Puji syukur bagi Allah, dan salam serta berkat atas Rasulullah dan keluarganya.
Pertama:
Allah –Ta’ala- berfirman:
وَتِلْكَ الْجَنَّةُ الَّتِي أُورِثْتُمُوهَا بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ لَكُمْ فِيهَا فَاكِهَةٌ كَثِيرَةٌ مِنْهَا تَأْكُلُونَ
الزخرف/ 73
“Dan itulah surga yang diwariskan kepada kamu disebabkan amal-amal yang dahulu kamu kerjakan. Di dalam surga itu ada buah-buahan yang banyak untukmu yang sebahagiannya kamu makan”. (QS. Az Zukhruf: 72-73)
Arti ayat yang mulia tersebut adalah:
Bahwa penduduk surga, dikatakan kepada mereka karena pemberian dan kerunia: “Itulah surga yang telah digambarkan kepada kalian di dunia, dijadikan kepada kalian seperti harta warisan”.
بما كنتم تعملون maksudnya; dikarenakan apa yang telah kalian kerjakan dari semua amal shaleh, apa yang mereka berhak menerimanya karena amal surgawi dan nikmatnya yang abadi –diserupakan- dengan peninggalan seseorang kepada ahli warisnya dari semua harta benda dan rizeki.
Bagaimanapun bahwa masuk surga karena amal itu, tidak bisa sempurna kecuali karena karunia dan rahmat Allah –‘Azza wa Jalla-.
Yang dimaksud dari sabda Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam-:
ليس يدخل أحدكم الجنةَ عملُه
“Tidaklah amal salah seorang dari kalian akan memasukkanya ke dalam surga”.
Maksudnya adalah bahwa amal yang memasukkannya ke dalam surga tidak berdiri sendiri dan menjadi sebab utama, maka tidak pertentangan dalam masalah ini.
Ibnu Abbas berkata:
“Allah telah menciptakan bagi setiap jiwa surga dan neraka, maka orang kafir mewarisi nerakanya orang muslim, dan seorang muslim mewarisi surganya orang kafir, dan dalam hal ini firman-Nya:
وَتِلْكَ الْجَنَّةُ الَّتِي أُورِثْتُمُوهَا … الآية
“Dan itulah surga yang diwariskan kepada kamu…”. (QS. Az Zukhruf: 72)
(At Tafsir Al Wasith: 9/831)
Ibnu Katsir berkata di dalam tafsirnya (7/239):
“Kemudian dikatakan kepada mereka dalam rangka sebagai karunia dan pemberian:
وَتِلْكَ الْجَنَّةُ الَّتِي أُورِثْتُمُوهَا بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
“Dan itulah surga yang diwariskan kepada kamu disebabkan amal-amal yang dahulu kamu kerjakan”. (QS. Az Zukhruf: 72)
Yaitu; amal kalian yang sholeh yang menjadi sebab tercakupnya rahmat Allah kepada kalian, maka amal seseorang tidak memasukkannya ke dalam surga, akan tetapi karena karunia dan rahmat Allah.
Derajat itu tingkatannya disesuaikan dengan amal sholeh.
Disebutkan juga di dalam tafsir ayat tersebut, dari Abu Hurairah –radhiyallahu ‘anhu- berkata: “Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda:
كُلُّ أَهْلِ النَّارِ يَرَى مَنْزِلَهُ مِنَ الْجَنَّةِ حَسْرَةً، فَيَقُولُ : لَوْ أَنَّ اللَّهَ هَدَانِي لَكُنْتُ مِنَ الْمُتَّقِينَ [الزُّمَرِ: 57] وَكُلُّ أَهْلِ الْجَنَّةِ يَرَى مَنْزِلَهُ مِنَ النَّارِ فَيَقُولُ : ( وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ ) [الْأَعْرَافِ: 43] ، لِيَكُونَ لَهُ شُكْرًا .
قَالَ : وَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ( ما من أَحَدٍ إِلَّا وَلَهُ مَنْزِلٌ فِي الْجَنَّةِ وَمَنْزِلٌ فِي النَّارِ ، فَالْكَافِرُ يَرِثُ المؤمنَ منزلَه مِنَ النَّارِ ، وَالْمُؤْمِنُ يَرِثُ الكافرَ مَنْزِلَهُ مِنَ الْجَنَّةِ"، وَذَلِكَ قَوْلُهُ تَعَالَى: وَتِلْكَ الْجَنَّةُ الَّتِي أُورِثْتُمُوهَا بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ .
