0 / 0
27/Sha'ban/1446 , 26/Februari/2025

Timbangan Amal dan Pembagian Lembaran Amal Pada Hari Kiamat

Pertanyaan: 31805

Bagaimana terjadinya pembagian lembaran amal kepada semua hamba Allah pada hari kiamat ?, dan bagaimana timbangan amal mereka ?

Teks Jawaban

Puji syukur bagi Allah, dan salam serta berkat atas Rasulullah dan keluarganya.

Pembagian lembaran amal:

Jika hisab manusia telah diselesaikan, dan masing-masing orang telah mendapatkan buku catatan amalnya semuanya, sedangkan orang beriman diberikan dengan tangan kanannya sebagai bentuk penghormatan kepadanya, dan dialah yang berhasil bahagia pada hari kiamat, Allah Ta’ala berfirman:

فَأَمَّا مَنْ أُوتِيَ كِتَابَهُ بِيَمِينِهِ (7) فَسَوْفَ يُحَاسَبُ حِسَابًا يَسِيرًا (8) وَيَنقَلِبُ إِلَى أَهْلِهِ مَسْرُورًا

الانشقاق /7-9

“Adapun orang yang catatannya diberikan dari sebelah kanannya, dia akan dihisab dengan pemeriksaan yang mudah, dan dia akan kembali kepada keluarganya (yang sama-sama beriman) dengan gembira”. (QS. Al Insyiqaq: 7-9)

Dan Dia berfirman:

فَأَمَّا مَنْ أُوتِيَ كِتَابَهُ بِيَمِينِهِ فَيَقُولُ هَاؤُمْ اقْرَءُوا كِتَابِيه (19) إِنِّي ظَنَنتُ أَنِّي مُلَاقٍ حِسَابِيه (20) فَهُوَ فِي عِيشَةٍ رَاضِيَةٍ (21) فِي جَنَّةٍ عَالِيَةٍ (22) قُطُوفُهَا دَانِيَةٌ (23) كُلُوا وَاشْرَبُوا هَنِيئًا بِمَا أَسْلَفْتُمْ فِي الأَيَّامِ الْخَالِيَةِ

الحاقة /19-24 .

“Adapun orang yang diberi catatan amalnya di tangan kanannya, dia berkata (kepada orang-orang di sekelilingnya), “Ambillah (dan) bacalah kitabku (ini)!, Sesungguhnya (saat di dunia) aku yakin bahwa (suatu saat) aku akan menerima perhitungan diriku.” Maka, ia berada dalam kehidupan yang menyenangkan dalam surga yang tinggi yang buah-buahannya dekat.”. (QS. Al Haqqah: 19-24)

Adapun orang kafir dan orang munafik, dan orang-orang sesat, mereka akan diberikan buku catatan amal mereka dari belakang punggungnya, Allah Ta’ala berfirman:

وَأَمَّا مَنْ أُوتِيَ كِتَابَهُ وَرَاءَ ظَهْرِهِ (10) فَسَوْفَ يَدْعُو ثُبُورًا (11) وَيَصْلَى سَعِيرًا

الانشقاق /10-12

“Adapun orang yang catatannya diberikan dari belakang punggungnya, dia akan berteriak, “Celakalah aku!”, Dia akan memasuki (neraka) Sa‘ir (yang menyala-nyala)”. QS. Al Insyiqaq: 10-12)

وَأَمَّا مَنْ أُوتِيَ كِتَابَهُ بِشِمَالِهِ فَيَقُولُ يَا لَيْتَنِي لَمْ أُوتَ كِتَابِيه (25) وَلَمْ أَدْرِ مَا حِسَابِيه (26) يَا لَيْتَهَا كَانَتْ الْقَاضِيَةَ (27) مَا أَغْنَى عَنِّي مَالِيه (28) هَلَكَ عَنِّي سُلْطَانِيه (29) خُذُوهُ فَغُلُّوهُ (30) ثُمَّ الْجَحِيمَ صَلُّوهُ (31) ثُمَّ فِي سِلْسِلَةٍ ذَرْعُهَا سَبْعُونَ ذِرَاعًا فَاسْلُكُوهُ

