Unduh
0 / 0

Mengapa Sarah Dengan Kondisi Dan Kedudukannya Yang Mulya Merasa Cemburu Kepada Hajar ??

Pertanyaan: 39686

Apakah Sarah Istri Nabi Ibrahim Alaihis Salam merasa cemburu kepada “ Hajar ” ketika ia melahirkan Ismail Alaihis Salam apabila jawabannya dengan iya ; maka mengapa sorang wanita yang begitu luhur dan mulia sekelas “Sarah” bisa memiliki kecemburuan ? Dan apakah karena sebab kecemburuan ini Nabi Ibrahim Alaihis Salam diperintahkan untuk mengirimkan keluarganya yaitu Ibunda “ Hajar ” dan putranya “ Ismail ” Alaihis Salam ke tengah padang pasir yang tandus di Makkah??

Puji syukur bagi Allah, dan salam serta berkat atas Rasulullah dan keluarganya.

.

Kecemburuan seorang wanita terhadap para
madunya dan pesaingnya adalah sebuah perkara yang elastis dan sebuah
kewajaran, dan hal tersebut tidak diambil penghisabannya, maka tidak
dianggap sebagai sebuah dosa yang layak mendapat hukuman kecuali jika
mengarah kepada kedzoliman kepada yang lain, dan dia melakukan sesuatu yang
diharamkan oleh Allah karena sebab kecemburuan ini seperti mendzolimi
pesaingnya atau madunya, maka terjadilah Ghibah (menggunjing ) atau Namimah
( memfitnah dan mengadu domba satu sama lain, menghasut dan menceritakan
keburukannya ) atau kecemburuan tersebut mengarah kepada permintaan agar
menceraikan pesaingnya atau membuat tipu daya dan yang lain sebagainya. 

Al Hafidz Ibnu Hajar Al Asqolani Rahimahullah
berkata :

“ Dan hukum asal kecemburuan itu tidak ada
penghisabannya bagi seorang wanita, akan tetapi apabila melampaui batas dan
melebihi dari batas yang diperbolehkan maka dia layak mendapatkan cemoohan,
dan batasan itu semua apa yang terdapat pada nash hadits dari Jabir bin
‘Atika Al Anshari diriwayatkan secara marfu’ kepada Nabi Shallallahu Alaihi
Wasallam :

(

إِنَّ
مِنْ
الْغَيْرَةِ
مَا
يُحِبُّ
اللَّهُ
عَزَّ
وَجَلَّ
،
وَمِنْهَا
مَا
يَبْغُضُ
اللَّهُ
عَزَّ
وَجَلَّ
،
فَأَمَّا
الْغَيْرَةُ
الَّتِي
يُحِبُّ
اللَّهُ
عَزَّ
وَجَلَّ
فَالْغَيْرَةُ
فِي
الرِّيبَةِ
،
وَأَمَّا
الْغَيْرَةُ
الَّتِي
يَبْغُضُ
اللَّهُ
عَزَّ
وَجَلَّ
فَالْغَيْرَةُ
فِي
غَيْرِ
رِيبَةٍ
)
حسنه
الشيخ
الألباني
في
“الإرواء”
(7/80)  

“ Sesungguhnya diantara perasaan cemburu itu
ada yang disukai oleh Allah ‘Azza wa Jalla dan ada yang dimurkai oleh Allah
‘Azza wa Jalla, adapun kecemburuan yang diperbolehkan dan disukai oleh Allah
‘Azza wa Jalla adalah kecemburuan yang didasarkan pada keraguan, sedangkan
kecemburuan yang tidak diperbolehkan dan tidak disukai oleh Allah ‘Azza wa
Jalla adalah kecemburuan yang bukan didasarkan pada keraguan ”. Hadits ini
dihasankan oleh As Syaikh al Albani dalam kitab “ Al Irwa’”   (7/ 80 ), maka
kecemburuan yang datang dari kedua belah pihak – yaitu dari suami dan istri
– apabila kecemburuan itu didasarkan pada penciptaan manusia yang tidak
seorang wanita pun yang bisa berlepas darinya maka dalam hal ini sikap
cemburu dimaafkan selama tidak melampaui batas dan mengarah kepada apa yang
diharamkan oleh Allah baik yang berupa ucapan maupun perbuatan , dan atas
dasar inilah kecemburuan yang muncul pada kaum wanita dizaman para Salafus
Shalih. “ Fathul Bari ” ( 9/326 ). 

Ibnu Muflih Rahimahullah berkata :

Imam At Thobari dan ulama’-ulama’ yang lain
berkata : Sikap cemburu merupakan suatu yang diberikan toleransi bagi kaum
wanita yang tidak ada dosa dan siksa atas mereka karenanya. Dari kitab “ Al
Adab As Syar’iyyah ” ( 1/248 ). 

