Unduh
0 / 0
2476618/10/2016

Urgensi Tafakur Dan Intropeksi Diri

Pertanyaan: 248273

Akhir-akhir ini saya mulai merenung setiap malam setelah shalat isya, dimana saya duduk dalam ketenangan dan menfokuskan dengan cara pernafasan dan memikirkan kemaksiatan yang telah saya lakukan dan amalan sholeh yang telah saya lakukan, kemudian saya fokus masa depan dan apa yang seharusnya saya lakukan untuk menggapai reda Allah.

Di sini ada mirip kebiasaan sufiyah seperti muroqobah (merasa diawasi Allah) dan muhasabah (intropeksi diri), padahal saya menyandarkan prilakuku ini dari perkataan Umar bin Khottob radhiallahu anhu “Hitunglah (hisablah) diri anda semua sebelum nanti dihisab.” Apakah zikir semacam ini yang diam dan merenung termasuk bid’ah? Apakah prilaku ini menyalahi Qur’an dan Sunah? Bagaimana cara saya merenung dalam kehidupanku dengan cara tidak menyalahi syareat? Terima kasih

Puji syukur bagi Allah, dan salam serta berkat atas Rasulullah dan keluarganya.

Tafakur terhadap ayat
kauniyah (alam semesta) dan Syariyyah (Quran dan Hadits) termasuk ibadah nan
agung yang dianjurkan dalam Al-Qur’an.

Allah Ta’ala berfirman:

الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَى
جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا
مَا خَلَقْتَ هَذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ (سورة آل
عمران: 191)

“(yaitu)
orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan
berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya
berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia,
Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS. Ali Imron:
191)

Allah subhanahu juga
berfirman:

اللَّهُ الَّذِي رَفَعَ السَّمَاوَاتِ بِغَيْرِ عَمَدٍ
تَرَوْنَهَا ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ
كُلٌّ يَجْرِي لِأَجَلٍ مُسَمًّى يُدَبِّرُ الْأَمْرَ يُفَصِّلُ الْآيَاتِ
لَعَلَّكُمْ بِلِقَاءِ رَبِّكُمْ تُوقِنُونَ * وَهُوَ الَّذِي مَدَّ الْأَرْضَ
وَجَعَلَ فِيهَا رَوَاسِيَ وَأَنْهَارًا وَمِنْ كُلِّ الثَّمَرَاتِ جَعَلَ
فِيهَا زَوْجَيْنِ اثْنَيْنِ يُغْشِي اللَّيْلَ النَّهَارَ إِنَّ فِي ذَلِكَ
لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ(سورة الرعد: 2-3)

“Allah-lah Yang meninggikan
langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di
atas ‘Arasy, dan menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing beredar
hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan (makhluk-Nya),
menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya), supaya kamu meyakini pertemuan (mu)
dengan Tuhanmu. Dan Dia-lah Tuhan yang membentangkan bumi dan menjadikan
gunung-gunung dan sungai-sungai padanya. Dan menjadikan padanya semua
buah-buahan berpasang-pasangan, Allah menutupkan malam kepada siang.
Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah)
bagi kaum yang memikirkan.” (QS. Ar-Ra’du: 2-3)

Allah juga berfirman, “Allah-lah
yang menundukkan lautan untukmu supaya kapal-kapal dapat berlayar padanya
dengan seizin-Nya dan supaya kamu dapat mencari karunia -Nya dan
mudah-mudahan kamu bersyukur. Dan Dia telah menundukkan untukmu apa yang di
langit dan apa yang di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda
(kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir.” (QS. Al-Jatsiyah: 12-13)

Tafakur ini terkait dengan
ayat kauniyah seperti langit, bumi, gunung dan lautan. Termasuk juga tafakur
terhadap diri, pembentukan dan penciptaannya. Sebagaimana firman Allah
Ta’ala, “dan (juga) pada dirimu
sendiri. Maka apakah kamu tidak memperhatikan?” QS. Ad-Dzariyat: 21.