الحاقة /25-32

“Adapun orang yang diberi catatan amalnya di tangan kirinya berkata, “Seandainya saja aku tidak diberi catatan amalku, dan tidak mengetahui bagaimana perhitunganku., Seandainya saja ia (kematian) itulah yang menyudahi segala sesuatu. Hartaku sama sekali tidak berguna bagiku., Kekuasaanku telah hilang dariku.”, (Allah berfirman,) “Tangkap dia lalu belenggu tangannya ke lehernya., Kemudian, masukkan dia ke dalam (neraka) Jahim.”. (QS. Al Haqqah: 25-32)

Dan jika semua orang sudah diberikan catatan amal mereka, dikatakan kepada mereka:

هَذَا كِتَابُنَا يَنْطِقُ عَلَيْكُمْ بِالْحَقِّ إِنَّا كُنَّا نَسْتَنْسِخُ مَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ

الجاثية /29

“Inilah Kitab (catatan) Kami yang menuturkan kepadamu dengan hak. Sesungguhnya Kami telah menyuruh mencatat apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. Al Jatsiyah: 29)

اقْرَأْ كِتَابَكَ كَفَى بِنَفْسِكَ الْيَوْمَ عَلَيْكَ حَسِيبًا

الإسراء /14

“Bacalah kitabmu. Cukuplah dirimu pada hari ini sebagai penghitung atas (amal) dirimu.” (QS. Al Isra’: 14)

Adapun Mizan (Timbangan):

Maka timbangan diletakkan untuk menimbang amalnya manusia, Al Qurthubi berkata: “Jka proses hisab sudah selesai, maka setelahnya adalah timbangan amal; karena timbangan ini untuk balasan, maka sebaiknya hendaknya setelah selesai hisab/perhitungan untuk mengukur kadar amal, dan timbangan ini untuk menunjukkan ukurannya agar balasannya menjadi sesuai”. Selesai.

Nash-nash syari’ah telah menunjukkan bahwa timbangan ini adalah timbangan sebenarnya yang mempunyai dua sisi yang dengannya amal manusia ditimbang. Ia merupakan timbangan yang besar yang tidak mampu mengukurnya kecuali Allah Ta’ala. Para ulama telah berbeda pendapat apakah, ia satu timbangan yang dengannya semua amal manusia ditimbanga atau banyak timbangan, masing-masing orang mempunyai timbangan sendiri, maka barang siapa yang menyatakan timbangan ini berjumlah banyak, mereka mengambil dalil bahwa timbangan ini telah ada pada sebagian ayat dengan bentuk jama’/plural, seperti firman Allah Ta’ala:

وَنَضَعُ الْمَوَازِينَ الْقِسْطَ لِيَوْمِ الْقِيَامَةِ فَلا تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْئاً وَإِنْ كَانَ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ أَتَيْنَا بِهَا وَكَفَى بِنَا حَاسِبِينَ

الأنبياء /47

“Kami akan meletakkan timbangan (amal) yang tepat pada hari Kiamat, sehingga tidak seorang pun dirugikan walaupun sedikit. Sekalipun (amal itu) hanya seberat biji sawi, pasti Kami mendatangkannya. Cukuplah Kami sebagai pembuat perhitungan”. (QS. Al Anbiya’: 47)

Dan barang siapa yang berkata bahwa mizan itu ada satu saja, mereka berdalil seperti dalam sabda Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam-:

يوضع الميزان يوم القيامة فلو وزن فيه السموات و الأرض لوسعت ، فتقول الملائكة : يا رب لمن يزن هذا ؟ فيقول الله تعالى : لمن شئت من خلقي...

