Saya menonton di televise, banyaknya musibah dan bencana yang menimpa umat Islam, di Falestina luka yang menganga, di Checnya tubuh kita tercabik-cabik, di Afgahnistan rumah-rumah kami dihancurkan, di Fhilipina di Kasymir … dan sekarang di Iraq. Besok wallahu’alam Negara mana lagi yang akan mendapat giliran bencara. Apakah bencana-bencana dan musibah-musibah yang kita lihat adalah merupkan kebaikan atau kejelekan ??
Faedah Bencana
Pertanyaan: 21631
Puji syukur bagi Allah, dan salam serta berkat atas Rasulullah dan keluarganya.
Segala puji hanya milik Allah semata,
Allah menciptakan berbagai macam musibah dan sakit terkandung hikmah yang tidak kita ketahui ilmunya melainkan Allah semata. Diantara yang Allah beritahukan kepada kita hikmah tersebut adalah :
1- Bahwa musibah-musibah tersebut adalah sebagai ujian kesabaran orang-orang beriman. Allah berfirman : ” Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: “Bilakah datangnya pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat “. Al-Baqarah : 214.
2- Sebagai bukti akan lemahnya manusia dan perasaan membutuhkan kepada Tuhan-Nya. Dan tidak ada kemenangan kecuali dengan merasa membutuhkan diri kepada Tuhan-Nya
3- Berbagai macam musibah sebagai penghapus dosa dan mengangkat derajat. Rasulullah sallallahu’alaihi wasalam bersabda : ” Tidaklah sesuataupun yang menimpa orang mukmin, sampai duri yang menancapnya kecuali Allah catat baginya kebaikan dan dihilangkan kejelekan ” Riwayat Muslim no : 2572. dan Hadits dari Abu Hurairoh radhiallah ‘anhu berkata : Rasulullah sallallahu’alaihi wasallam bersabda : ” Bencana akan senantiasa menimpa kepada orang mukmin laki-laki dan perempuan, anaknya dan hartanya sampai nanti ketika bertemu dengan Allah tidak ada sama sekali kesalahannya ” HR. Turmudzi no : 2399 dan di Shohehkan Syekh Al-Bany dalam kitab ” Sissilah Shohehah no 2280. Dari Jabir beliau berkata : Rasulullah sallallahu’alaihi wasallam bersabda : ” Orang-orang yang sehat di hari kiamat nanti berharap kulitnya digunting dengan gunting ketika melihat orang-orang yang sakit mendapatkan pahala. HR. Turmudzi no : 2402. lihat Silsilah As-Shohehah no : 2206
4- Diantara hikmah-hikmah musibah adalah agar tidak terlalu condong terhadap dunia. Kalau sekiranya tidak ada musibah, maka kebanyakan orang akan lebih mencintainya sehingga dia lalai urusan akhirat. Akan tetapi dengan adanya musibah seseorang jadi bangkit dari kelalaiannya sehingga dia bisa beramal untuk hari depan yang tidak ada musibah dan cobaan-cobaan ( Akhirat )
5- Diantara hikmah yang besar adalah sebagai peringatan bagi yang lalai dalam beberapa urusan sehingga dia masih ada kesempatan untuk melakukan perbaikan. Peringatan ini seperti peringatan yang diberikan kepada pegawai atau murid yang malas. Tujuannya agar dia bisa memperbaiki. Kalau dia lakukan maka itu yang diinginkan, tapi kalau dia tidak memperbaiki maka dia berhak untuk mendapatkan hukuman. Diantara dalilnya adalah firman Allah : ” Dan sesungguhnya Kami telah mengutus (rasul-rasul) kepada umat-umat yang sebelum kamu, kemudian Kami siksa mereka dengan (menimpakan) kesengsaraan dan kemelaratan, supaya mereka memohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri. Maka mengapa mereka tidak memohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri ketika datang siksaan Kami kepada mereka, bahkan hati mereka telah menjadi keras, dan syaitanpun menampakkan kepada mereka kebagusan apa yang selalu mereka kerjakan “. ( Al-An’Am 42 – 43 ). Diatara hikmah yang telah terjadi dari musibah tersebut adalah sebagai ganjaran bagi yang telah mendapatkan peringatan akan tetapi tidak bisa mengambil manfaat dan tidak juga berubah kebiasaannya bahkan terus melakukan dosa. Allah berfirman : “ Maka Kami hancurkan dikarenakan dosa-dosa mereka “. Firman Allah : “Dan sesungguhnya Kami telah membinasakan umat-umat sebelum kamu, ketika mereka berbuat kedzaliman, padahal rasul-rasul mereka telah datang kepada mereka dengan membawa keterangan-keterangan yang nyata, tetapi mereka sekali-kali tidak hendak beriman. Demikianlah Kami memberi pembalasan kepada orang-orang yang berbuat dosa “. Firman Allah lainnya : “Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya mentaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kamihancurkan negeri itu sehancur-hancurnya”. Al-Isro’ : 16. Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata : ” Kadangkala rasa sedih yang ada pada seseorang mendapatkan pahala dan pujian, maka hal tersebut terpuji dari sisi sini buka dari sisi kesedihannya. Seperti sedih terhadap musibah yang terjadi pada agamanya dan kepada umat Islam secara umum. Hal ini akan mendapatkan pahala apa yang ada dalam hatinya karena kecintaan pada kebaikan dan ketidak sukaan pada kejelekan dan yang semisalnya. Akan tetapi kalau kesedihan tesebut sampai berakibat meninggalkan perintah, seperti perintah untuk bersabar, berjihad, mendatangkan kebaikan dan menghindari kejelekan. Maka hal ini dilarang. Kalau tidak, orangnya akan diperhitungkan dan diangkat dosanya. Maka pahamilah ini wahai orang yang ingin Allah merubah kondisinya tanpa ada amalan dari anda dan orang yang semisal anda
6- Dan sesungguhnya Kami telah mengutus (rasul-rasul) kepada umat-umat yang sebelum kamu, kemudian Kami siksa mereka dengan (menimpakan) kesengsaraan dan kemelaratan, supaya mereka memohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri “. Al-An’am : 42. Syekh As-Sa’di berkata : ” Sungguh Kami telah mengutus kepada umat-umat sebelum kamu dari umat-umat terdahulu mereka mengingkari para Rasul Kami dari Ayat-ayaat Kami. Maka Kami timpakan kepada mereka kemiskinan, penyakit. Musibah sebaagi rahmat dari Kami untuk mereka. Agar mereka kembali kepada Kami ketika ditimpah bencana. Dan Firman Allah : ” Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar) “. Yaitu Nampak kerusakan di darat dan laut, kerusakan kehidupannya dan kekurangan serta terjadi berbagai macam bencana. Musibah penyakit yang menimpa manusia atau yang lainnya. Hal tersebut dikarenakan ulah tangan manusia yang merusak lingkungan sekitarnya. Ayat yang menyebutkan Agar merasakan akibat dari sebagian apa yang mereka lakukan yakni agar mereka mengetahui balasan dari pekerjaan mereka sebagai contoh balasan pekejaannya di dunia. Supaya mereka kembali dari akibat ulah tangan mereka yang merusak agar kembali baik keadaan dan bagus urusannya. Maha Suci Allah yang telah memberikan cobaan dan balasan dengan hikmah yang terkandung didalamnya. Karena kalau sekiranya semua ulah tangan manusia diadzab, maka tidak akan tersisa sedikitpun di atas bumi.
7- Beribadah ketika ditimpa musibah dan cobaan ada perasaan tersendiri dan pahala secara khusus. Dari Ma’qal bin Yasar Sesungguhnya Nabi Sallallahu’alahi wasallam bersabda : ” Beribadah ketika ada musibah bagaikan Hijrah kepadaku ” HR. Muslim ( 2948 ). Imam Nawawi berkata : maksud dari Hadits (Beribadah ketika ada musibah bagaikan Hijrah kepadaku ) adalah ketika terjadi fitnah dan bercampur bawurnya urusan manusia. Sebab kelebihan beribadah pada kondisi seperti ini adalah karena orang-orang pada lalai dan melalaikannya, tidak ada yang menfokuskan untuk beribadah melainkan sedikit saja. Al-Qurtuby berkata : ” Fitnah dan kesusahan yang menyulitkan akan terjadi, agar urusan agama lebih ringan dan sedikit orang yang memperhatikannya. Sehingga tidak ada orang yang memperhatikan kecuali masalah dunianya semata dan kehidupan kesehariannya. Oleh karena itu pahala ibadah waktu kesulitan dan fitnah besar sekali sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Muslim dari Ma’qal bin Yasar marfuan ” Beribadah ketika ada musibah bagaikan Hijrah kepadaku “.