Al Hafidz Ibnu Hajar Al Asqolani Rahimahullah
berkata pada penjelasan Hadits tentang kisah Aisyah Radliyallau Anha
memecahkan bejana milik salah satu istri Rasulullah yang lain : dan mereka
semua berkata : yaitu mereka semua yang mensyarah( menjelaskan ) tentang
hadits Aisyah : Pada hadits tersebut memberikan isyarat bahwasannya
perempuan yang timbul kecemburuan dalam dirinya maka tidak diambil tindakan
hukum baginya, karena pada saat kondisi seperti itu akal sehatnya sedang
tertutupi dengan dahsyatnya kemurkaan yang ditimbulkan oleh perasaan
cemburu. Dan Abu Ya’la telah meriwayatkan dengan sanad yang diterima oleh
kalangan ahli Hadits dari Aisyah yang diriwayatkan secara marfu’: (
Sesungguhnya sikap cemburu hampir-hampir tidak bisa melihat dasar lembah
dari permukaannya ) kitab : “ Fathul Baari ” ( 9/ 325 ). Dan apa yang
terjadi dari sikap-sikap kaum wanita dari perasaan cemburu sesungguhnya itu
adalah sifat yang tak akan selamat seorang wanitapun darinya, dan mereka
tidak akan diberikan balasan siksa karenanya sebab sikap mereka tersebut
tidaklah melampaui batas dari syari’at-syari’at Allah Ta’ala.             

Dan apa yang terjadi dari kecemburuan “
Sarah” kepada Hajar termasuk dalam bab tersebut, seorang istri meminta
kepada suaminya untuk menjauhkan “madunya” dari hadapannya atau agar tidak
bersanding di sisinya supaya tidak terjadi perkara yang tidak diinginkan,
meskipun apa yang disebutkan oleh kebanyakan para Ulama’ bahwasannya Ibrahim
Alaihis Salam-lah yang mengajak Hajar dan putranya Ismail keluar dari Negri
Palestina bukan karena Sarah yang meminta hal tersebut. 

Al Hafidz Ibnu Hajar Rahimahullah berkata : (
Sesungguhnya Sarah amat pencemburu sehingga Ibrahim membawa keluar Ismail
dan ibunya menuju ke Makkah ) “ Fathul Baari ” ( 6/401 ). Dan sebagai bukti
atas apa yang disebutkan di atas, yaitu ucapan Hajar : “ Wahai Ibrahim
kemana engkau akan pergi dan meninggalkan kami di lembah ini yang tidak ada
seorang manusia dan sesuatu apapun di sini ? Dan dia mengatakan yang
demikian itu berkali-kali dan Ibrahim sama sekali tidak menoleh sedikitpun
padanya, lalu Hajar bertanya kepada Ibrahim : Apakah Allah yang
memerintahkanmu akan hal ini ? Ibrahim menjawab : Iya benar. Hajar berkata :
kalau begitu Dia tidak akan menyia-nyiakan kami. Hadits riwayat Bukhari (
3184 ).  

عن
ابن
عباس
رضي
الله
عنهما
قال
:
لما
كان
بين
إبراهيم
وبين
أهله
ما
كان
:
خرج
بإسماعيل
وأم
إسماعيل
ومعهم
شنة
فيها
ماء

رواه
البخاري

Dari Ibnu Abbas Radliyallahu Anhuma dia
berkata : Ketika terjadi suatu masalah antara Ibrahim dan keluarganya ;
Ibrahim membawa Ismail dan Ibunya keluar dari rumah dan beserta mereka griba
( wadah air yang terbuat dari kulit ) yang didalamnya terdapat air… Hadits
riwayat Bukhari (3185 ).

Al Hafidz berkata : Yang dimaksud dengan
keluarga pada hadits diatas  adalah : “Sarah”, dan yang dimaksud dengan
sesuatu masalah adalah : kecemburuan Sarah terhadap Hajar.  

وقول
ابن
عباس
: ”
لما
كان
بين
ابراهيم
وبين
أهله
ولدت
هاجر
إسماعيل

فتح
الباري
(6407 )

Dan dalam riwayat lain oleh Ibnu Abbas : “
Ketika terjadi suatu masalah antara Ibrahim dan keluarganya maka Hajar
melahirkan Ismail ”. Fathul Baari ( 6/ 407 ).

Wallahu A’lam.

Refrensi

Soal Jawab Tentang Islam

at email

Langganan Layanan Surat

Ikut Dalam Daftar Berlangganan Email Agar Sampai Kepada Anda Berita Baru

phone

Aplikasi Islam Soal Jawab

Akses lebih cepat ke konten dan kemampuan menjelajah tanpa internet

download iosdownload android