السلسلة الصحيحة (941)

“Diletakkan sebuah timbangan pada hari kiamat, jika semua langit dan bumi ditimbang di sana masih cukup, dan para malaikat berkata: “Wahai Tuhan, untuk siapa timbangan ini ?. Allah Ta’ala berfirman: “Untuk ciptaan-Ku yang Aku kehendaki”. (Al Silsilah As Shahihah: 941)

Dan mereka membawa ayat yang terdapat timbangan dengan bentuk jama’ kepada banyaknya perkara amal, ucapan, catatan amal, dan perorangan yang ditimbang. Mereka berkata: “Karena semua sesuatu dikumpulkan untuk ditimbangan di dalamnya”.

Dan apa yang menunjukkan bahwa ucapan ini ditimbang adalah dari Abu Hurairah dari Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda:

كَلِمَتَانِ خَفِيفَتَانِ عَلَى اللِّسَانِ ثَقِيلَتَانِ فِي الْمِيزَانِ حَبِيبَتَانِ إِلَى الرَّحْمَنِ سُبْحَانَ اللَّهِ الْعَظِيمِ سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ

رواه البخاري 6406

“Ada dua kata yang ringan bagi lidah, dan keduanya berat di mizan/timbangan, keduanya juga dicintai oleh Yang Maha Rahman, yaitu; Maha Suci Allah Yang Maha Agung, Maha Suci Allah dan segala puji bagi-Nya”. (HR. Bukhori: 6406)

Dan yang menunjukkan bahwa amalan itu ditimbang adalah riwayat shahih dari Abu Darda’ ia berkata: “Saya telah mendengar Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda:

مَا مِنْ شَيْءٍ يُوضَعُ فِي الْمِيزَانِ أَثْقَلُ مِنْ حُسْنِ الْخُلُقِ وَإِنَّ صَاحِبَ حُسْنِ الْخُلُقِ لَيَبْلُغُ بِهِ دَرَجَةَ صَاحِبِ الصَّوْمِ وَالصَّلاةِ

صحيح سنن الترمذي  1629.

“Tidak satu pun yang ditaruh di mizan/timbangan yang lebih berat dari pada kebaikan akhlak, dan sungguh pelaku akhlak yang baik akan sampai pada derajat pelaku puasa dan shalat”. (Shahih Sunan Tirmidzi: 1629)

Dan yang menunjukkan bahwa lembaran amal itu ditimbang adalah hadits Al Bithaqah/kartu, dari Abdullah bin Amr bin ‘Ash berkata: “Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda:

إِنَّ اللَّهَ سَيُخَلِّصُ رَجُلًا مِنْ أُمَّتِي عَلَى رُءُوسِ الْخَلَائِقِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَيَنْشُرُ عَلَيْهِ تِسْعَةً وَتِسْعِينَ سِجِلًّا كُلُّ سِجِلٍّ مِثْلُ مَدِّ الْبَصَرِ ثُمَّ يَقُولُ أَتُنْكِرُ مِنْ هَذَا شَيْئًا أَظَلَمَكَ كَتَبَتِي الْحَافِظُونَ فَيَقُولُ لَا يَا رَبِّ فَيَقُولُ أَفَلَكَ عُذْرٌ فَيَقُولُ لا يَا رَبِّ فَيَقُولُ بَلَى إِنَّ لَكَ عِنْدَنَا حَسَنَةً فَإِنَّهُ لا ظُلْمَ عَلَيْكَ الْيَوْمَ فَتَخْرُجُ بِطَاقَةٌ فِيهَا أَشْهَدُ أَنْ لا إِلَهَ إِلا اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ فَيَقُولُ احْضُرْ وَزْنَكَ فَيَقُولُ يَا رَبِّ مَا هَذِهِ الْبِطَاقَةُ مَعَ هَذِهِ السِّجِلاتِ فَقَالَ إِنَّكَ لا تُظْلَمُ قَالَ فَتُوضَعُ السِّجِلاتُ فِي كِفَّةٍ وَالْبِطَاقَةُ فِي كِفَّةٍ فَطَاشَتِ السِّجِلاتُ وَثَقُلَتِ الْبِطَاقَةُ فَلا يَثْقُلُ مَعَ اسْمِ اللَّهِ شَيْءٌ

صحيح سنن الترمذي 2127.

