Unduh
0 / 0
304918/05/2010

Pada Saat Mendidik Anak-Anak Dihadapkan Pada Pola Pendidikan Yang Tidak Sesuai Dengan Syariat Islam

Pertanyaan: 148086

Telah berlalu hubunganku dengan suamiku mendekati dua puluh tahun. Ketika aku bertemu dengannya pada saat itu aku belum menjadi seorang Muslimah baru kemudian setelah itu aku masuk Islam dengan selang waktu yang cukup lama, oleh sebab itu aku memiliki empat anak dari suamiku sebelum aku masuk Islam, bahkan sebelum aku menikah dengannya, pada saat itu hubungan kami dengan suamiku hanya sekedar persahabatan biasa, dan saya mendapat pengetahuan dari membaca meski sudah terlambat bahwasannya anak-anak yang dilahirkan di luar pernikahan mereka akan memiliki perangai dan perilaku yang buruk, apakah ini benar? Dan apa kiranya solusi yang bisa diberikan untuk merubah sekaligus memperbaiki kondisi semacam ini ?.

Lalu problematika yang kedua adalah : Sesungguhnya suamiku meskipun dia seorang Muslim akan tetapi dia termasuk orang yang tidak iltizam atau konsisten dengan ajaran agamanya, bahkan dia seorang pemabuk, satu perkara yang sangat mempengaruhi pola pendidikan dan perilaku anak-anak dan dampak yang sangat mencolok dari perilaku buruk suami adalah anak-anak tidak biasa dan enggan pergi untuk melaksanakan shalat jum’at padahal umur mereka telah memasuki enam belas tahun bahkan lebih, dan saya telah berusaha sekuat tenaga untuk mengarahkan mereka dan membiasakan kepada mereka dengan kebiasaan yang baik, akan tetapi seringkali saya mendapatkan kesulitan dalam hal itu, maka apa gerangan yang harus saya lakukan ?

Puji syukur bagi Allah, dan salam serta berkat atas Rasulullah dan keluarganya.

Anak yang dihasilkan dari perzinaan tidak ada
dosa baginya dan tidak ada karma atau keburukan yang melekat padanya meski
dia dilahirkan dari dosa perbuatan zina, dan terkait permasalahan baik dan
buruknya dalam perjalanan hidupnya itu semua kembali kepada banyak faktor
yang mempengaruhi dan yang terpenting adalah kebaikan dari pendidikan dan
tarbiyahnya, maka jika ia mendapatkan pendidikan yang baik dan ia tidak
mendapatkan penolakan atau dijelek-jelekkan oleh masyarakat di
sekelilingnya, maka ia akan menjadi anak yang istiqomah sebagaimana
anak-anak yang lain yang mendapatkan bimbingan dengan benar. 

Dan sesungguhnya mengapa seringkali kita
mendapati anak-anak dari hasil perzinaan tersebut menjadi tidak baik dan
melakukan hal-hal yang buruk, itu semua karena mereka tidak mendapatkan
perhatian dan bimbingan yang baik serta mereka juga mendapatkan penolakan
dan pengasingan dari orang-orang di sekelilingnya sehingga kemudian mereka
ditampung oleh orang-orang yang jahat dan buruk, padahal perkara pendidikan
dan tarbiyah itu membutuhkan kesabaran dan keuletan, betapa banyak keluarga
yang menghadapi banyak problematika pendidikan, terlebih lagi anak-anak yang
memasuki usia akil baligh, terutama apabila kedua orang tua tidak
memperdulikannya atau malah menjauhkannya dan menjadikan sang anak
menyimpang. 

Maka wasiat kami kepada anda, hendaknya anda
mengedepankan sikap sabar dan terus bersabar, dan hendaknya anda meliputi
anak-anak anda dengan kasih sayang dan kecintaan, memenuhi mereka dengan
suasana yang kondusif penuh kehangatan dan pendampingan yang kontinyu, dan
anda senantiasa memenuhi waktu-waktu senggang mereka dengan hal-hal yang
berfaedah dan mendekatkan hati mereka dengan masjid atau Islamic Center,
memotifasi mereka agar gemar membaca dan mendalami keilmuan, menguatkan
keimanan mereka dengan senantiasa menjaga dzikir kepada Allah dan membaca Al
Qur’an, dan mengoptimalkan waktu-waktu yang sangat dianjurkan melakukan
ketaatan di dalamnya; seperti bulan Ramadhan yang disertai dengan banyak
berdoa dan berserah diri di hadapan Allah Ta’ala agar Allah memberikan
hidayah kepada mereka dan memperbaiki perilaku dan kondisi mereka.  

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ( ثَلَاثُ دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابَاتٌ لَا شَكَّ
فِيهِنَّ : دَعْوَةُ الْمَظْلُومِ ، وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ ، وَدَعْوَةُ
الْوَالِدِ عَلَى وَلَدِهِ) .

رواه الترمذي ( 1905 ) وأبو داود ( 1563 ) وابن ماجه ( 3862 ) ،
وصححه الألباني في ” صحيح الترمذي
” .

قال العظيم آبادي رحمه الله : ” ( دعوة الوالد ) أي : لولده ،
أو عليه ، ولم يذكر الوالدة ؛ لأن حقها أكثر ، فدعاؤها أولى بالإجابة ” انتهى
من “عون المعبود” ( 4 / 276 ) .

Dari Abu Hurairah ia berkata : Rasulullah
Shallallahu Alihi Wasallam bersabda : ( Ada tiga macam jenis doa yang pasti
akan dikabulkan dan tidak ada keraguan lagi padanya, yaitu : Doa orang yang
sedang didzolimi, Doa orang yang sedang dalam Safar, dan Doa seorang ayah
kepada puteranya ). Diriwayatkan oleh At Turmudzi ( 1905 ), Abu Daud ( 1563
), Ibnu Majah ( 3862 ), dan dishahihkan oleh Al Albani dalam “ Shahih At
Turmudzi ”.

Al ‘Adzim Abady Rahimahullah berkata : “(
دعوة الوالد )
Doa seorang ayah, yaitu : kepada anaknya, dan
tidak disebutkan di sini doa seorang Ibu; karena sesungguhnya berbakti
kepada Ibu itu lebih banyak maka doa-doa yang dipanjatkan oleh seorang Ibu
akan lebih utama untuk dikabulkan ”. Diambil dari kitab “ ‘Aunul Ma’Bud ” (
4/ 276 ).

Dan sudah sepatutnya anda melakukan upaya
untuk kebaikan suami anda dan menjadikannya Istiqomah agar dia juga ikut
andil dalam memberikan arahan serta pendidikan kepada putera-puteri anda,
dan hendaklah perhatian terbesar kalian berdua yang harus kalian berikan
kepada putera-puteri kalian adalah kewajiban yang sangat agung yaitu Shalat,
karena Shalat merupakan tiang agama dan tidak ada nilainya Islam seseorang
jika ia meninggalkan Shalat.

Kami memohon kepada Allah Ta’ala agar anda
diberikan penyejuk mata dengan kesalehan, amal kebaikan dan keistiqomahan
mereka semua.

Wallahu A’lam.

Refrensi

Soal Jawab Tentang Islam

at email

Langganan Layanan Surat

Ikut Dalam Daftar Berlangganan Email Agar Sampai Kepada Anda Berita Baru

phone

Aplikasi Islam Soal Jawab

Akses lebih cepat ke konten dan kemampuan menjelajah tanpa internet

download iosdownload android