“Setiap penduduk neraka akan melihat tempatnya di surga dengan penyesalan, dan berkata: “Kalau sekiranya Allah memberi petunjuk kepadaku tentulah aku termasuk orang-orang yang bertakwa”. (Az Zumar: 57), dan setiap penduduk surga akan melihat tempatnya di neraka dan berkata: “Dan Kami cabut segala macam dendam yang berada di dalam dada mereka; mengalir di bawah mereka sungai-sungai dan mereka berkata: "Dan kami sekali-kali tidak akan mendapat petunjuk kalau Allah tidak memberi kami petunjuk”. (QS. Al A’raf: 43), hal ini untuk bersyukur kepada-Mu).
Ia berkata: “Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda:
“Tidaklah setiap orang kecuali ia sudah mempunyai tempat di surga dan tempat di neraka, lalu orang kafir mendapat warisan rumah di neraka dari orang mukmin, dan orang mukmin mendapat warisan rumah di surga dari orang kafir, dan itulah firman Allah:
وَتِلْكَ الْجَنَّةُ الَّتِي أُورِثْتُمُوهَا بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
“Dan itulah surga yang diwariskan kepada kamu disebabkan amal-amal yang dahulu kamu kerjakan”. (QS. Az Zukhruf: 72)
Syeikh Umar Sulaiman Al Asyqar –rahimahullah- berkata:
“Penduduk surga mendapatkan warisan dari bagian penduduk neraka di surga”.
Allah telah menjadikan bagi setiap bani Adam dua rumah; satu rumah di surga dan satu rumah lagi di neraka, orang-orang yang telah ditetapkan bagi mereka kebahagiaan dari penduduk surga mereka mendapatkan warisan dari penduduk neraka yang telah disediakan bagi mereka di surga, Allah –Ta’ala- berfirman yang menjadi hak orang-orang mukmin yang beruntung setelah disebutkan amal mereka yang menjadikan mereka masuk surga:
أولئك هم الوارثون * الذين يرثون الفردوس هم فيها خلدون
المؤمنون: 10-11
“Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi, (yakni) yang akan mewarisi surga Firdaus. Mereka kekal di dalamnya”. (QS. Al Mukminun: 10-11)
Ibnu Katsir berkata di dalam tafsirnya:
“Ibnu Abi Hatim berkata –dan menyandarkan sanad kepada Abu Hurairah –radhiyallahu ‘anhu- berkata: “Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda:
ما منكم من أحد إلا وله منزلان: منزل في الجنة، ومنزل في النار، فأما المؤمن فيبني بيته الذي في الجنة، ويهدم بيته الذي في النار
“Tidaklah salah seorang dari kalian kecuali mempunyai dua tempat tinggal: satu rumah di surga, dan yang satu lagi di neraka, adapun orang mukmin maka ia akan membangun rumahnya yang di surga dan dan merusak rumahnya yang di neraka”.
Telah diriwayatkan dari Sa’id bin Jabir serupa dengan itu, orang-orang mukmin akan mewarisi tempat tinggal orang kafir; karena mereka diciptakan untuk beribadah kepada Allah semata yang tidak ada sekutu bagi-Nya, ketika mereka telah melakukan ibadah sebagaimana yang telah diwajibkan, sementara mereka meninggalkan apa yang telah diperintahkan kepada mereka dan untuk apa mereka diciptakan, maka mereka akan mendapatkan bagian mereka jika taat kepada Tuhan mereka –‘Azza wa Jalla-, bahkan akan lebih baik lagi, seperti yang telah ditetapkan di dalam Shahih Muslim dari Abu Burdah dari Abu Musa dari Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda:
يجيء ناس يوم القيامة من المسلمين بذنوب أمثال الجبال، فيغفرها الله لهم، ويضعها على اليهود والنصارى
“Akan datang manusia dari umat Islam pada hari kiamat dengan dosa yang setinggi gunung, lalu Allah mengampuni mereka, dan ditimpakan kepada orang-orang Yahudi dan Nasrani”.
Dan di dalam redaksi Mulim yang lain, Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda:
إذا كان يوم القيامة دفع الله لكل مسلم يهودياً أو نصرانياً، فيقال: هذا فكاكك من النار
“Jika datang hari kiamat maka Allah akan membela bagi setiap muslim dari orang yahudi dan nasrani, dan dikatakan: “Ini pembebasanmu dari neraka”.
Hadits ini seperti firman Allah –Ta’ala-:
تلك الجنة التي نورث من عبادنا من كان تقيا
مريم: 63
“Itulah surga yang akan Kami wariskan kepada hamba-hamba Kami yang selalu bertakwa”. (QS. Maryam: 63)
Dan firman-Nya:
وتلك الجنة التي أورثتموها بما كنتم تعملون
الزخرف: 72
“Dan itulah surga yang diwariskan kepada kamu disebabkan amal-amal yang dahulu kamu kerjakan”. (QS. Az Zukhruf: 72)
Maka mereka mewarisi yang menjadi bagian orang kafir di dalam surga.
(Al Jannah wa An Naar: 192-193)
Baca juga untuk menambah wawasan jawaban soal nomor: 128128 dan 198745.