“Sungguh Allah akan menyelamatkan seseorang dari umatku di hadapan banyak makhluk pada hari kiamat, lalu ada 99 catatan yang disebarkan kepadanya, masing-masing catatan itu seperti sejauh mata memandang, kemudian Dia berfirman: “Apakah kamu mengingkari sesuatu dari semua ini, apakah para penulis amal-Ku telah mendzalimimu, lalu ia berkata: “Tidak Wahai Rabb”. Dia berfirman: “Apakah kamu punya alasan ?”, ia menjawab: “Tidak wahai Rabb”. Lalu Dia berfirman: “Iya, kamu punya satu kebaikan, dan sungguh tidak ada kedzaliman apapun kepadamu pada hari ini”. Lalu keluar kartu yang tertulis di atasnya “Aku bersaksi bawah tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) kecuali Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya”. Lalu Dia berfirman: “Hadirilah timbanganmu !”, lalu ia menjawab: “Kartu apa ini bersama dengan catatan-catatan ini ?”, lalu Dia berfirman: “Sungguh kamu tidak akan terdzalimi”. Ia berkata: “Lalu catatan-catatan amal itu ditaruh di salah satu neraca, dan kartu tersebut di neraca satunya, lalu catatan amal itu menjadi ringan dan lebih berat kartu tersebut, maka tidak ada sesuatu yang lebih berat dari pada nama Allah”. (Shahih Sunan Tirmidzi: 2127)

Dan yang menunjukkan bahwa seseorang/fisik itu ditimbang adalah dari Abu Hurairah –radhiyallahu ‘anhu- dari Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersbada:

إِنَّهُ لَيَأْتِي الرَّجُلُ الْعَظِيمُ السَّمِينُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ لا يَزِنُ عِنْدَ اللَّهِ جَنَاحَ بَعُوضَةٍ وَقَالَ اقْرَءُوا ( فَلا نُقِيمُ لَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَزْنًا )

رواه البخاري 4729

“Bahwa ada seorang yang gemuk pada hari kiamat, di mana beratnya di sisi Allah tidak setara dengan satu sayap nyamuk, dan berfirman: “Dan Kami tidak memberikan penimbangan terhadap amal mereka pada hari kiamat”. (HR. Bukhori: 4729)

Demikian juga yang menunjukkan riwayat dari Ibnu Mas’ud bahwa beliau pernah memetik siwak dari pohon siwak, dan kedua betis beliau tipis, ada angin yang menyingkap pakaiannya, lalu orang-orang tertawa, lalu Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda:

( مِمَّ تَضْحَكُونَ ) قَالُوا: يَا نَبِيَّ اللَّهِ مِنْ دِقَّةِ سَاقَيْهِ فَقَالَ : ( وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَهُمَا أَثْقَلُ فِي الْمِيزَانِ مِنْ أُحُدٍ )

حسن إسناده الألباني في شرح الطحاوية برقم 571 ص 418 .

“Kenapa kalian tertawa ?, Mereka menjawab: “Kami tertawa karena tipisnya kedua betisnya”. Lalu beliau bersabda: “Demi jiwaku yang ada di dalam tangan-Nya, kedua betis itu lebih berat timbangannya di dalam mizan dari pada gunung Uhud”. (Sanadnya hasan oleh Albani di dalam Syarah Thahawiyah, no: 571 Hal:418)

Semoga Allah menjadikan berat timbangan (kebaikan) kita

Wallahu Ta’ala A’lam

Refrensi

Soal Jawab Tentang Islam

at email

Langganan Layanan Surat

Ikut Dalam Daftar Berlangganan Email Agar Sampai Kepada Anda Berita Baru

phone

Aplikasi Islam Soal Jawab

Akses lebih cepat ke konten dan kemampuan menjelajah tanpa internet

download iosdownload android
Timbangan Amal dan Pembagian Lembaran Amal Pada Hari Kiamat - Soal Jawab Tentang Islam