Sementara tafakur pada ayat
syariyyah, diantaranya Firman-Nya ta’ala:

كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِيَدَّبَّرُوا
آيَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُولُو الْأَلْبَابِ (سورة ص: 29)

“Ini
adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya
mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang
yang mempunyai fikiran.” (QS. Shaad: 29)

Di antara tafakur adalah
melihat dari apa yang telah dipersembahkan seseorang berupa amalan. Alqur’an
telah memberikan arahan terkait dengan ini dengan Firman-Nya:

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ
نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا
تَعْمَلُونَ (سورة الحشر: 18)

“Hai
orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri
memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan
bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan.” (QS. Al-Hasr: 18)

Dalam msalah introspeksi ini
ada atsar dari Umar radhiallahuanhu yang terkenal,

حَاسِبُوا أَنْفُسَكُمْ قَبْلَ أَنْ تُحَاسَبُوا ، وَزِنُوا
أَنْفُسَكُمْ قَبْلَ أَنْ تُوزَنُوا ، فَإِنَّهُ أَهْوَنُ عَلَيْكُمْ فِي
الْحِسَابِ غَدًا ، أَنْ تُحَاسِبُوا أَنْفُسَكُمُ الْيَوْمَ ، وَتَزَيَّنُوا
لِلْعَرْضِ الأَكْبَرِ، يَوْمَئِذٍ تُعْرَضُونَ لا تَخْفَى مِنْكُمْ خَافِيَة

(رواه ابن أبي الدنيا في “محاسبة النفس، ص22 ، وأحمد في الزهد،
ص 120)

“Hisablah dirimu semua
sebelum (nanti) dihisab. Dan timbanglah diri kamu semua sebelum (nanti)
ditimbang. Karena nanti hisabmu akan lebih mudah jika engkau evaluasi dirimu
sekarang. Dan hiaslah dirimu untuk pertemuan akbar (besar). Di hari akan
ditampakkan semua dari kamu dan tidak ada yang tersembunyi.” (HR. Ibnu Abi
Dunya di Muhasabatun Nafsi, hal. 22. Ahmad di ‘Zuhud, hal. 120. Abu Nu’aim
di ‘Hilyah, (1/52). Dilemahkan oleh Al-Albany dalam Silsilah Adh-Dhaifah,
no. 1201. Abu Ishq huwaini di ‘Takhrij Litafsir Ibnu Katsir, (1/478) dan
menomentari, sanad ini para perowinya terpercaya akan tetapi terputus antara
Tsabit bin Hajjaj dan Umar bin Khottob tidak mendapatkannya)

Intropeksi (muhasabah) ini
diperlukan sebelum beramal, saat beramal dan setelahnya dan pada setiap
waktu. Ibnu Qudamah rahimahullah mengatakan, “Maqam ketiga, muhasabah
sebelum beramal.

Allah Ta’ala berfirman,

“Hai
orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri
memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat).” (QS.
A-Hasr: 18)

Ini mengisyaratkan muhasabah
setelah beramal, oleh karena itu Umar radhiallahu anhu mengatakan, “Hisablah
diri kamu semua sebelum nanti dihisab.”

Al-Hasan mengatakan, “Seorang
mukmin itu pemimpin untuk dirinya, dan muhasabah pada dirinya.” Dan
mengatakan, “Sesungguhnya orang mukmin sangat mengagumkan terhadap sesuatu,
seraya mengatakan, “Demi Allah sesungguhnya saya menginginkan kepadamu dari
keperluanku. Akan tetapi demi Allah, tidak ada cara menujumu. Jauh sekali
ada yang menghalangi antara diriku dan dirimu. Dan lalai pada sesuatu
sehingga kembali ke dirinya. Maka mengatakan, “Saya tidak menginginkan ini,
apa diriku dengan ini? Demi Allah saya tidak akan kembali ke ini selamanya
insyaallah.

Sesungguhnya seorang mukmin
suatu kaum dikuatkan dengan Quran, yang dapat menghalangi antara mereka dan
kebinasaannya. Sesungguhnya orang mukmin itu penjara di dunia, berusaha
untuk membebaskan dirinya. Tidak aman dari sesuatu sampai bertemu dengan
Allah Azza Wajalla. Dia mengetahui akan diminta pertanggung jawaban dari
pendengaran, penglihatan, lisan dan seluruh anggota badannya, semuanya akan
dimintai pertanggung jawaban.