Kedua:
Penduduk surga –semoga Allah menjadikannya kita termasuk di dalamnya- derajat mereka bertingkat sesuai dengan amal mereka, dari Abdullah –radhiyallahu ‘anhu-, Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda:
إِنِّي لَأَعْلَمُ آخِرَ أَهْلِ النَّارِ خُرُوجًا مِنْهَا ، وَآخِرَ أَهْلِ الجَنَّةِ دُخُولًا ، رَجُلٌ يَخْرُجُ مِنَ النَّارِ كَبْوًا ، فَيَقُولُ اللَّهُ : اذْهَبْ فَادْخُلِ الجَنَّةَ ، فَيَأْتِيهَا ، فَيُخَيَّلُ إِلَيْهِ أَنَّهَا مَلْأَى ، فَيَرْجِعُ فَيَقُولُ : يَا رَبِّ وَجَدْتُهَا مَلْأَى ، فَيَقُولُ : اذْهَبْ فَادْخُلِ الجَنَّةَ ، فَيَأْتِيهَا فَيُخَيَّلُ إِلَيْهِ أَنَّهَا مَلْأَى ، فَيَرْجِعُ فَيَقُولُ : يَا رَبِّ وَجَدْتُهَا مَلْأَى ، فَيَقُولُ : اذْهَبْ فَادْخُلِ الجَنَّةَ ، فَإِنَّ لَكَ مِثْلَ الدُّنْيَا وَعَشَرَةَ أَمْثَالِهَا – أَوْ : إِنَّ لَكَ مِثْلَ عَشَرَةِ أَمْثَالِ الدُّنْيَا – فَيَقُولُ : تَسْخَرُ مِنِّي – أَوْ : تَضْحَكُ مِنِّي – وَأَنْتَ المَلِكُ فَلَقَدْ رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ضَحِكَ حَتَّى بَدَتْ نَوَاجِذُهُ ، وَكَانَ يَقُولُ: ذَاكَ أَدْنَى أَهْلِ الجَنَّةِ مَنْزِلَةً انتهى
رواه "البخاري" 6571 ، واللفظ له، و"مسلم" 186
“Sungguh aku mengetahui penduduk neraka yang terakhir keluar dari neraka, dan penduduk surga yang terakhir masuk surga. Seseorang keluar dari neraka dalam keadaan merangkak, maka Allah berfirman: “Pergilah silahkan masuk surga !”, seraya ia mendatanginya namun terbayang di dalam benaknya bahwa surganya sudah penuh, lalu ia kembali dan mengatakan: “Ya Rabb, saya mendapatkan surga sudah penuh”, Allah berfirman: “Pergilah silahkan masuk surga !”, seraya ia mendatanginya namun terbayang di dalam benaknya bahwa surganya sudah penuh, lalu ia kembali dan mengatakan: “Ya Rabb, saya mendapatkan surga sudah penuh”, Allah berfirman: “Pergilah silahkan masuk surga !”, seraya ia mendatanginya namun terbayang di dalam benaknya bahwa surganya sudah penuh, lalu ia kembali dan mengatakan: “Ya Rabb, saya mendapatkan surga sudah penuh”, Allah berfirman: “Pergilah silahkan masuk surga ! dan bagimu (nikmat) seperti di dunia dan sepuluh kali lipatnya, atau bagimu seperti 10 kali lipatnya dunia”, ia pun berkata: “Apakah Engkau memperolok kami ? atau mentertawakan kami ?”, dan Engkau adalah Raja dan aku telah melihat Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- tertawa sampai terlihat gigi grahamnya, dan beliau bersabda: “Itulah kedudukan di dalam surga yang paling rendah”. (HR. Bukhori: 6571 dan ini redaksi beliau dan Muslim: 186)
Adapun yang ada di dalam pertanyaan tentang bagaimana cara mendapatkan warisan tersebut, dan atas dasar apakah warisan itu dibagi, maka nampaknya penanya ini fikirannya berpindah seperti sikap manusia terkait dengan harta warisan di dunia, hal ini tidak ada kaitannya sama sekali dengan warisan penduduk surga, kedudukan dan derajatnya.
Dan tidak ada juga nash yang menjelaskan terkait hal tersebut, bagaimana cara orang mukmin mendapatkan warisan kedudukan orang kafir di surga yang telah Allah haramkan baginya karena kekufurannya; merasa membutuhkan hal tersebut merupakan sikap berlebihan yang tidak mengandung banyak makna, tidak ada dampak amalnya juga. Dan karena seorang mukmin untuk diketahui bahwa mereka orang-orang yang beriman adalah para pewaris tersebut, yang mewarisi Firdaus karena nikmat dan rahmat Allah, sebagaimana yang telah disebutkan perjelasannya.
Wallahu A’lam