Saya akan sangat berterima kasih kepada Anda bila Anda menjelaskan kepada saya perbedaan pokok kelompok-kelompok Islam padahal yang saya tahu Islam itu agama yang satu?
Kelompok-Kelompok Penganut Aqidah Yang Berbeda Di Kalangan Ummat Ini Semuanya Masuk Neraka Kecuali Satu.
Pertanyaan: 1393
Puji syukur bagi Allah, dan salam serta berkat atas Rasulullah dan keluarganya.
Jawaban dari pertanyaan Anda, wahai saudari penanya sangat panjang mungkin lebih pantas dijelaskan dalam sebuah buku bukan dalam mauqi’ (websites) seperti ini. Akan tetapi mungkin kita akan membicarakan di sini secara sepintas.
Sesungguhnya Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassalam dahulu telah mengabarkan kepada kita tentang akan berpecahnya ummat ini sebagaimana berpecahnya ummat-ummat sebelumnya seperti yang dijelaskan dalam hadits yang shahih dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu, dia berkata: telah berkata Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam :
“Yahudi telah berpecah belah kedalam 71 atau 72 golongan. Nasrani pun telah berpecah belah ke dalam 71 atau 72 golongan dan umatku akan berpecah menjadi 73 golongan.” (HR Abu Dawud di dalam Sunannya, bab As-Sunnah, Bab Syarhussunnah).
Dari Auf bin Malik, dia berkata bahwa Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda:
“Yahudi telah berpecah menjadi 71 golongan satu golongan di surga dan 70 golongan di neraka. Dan Nashara telah berpecah belah menjadi 72 golongan, 71 golongan di neraka dan satu di surga. Dan demi Allah yang jiwa Muhammad ada dalam tangan-Nya ummatku ini pasti akan berpecah belah menjadi 73 golongan satu golongan di surga dan 72 golongan di neraka.” Lalu beliau ditanya: “Wahai Rasulullah siapakah mereka ?” Beliau menjawab: “Al Jamaah.” (Sunan Ibnu Majah Soal 3982)
Dan yang dimaksud dengan Al Jamaah adalah jalan hidup yang telah ditelusuri oleh Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassalam dan para sahabatnya dalam hal aqidah dan amal.
Di antara golongan yang menisbatkan dirinya kepada Islam ada yang sesat di dalam bab tauhidullah dan asma serta sifat-Nya. Mereka berkata bahwa sesungguhnya semua yang ada adalah Allah atau bahwa Allah menyatu dalam diri makhluk, -Maha Tinggi Allah dari ucapan mereka- bahkan yang sebenarnya adalah bahwa Allah berada di atas langit, tegak (istawa) di atas Arsy-Nya dan terpisah dari makhluk-Nya.
Di antara golongan itu ada pula yang sesat dalam bab iman. Mereka mengeluarkan amal dari iman dan mengatakan bahwa iman tidak bertambah ataupun berkurang. Padahal yang benar adalah bahwa iman itu ucapan dan amalan, bertambah dengan ketaatan dan berkurang karena kemaksiatan.
Di antara mereka ada pula yang sesat dengan mengeluarkan orang yang melakukan dosa besar dari Islam (dianggap kafir-pent.) dan memvonisnya sebagai orang yang kekal di dalam neraka. Padahal yang benar, pelaku dosa besar -selain syirik dan kufur besar- tidak mengeluarkan mereka dari Islam.
Di antara mereka ada pula yang sesat dalam hal qadha’ dan qadar. Mereka mengatakan bahwa manusia dipaksa terhadap amal-amalnya. Padahal yang benar adalah bahwa manusia itu mempunyai kehendak dan keinginan, oleh karena itu dia akan dihisab dan akan memikul akibat dari perbuatannya.
Di antara mereka ada lagi yang sesat dalam bab Al-Quran. Mereka mengatakan bahwa Al-Quran adalah makhluk padahal yang benar Al-Quran itu Kalam Allah yang diturunkan dan bukan makhluk.
Di antara mereka ada pula yang sesat dalam bab sahabat. Mereka mengkafirkan para sahabat dan mencelanya padahal mereka adalah pada sahabat Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassalam yang mulia, orang-orang yang hidup ketika wahyu diturunkan di antara mereka, merekalah orang yang paling berilmu dan paling taat beribadah di kalangan ummat ini. Mereka berjihad di jalan Allah dengan sebenar-benarnya jihad dan Allah menolong dien ini dengan mereka dan Allah telah ridha kepada mereka.
Demikianlah semua golongan yang menyimpang dari Islam dan mengada-ada kebid’ahan dalam dienullah semuanya merasa bangga dengan apa yang ada pada mereka, mereka telah menelusuri jalan syetan yang menyimpang dari firman Allah:
“Dan sesungguhnya inilah jalanku yang lurus, maka ikutilah jalan ini dan janganlah kalian mengikuti jalan-jalan lain lalu kalian akan berpisah dari jalan-nya. Yang demikian itu Allah telah mewasiatkan kepadamu agar kalian bertaqwa.” (Al An’am 153)
Kita memohon kepada Allah agar Dia menjadikan kita dari kalangan Ahlus Sunnah yang selamat dari neraka dan memasukkan kita ke dalam surga beserta orang-orang yang mulia, Dan semoga shalawat dan salam tetap tercurah kepada Nabi kita Muhammad.
Refrensi:
Syeikh Muhammad Sholih Al-Munajid