Ketahuilah, seorang hamba
seyogyanya mempunyai waktu di awal siang untuk menetapkan target-target pada
dirinya, lalu seyogyanya mempunyai waktu di akhir siang untuk menilai
dirinya. Intropeksi pada semua yang telah dilakukan. Sebagaimana yang
dilakukan oleh para pedagang di dunia dengan mitra usahanya di akhir tahun
atau bulan atau hari.

Maksud muhasabah adalah
melihat modal utama, keuntungan dan kerugiannya agar dapat diketahui ada
tambahan dari pengurangan. Maka modal utama dalam agamanya adalah
kewajiban-kewajiban. Keuntungannya adalah sunah dan keutamaan. Sementara
kerugiannya adalah kemaksiatan.

Maka pertama kali yang
dihitung (muhasabah) adalah yang wajib. Jika terjerumus dalam kemaksiatan,
maka hadirkan kesadaran agar dapat mengganti apa yang telah diabaikan.
Diriwayatkan, dahulu Taubah bin Somah di Riqoh, biasa melakukan intropeksi
diri, ketika intropeksi suatu hari, didapati dia sudah berumur 60 tahun.
Kemudian dihisab hari-harinya, ternyata 21.500 hari dan dia berteriak seraya
mengatakan, “Aduh celaka !! Malik telah mencatat 21.500 dosa!! Bagaimana
pada setiap hari ada 10.000 dosa !! kemudian beliau tersungkur pingsan,
ternyata beliau meninggal dunia. Orang-orang pada mendengar ada
ucapan,”Wahai dia sedang berlari menuju ke Firdaus A’la!!”

Begitulah seyogyanya seorang
hamba menghisab dirinya pada setiap desahan nafasnya. Dari kemaksiatan hati
dan anggota tubuh setiap jam. Karena sesungguhnya seseorang kalau dilempar
batu ke rumahnya setiap kemaksiatan yang dilakukan, pasti akan penuh
rumahnya dalam waktu singkat. Akan tetapi manusia biasanya menganggap remeh
kemaksiatan sementara, padahal dia telah tercatat (Allah telah menghitungnya
dan dia lalai).” (Mukhtasor Minhaj Qosidin, hal. 373.

Dari sini anda mengetahui
bahwa apa yang anda lakukan dari tafakur dari kemaksiatan yang telah anda
lakukan, dan ketaatan yang telah anda persembahkan. Dan keinginan kuat untuk
melakukan amalan ke depan. Semuanya itu urusan yang terpuji dan dianjurkan.
Ia termasuk tafakur dan merenung termasuk intropeksi bukan bid’ah dan tidak
ada masalah meskipun orang sufi atau lainnya melakukannya.

Yang terpenting adalah
merenung dan tafakur dapat mendorong penambahan semangat dalam ketaatan,
baik dalam beramal. Bukan menuju keputus asaan  dan kemalasan.

Seyogyanya anda mengetahui
bahwa taubat, merenung, mengawasi diri dan muhasabah tidak harus melakukan
ritual khusus, tidak juga latihan pernafasan, juga tidak dengan program
khusus. Tidak mengharuskan pada waktu khusus siang atau malam. Bahkan kapan
saja seorang hamba memungkinkan untuk menyendiri dengan Tuhannya,
mengumpulkan hatinya dan bermunajat (kepadaNya). Ini adalah waktu beribadah
dan semisalnya.

Meskipun pada sebagian waktu
atau keutamaan, akan tetapi hal itu dengan pengkhususan dari pembuat syareat
seperti tengah malam akhir dan semisalnya.

Wallahu a’lam.

Refrensi

Soal Jawab Tentang Islam

at email

Langganan Layanan Surat

Ikut Dalam Daftar Berlangganan Email Agar Sampai Kepada Anda Berita Baru

phone

Aplikasi Islam Soal Jawab

Akses lebih cepat ke konten dan kemampuan menjelajah tanpa internet

download iosdownload android