahkan apa yang ada
dari Syekh –rahimahullah-  kelihatan perbedaan jauh antara dua kelompok.
Serta penyelewengan kelompok Qadiriyah lewat syekhnya yang menyandarkan
kepadanya. Hal itu dengan memasukkan banyak bid’ah dalam agama Allah yang
Syekh tidak rela. Telah ada perkataan ahli ilmu yang terkenal terkait dengan
kelompok radikal ini dalam perkataan Syeikhul Islam Ibnu Taimiyah
rahimahullah bantahan kepada Bakri dalam masalah ziarah. 1/228. Telah ada
dalam fatwa Syekh Allamah Muhammad bin Ibrohim Ali Syekh yang menunjukkan
terjerumusnya mereka ke dalam kesyirikan. Silahkan melihat Fatawa Ibnu
Ibrohim, 1/276, 109.

Dalam Fatawa Lajnah Daimah,
2/252 dan Ad-Durar Sinniyah, 1/74, “Sementara Abdul Wahab yang disebutkan
dalam pertanyaan, mungkin maksudnya adalah Syekh Muhammad bin Abdul Wahab
rahimahullah. Kalau kita ingin mengenalnya, maka kami tidak dapat orang yang
mengenalkannya seperti dia yang mengenalkan dirinya sendiri. Hal itu kalau
seseorang berbeda dari sisi sanjungan atau celaan. Maka dilihat perkataannya
dari tulisan dan buku-bukunya. Dan dilihat yang benar yang dinukil darinya.
Kemudian ditimbang hal itu semua dengan timbangan Kitab dan Sunah. Diantara
apa  yang dikatakan oleh Sykeh Muhammad bin Abdul Wahab rahimahullah
mengenalkan dirinya, “Saya beritahukan kepada anda semua sesungguhnya saya
–walillahil hamdu- keyakinan dan agamaku yang saya beragama karena Allah
adalah mazhab ahlus sunah wal jamaah yang diikuti para imam umat Islam.
Seperti imam empat dan pengikutnya sampai hari kiamat. Akan tetapi saya
jelaskan kepada manusia ikhlas beragama kerena Allah. Saya melarangnya
berdoa kepada para Nabi, orang mati dari kalangan orang sholeh dan lainnya.
Dan melarang menyekutukan beribadah kepada Allah dari menyembelih, nazar 
tawakal, sujud dan selain dari itu dari hak Allah yang tidak boleh
dipersekutuan baik Para Malaikat yang terdekat ataupun Nabi yang diutus. Dan
inilah dakwah yang diajak oleh para Rasul dari awal sampai akhir. Dan ini
yang dipegang ahlus sunah wal jamaah. Saya mempunyai kedudukan di desaku,
perkataanku didengar. Sebagian kepala (suku) mengingkarinya karena menyalahi
kebiasaan dimana mereka tumbuh. Begitu juga saya berkomitmen dibawah
tanganku untuk menegakkan shalat, mengeluarkan zakat dan kewajiban Allah
lainnya. Saya melarang mereka riba, minunam keras dan berbagai macam
kemungkaran.  Para pemimpin tidak mengingkari hal ini, aibnya karena hal ini
dianggap baik dalam pandangan orang awam. Sehingga celaan dan permusuhan
mereka terkait dengan apa yang diperintahkan dari ketauhidan, dan larangan
dari kesyirikan. Sehingga tercampur dalam pendangan orang awam bahwa
perbedaan ini yang ada dikalangan manusia. Sehingga fitnah semakin
membesar.” Selesai maksud darinya dinukil dari ‘Ad-Duraru As-Saniyah,
1/64-65, 79-80.

Orang yang adil ketika
melihat buku orang ini, diketahui dia termasuk orang yang mengajak kepada
Allah dengan ilmu. Dan beliau menanggung kesulitan dan kepayahan yang luar
bisa dalam rangka mengembalikan islam ke gambaran yang bersih dan jernih.
Yang telah banyak diganti pada masanya. Karena disebabkan menyalahi hawa
nafsu para pembesar dan orang yang mencelanya, sehingga beliau banyak
diserang dari kalangan awam dan perusuh agar mereka dapat menyelamatan dunia,
kedudukan dan kebiasaannya.

Saya mengajak kepada anda
wahai penanya, jangan menjadi orang yang ikut-ikutan bersandar kepada selain
anda dari apa yang anda dengar dan anda yakini. Akan tetapi mencari
kebenaran dan menolongnya siapapun yang mengatakannya. Saya mengajak anda
untuk menjauhi kebatilan dan kesalahan siapapun yang mengatakannya. Dari
sini, kalau sekiranya anda melihat salah satu kitab Syekh rahimahullah dan
saya anjurkan bagi anda (Kitabut Tauhid Alladzi Huwa Haqqullah ‘Alal ‘abid)
anda akan mengetahui kadar keilmuan Syekh. Dan sejauhmana urgensi dakwahnya
dan besarnya kesalahan dan tuduhan yang disematkan kepadanya.

Mungkin anda dapat merujuk
sebagian kesalahan yang dituduhkan kepada Syekh dan mengetahui jawabannya di
link berikut ini ‘Bahasa
Ingris
’ dan link ‘Bahasa
Arab

Yang lebih penting dari itu
semua, saya mengajak anda untuk mentadaburi Al-Quran dan Sunah. Dan bertanya
kepada ahli ilmu yang terpercaya dari apa yang masih tersisa permasalahan di
keduanya. Hati-hati mengikuti hawa nafsu yang berbeda-beda. Kesyirikan dalam
berbagai bentuknya. Kalau anda telah melaksanakan hal itu, maka anda tidak
perlu tahu apakah Syekh Muhammad bin Abdul Wahab rahimahullah benar atau
salah. Ketahuilah kehormatan umat Islam itu haram diperbincangkan dengan
cara meremehkannya meskipun perkataannya itu benar. Bagaimana kalau
perkataannya itu salah?

Semoga Allah memberikan
taufik kepada kami dan anda untuk mengikuti petunjuk dan agama yang benar,
dan memegang dengan gigi geraham sesuai dengan apa yang dicintai dan
diridhoi.

Wallahu a’lam.

Refrensi

Syeikh Muhammad Sholih Al-Munajid

at email

Langganan Layanan Surat

Ikut Dalam Daftar Berlangganan Email Agar Sampai Kepada Anda Berita Baru

phone

Aplikasi Islam Soal Jawab

Akses lebih cepat ke konten dan kemampuan menjelajah tanpa internet

download iosdownload android
at email

Langganan Layanan Surat

Ikut Dalam Daftar Berlangganan Email Agar Sampai Kepada Anda Berita Baru

phone

Aplikasi Islam Soal Jawab

Akses lebih cepat ke konten dan kemampuan menjelajah tanpa internet

download iosdownload android