0 / 0

Apakah Perahu Nuh <i>‘Alaihi Salam</i> telah Ditemukan

Pertanyaan: 1485

Saya mendengar bahwa perahu Nuh ‘Alaihi Salam telah ditemukan beberapa
tahun yang lalu. Apakah ini benar?

Teks Jawaban

Puji syukur bagi Allah, dan salam serta berkat atas Rasulullah dan keluarganya.

, segala puji bagi Allah.
Allah Ta’ala berfirman:

“Sebelum mereka, telah mendustakan pula kaum Nuh, maka mereka mendustakan hamba Kami (Nuh) dan mengatakan: “Dia seorang gila dan dia sudah pernah diberi ancaman”. Maka dia (Nuh) mengadu kepada Tuhannya: “bahwasanya aku ini adalah orang yang dikalahkan, oleh sebab itu tolonglah (aku)”. Maka Kami bukakan pintu-pintu langit dengan (menurunkan) air yang tercurah. Dan Kami jadikan bumi memancarkan mata air-mata air, maka bertemulah air-air itu untuk satu urusan yang sungguh telah ditetapkan. Dan Kami angkut Nuh ke atas (bahtera) yang terbuat dari papan dan paku. Yang berlayar dengan pandangan mata Kami sebagai balasan bagi orang-orang yang diingkari (Nuh). Dan sesungguhnya telah Kami tinggalkan kapal itu sebagai tanda, maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran?” (Q.S. Al-Qamar: 9-15)

Ibnu Katsir berkata ketika menafsirkan ayat ini: “Dan sesungguhnya Kami tinggalkan dia sebagai tanda,”
maksudnya sebagai pelajaran. Menurut pendapat lain, maksudnya adalah perahu yang Allah tinggalkan sebagai tanda bagi orang setelah kaum Nuh agar mereka mengambil pelajaran dari hal itu sehingga tidak mendustakan para Rasul. Berkata Qatadah: “Allah meninggalkan perahu itu di Baqardi di negeri Jazirah (satu tempat di negeri Iraq) sebagai pelajaran dan tanda sehingga bisa dilihat oleh generasi awal dari ummat ini. Betapa banyaknya perahu selain perahu ini, tetapi kemudian hancur menjadi abu.”
Yang jelas bahwa yang dimaksud dengan penjelasan ini adalah sejenis perahu itu.
Sebagaimana firman Allah:

“Dan satu tanda bagi mereka bahwa Kami membawa keturunan mereka dalam perahu yang sarat muatan. Dan Kami ciptakan bagi mereka yang akan mereka tumpangi seperti perahu itu.” (Q.S. Yaasiin: 41-42)

Dan dalam ayat lain,

“Sesungguhnya kami, ketika air telah naik (sampai ke gunung) kami bawa (nenek moyang) kalian ke dalam bahtera. Agar kami jadikan peristiwa itu sebagai peringatan bagi kamu dan agar diperhatikan oleh telinga yang mau mendengar.” (Q.S. Al-Haaqqah: 11-12)

Oleh karena itu, Allah mengatakan di sini

“adakah orang yang mau mengambil pelajaran”.

Ucapan Ibnu Katsir dalam menafsirkan ayat “Dan kami tinggalkan dia ” mencakup tiga makna:
Pertama, maksudnya adalah Kami tinggalkan kisah ini sebagai pejaran bagi orang setelahnya.
Kedua, maksudnya Kami tinggalkan perahu Nuh agar dilihat oleh ummat setelahnya agar mereka mengambil pelajaran dari diselamatkannya orang-orang mukmin oleh Allah dan dihancurkannya orang-orang kafir.
Ketiga, maksudnya adalah Kami tinggalkan sejenis perahu tersebut di bumi dan Kami beritahukan kepada manusia agar mereka mengambil pelajaran dari nikmat Allah kepada mereka dan bagaimana Allah membiarkan hidup keturunan Nuh dan orang mukmin setelah diselamatkan dengan perahu yang ada dan dikenal ini. Berdasarkan itu semua maka tidaklah menyimpang dari syariat atau akal ditemukannya perahu Nuh agar dilihat oleh generasi manusia setelah Nuh agar menjadi tanda dan pelajaran bagi mereka. Akan tetapi perkara tentang apakah perahu yang ditemukan ini adalah perahu Nuh, maka hal ini tidaklah berarti bahwa setiap orang yang menemukan perahu lama lalu dianggap perahu Nuh yang harus dipercaya pengakuannya. Wallahu a’lam.

Refrensi

Syeikh Muhammad Sholih Al-Munajid

at email

Langganan Layanan Surat

Ikut Dalam Daftar Berlangganan Email Agar Sampai Kepada Anda Berita Baru

phone

Aplikasi Islam Soal Jawab

Akses lebih cepat ke konten dan kemampuan menjelajah tanpa internet

download iosdownload android