Ada semacam teori yang berkembang di kalangan intelektual, bahwa angka-angka
Arab yang dikenal sekarang (1¡2¡3¡4¡5 ) dan seterusnya
pada asalnya adalah angka-angka India. Sementara angka-angka latin (1,2,3,4,5)
dan seterusnya pada asalnya adalah angka-angka Arab yang sesungguhnya. Kesimpulan
ini menggiring mereka pada langkah lain, yakni propaganda untuk bersandar
pada angka-angka latin di berbagai negeri Arab. Mereka menguatkan opini itu
dengan alasan lain bahwa angka-angka latin itu sudah menjadi media aplikasi
hitungan dengan berbagai negara dan perusahaan asing yang telah banyak memberikan
membuka jalan dalam berbagai medan bisnis dan kemasyarakatan di berbagai negara
Arab. Munculnya berbagai alat hitung canggih(komputer) yang operasionalnya
juga menggunakan angka-angka tersebut, juga menjadikan angka-angka latin itu
sebagai favorit, kalau tidak bisa dikatakan malah sebagai keharusan yang tidak
bisa diabaikan. Bagaimana pendapat Syaikh?
Angka-angka Arab dan Latin
Pertanyaan: 3454
Puji syukur bagi Allah, dan salam serta berkat atas Rasulullah dan keluarganya.
Al-Hamdulillah. Tidak dibolehkan merubah angka-angka Arab yang digunakan sekarang kepada bentuk yang digunakan di dunia barat karena beberapa alasan berikut:
Pertama: Tidak terbukti teori yang dikemukakan oleh para propagandis aktualisme bahwa angka-angka yang dipakai di dunia barat sekarang ini pada asalnya adalah angka-angka Arab. Bahkan yang dikenal adalah kebalikannya. Kenyataan membuktikan hal itu. Karena angka-angka itu dari semenjak berabad-abad telah digunakan pada berbagai even dan berbagai medan, sehingga sudah menjadi angka Arab. Dalam bahasa Arab sendiri banyak kata-kata yang akar katanya tidak berasal dari bahasa Arab, namun karena lazim digunakan dalam bahasa Arab, akhirnya menjadi kata-kata Arab. Bahkan dalam Al-Qur’an pun terdapat sebagian dari kata-kata itu. Kata-kata itu disebut sebagai kata-kata yang di-Arab-kan.
Kedua: Pemikiran itu membawa dampak yang negatif sekali dan menimbulkan pengaruh yang berbahaya. Itu termasuk salah satu dari langkah merubah masyarakat Islam menjadi “masyarakat barat” secara bertahap.
Yang ketiga: Hal itu akan menjadi batu loncatan untuk mengubah huruf-huruf Arab menjadi huruf-huruf latin sebagai gantinya, meskipun membutuhkan jangka waktu panjang.
Yang keempat: Itu merupakan salah satu dari manefestasi sikap taklid (membebek) terhadap barat, dan sikap yang menganggap baik metodologi mereka.
Yang kelima: Seluruh Mush-haf, tafsir, mu’jam (eksiklopedi) dan buku-buku karangan seluruhnya menggunakan angka-angka yang ada sekarang dalam nomor urut, atau untuk menunjukkan referensi atau rujukan. Itu merupakan warisan yang agung dan berjumlah besar sekali. penggunaan berbagai angka Eropa sekarang ini sebagai gantinya akan menyebabkan generasi yang akan datang akan mendapatkan kesulitan menimba ilmu dari warisan-warisan ilmiah tersebut.
Yang keenam: Bukanlah satu hal mendesak untuk mengikuti negara-negara Arab hingga sampai pada titik harus mengikuti angka-angka eropa. Karena banyak di antara negara-negara itu yang ternyata melalaikan hal yang jauh lebih penting dan prinsipil dari pada hal itu, misalnya pemberlakuan hukum-hukum Islam yang merupakan sumber kemuliaan, sumber kekuasaan dan kebahagian dunia dan akhirat. Jadi sikap negara-negara Arab itu tidaklah bisa menjadi hujjah atau alasan.
Refrensi:
Fatawa Islamiyyah hal. 528