Unduh
0 / 0

Keluar Dari Mina Untuk Nafar Awal, Akan Tetapi Dia Belum Thawaf Wada Kecuali Pada Hari Kedua. Apa Hukumny?

Pertanyaan: 195191

Saya punya dua pertanyaan;

Pertama, saya menunaikan haji pada tahun lalu, setelah melontar jumrah di hari tanggal 12 Zulhijah pada waktu zuhur, saya menuju Masjidilharam dengan niat nafar awal. Akan tetapi saya tidak melakukan thawaf wada, kecuali pada hari tanggal ke 13 waktu zuhur.

Kedua: Saya menggundul kepala saya sebelum Menyembelih hayu pada hari Nahr (Idul Adha, tanggal 10 Zulhijah).

Apakah saya berdosa pada kedua kondisi tersebut?

Puji syukur bagi Allah, dan salam serta berkat atas Rasulullah dan keluarganya.

Pertama:

Standar dalam
masalah nafar awal adalah keluarnya jamaah haji dari Mina sebelum matahari
terbenam tanggal 12 Zulhijah. Jika dia keluar pada waktu tersebut, maka
tidak mengapa baginya melakukan thawaf wada pada hari berikutnya. 

Kedua:

Tidak mengapa,
insya Allah, mendahulukan menggundul rambut atas Menyembelih hadyu pada hari
Nahr, khususnya pada orang yang memang sudah mengalami demikian dan tidak
bertanya soal keringanan sebelumnya.

Imam Bukhari
telah meriwayatkan (124) dari Abdullah bin Amr radhiallahu anhuma, dia
berkata, “Aku melihat Nabi shallallahu alaihi wa sallam di jamarat, beliau
sedang ditanya-tanya. Seseorang bertanya kepadanya, ‘Ya Rasulullah, saya
Menyembelih sebelum melontar?’ Beliau berkata, ‘Melontarlah, tidak mengapa.’
Yang lain bertanya, ‘Ya Rasulullah, saya menggundul kepala sebelum
Menyembelih.’ Beliau berkata, ‘Sembelihlah, tidak mengapa.’ Tidaklah beliau
ditanya tentang sesuatu yang dimajukan atau diakhirkan kecuali beliau
berkata, ‘Lakukan, tidak mengapa.”

Syekh Ibnu
Utsaimin rahimahullah, “Di antara pelajaran dalam ayat,

وَلا تَحْلِقُوا رُؤُوسَكُمْ حَتَّى يَبْلُغَ الْهَدْيُ
مَحِلَّهُ

“Dan jangan kamu mencukur kepalamu, sebelum korban sampai di
tempat penyembelihannya.” SQ. Al-Baqarah: 196

Menunjukkan
tidak bolehnya menggundul sebelum Menyembelih, berdasarkan firman Allah
Taala,

حتى يبلغ الهدي محله

“Sebelum korban sampai di tempat penyembelihannya.” SQ. Al-Baqarah:
196

Banyak ulama
yang mengambil pendapat ini seraya berdalil dengan sabda Nabi shallallahu
alaihi wa sallam,

إني لبدت رأسي وقلدت هديي ، فلا أحل حتى أنحر

“Sungguh aku
telah ikat kepalaku dan kalungkan hadyuku, maka aku tidak tahallul sebelu
menyembelihnya.”

Mereka yang
berpendapat demikian mengambil zahirnya ayat dan perbuatan Rasulullah
shallallahu alaihi wa sallam yang mengatakan, “Aku tidak tahallul sebelum
menyembelihnya.” 

Akan tetapi
banyak hadits-hadits yang menunjukkan dibolehkannya mendahului dan
mengakhirkan (masing-masing amalan haji pada tanggal 10 Zulhijah) sebagai
bentuk kemudahan bagi umat. Karena Nabi shallallahu alaihi wa sallam saat
ditanya pada hari Id tentang mendahulukan atau menunda sebuah amalan, maka
setiap kali ditanya tentang hal itu, beliau bersabda, ‘Lakukan, tidak
mengapa.” (Tafsir Al-Quran, Syekh Ibnu Utsaimin)

Sebagai
tambahan, silakan lihat jawaban soal no. 106586.

Berdasrkan hal
tersebut, maka haji anda sah dan anda tidak memiliki kewajiban apa-apa.

Wallahu a’lam.

Refrensi

Soal Jawab Tentang Islam

at email

Langganan Layanan Surat

Ikut Dalam Daftar Berlangganan Email Agar Sampai Kepada Anda Berita Baru

phone

Aplikasi Islam Soal Jawab

Akses lebih cepat ke konten dan kemampuan menjelajah tanpa internet

download iosdownload android