8- Kenikmatan yang diperoleh setelah mendapatkan musibah terasa berbeda dan mempunyai nilai tinggi dihadapan manusia. Sehingga dia merasakan kenikmatan yang Allah berikan kepadanya berupa kesehatan dan menggunakan dengan sebaik-baiknya. Dan diantara faidah musibah adalah mengingatkan manusia nilai nikmat tersebut. Karena manusia dikala diberi kenikmatan mata – sebagai contoh – dia bisa melihat dengan sempurna. Kalau sekiranya suatu waktu dia terserang kebutaan dalam waktu tertentu kemudian dia bisa melihat lagi, maka akan terasa nikmatnya mata. Kadangkala kenikmatan yang terus menerus kita rasakan terkadang melalaikan manusia sehingga dia tidak bisa mensyukurinya. Kalau sekiranya dicabut nikmat tersebut kemudian dikembalikan lagi akan ada perasan syukur pada dirinya. Bahkan musibah-musibah yang menimpa manusia mengingatkan pada orang tersebut dengan nikmat-nikmat yang lainnya. Ketika dia melihat orang gila, terasakan nikmat orang berakal, ketika melihat orang sakit tarasakan nikmat kesehatan, ketika melihat orang kafit yang bergelimang dengan keduniawian bagaikan hewan terasa nikmat keimanan, kalau melihat orang bodoh, terasa nikmatnya mempunyai ilmu. Perasaan semacam ini bisa dirasakan bagi yang mempunyai hati terbuka dan sadar. Sementara orang yang hatinya tertutup, mereka tidak bisa mensyukurinya bahkan sombong terhadap nikmat-nikmat ini.
9- Faedah musibah juga bisa mengingatkan manusia dari kelalaian, sehingga seorang hamba bisa teringat akan kekurangan yang selama ini dia lakukan kepada hak Allah, sehingga tidak merasa dirinya sempurna yang menyebabkan kerasnya hati dan lupa diri. Allah berfirman : ” Maka mengapa mereka tidak memohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri ketika datang siksaan Kami kepada mereka, bahkan hati mereka telah menjadi keras, dan syaitanpun menampakkan kepada mereka kebagusan apa yang selalu mereka kerjakan “. Al-An’am : 43.
10- Diantara hikmah cobaan dan musibah adalah sebagai filter penyaring. Dengan adanya musibah dan bencana agar mengetahui hakekat manusia. Membedakan antara yang baik dengan yang jelek, orang jujur dengan pendusta, orang mukmin dengan orang munafik. Allah berfirman berkaitan dengan perang Uhud dengan kondisi cobaan umat islam waktu itu, menjelaskan hikmah dibalik semua cobaan : ” Allah sekali-kali tidak akan membiarkan orang-orang yang beriman dalam keadaan kamu sekarang ini, sehingga Dia menyisihkan yang buruk (munafik) dari yang baik (mukmin) “. Sehingga terkuak hakekatnya :
Untaian terima kasih pada Allah semua cobaan pada kebaikan meskipun sampai menelan ludahku
Rasa syukurku terhadapnya karena saya mengetahui mana musuhku dan mana temanku
11- Agar umat Islam bisa memberikan bantuan kepada saudaranya yang ditimpa musibah dan bencana sehingga mereka mendapatkan pahala. Sebagaimana sabda Rasulullah sallallahu’alaihi wasallam : ” Perumpamaan orang-orang mukmin dalam kecintaan, saling kasih sayang dan saling sepenanggungan bagaikan satu tubuh. Jikalau sebagian merasakan sakit, maka seluruh tubuhnya akan merasakan panas dingin dan tidak bisa tidur ” diriwayatkan oleh Bukhori ( 6011 ) Muslim ( 2586 ) dan berkata : ” Tidak sempurna keimanan seorang muslim sampai dia mencintai saudaranya seperti mencintai dirinya sendiri ” HR. Bukhori ( 13 ) Muslim ( 45 )
12- Dalam bencana dan peperangan terlihat dampak sebenarnya dari firman Allah ; ” Dan tolong-menolongkah kalian dalam kebaikan dan ketakwaan “. Dan diantara gambaran saling tolong menolong dalam dakwah dan agama adalah Jihad di jalan Allah terhadap orang kafir dan munafik. Keikut sertaan penjuru dakwah islam dalam perang melawan ahli kafir dan kesesatan. Dan mempersiapkan berbagai perbekalan, baik dana, senjata untuk berjuang di jalan Allah. Diantara gambaran kerja sama dalam menolong agama yang terjadi waktu zaman Nabi sallallahu’alaihi wasallam adalah kerjasama membunuh orang yang mengaku sebagai Nabi, membunuh dedengkot ahli syirik dan orang-orang yang keluar dari agama ( murtad ) diantaranya juga orang-orang yang mencaci maki Nabi Muhammad sallallahu’alaihi wasallam
Refrensi:
Soal Jawab Tentang Islam