Unduh
0 / 0
1061826/07/2004

Apa Maksud Dari Kata (اللمم)? Apa Hukum Seorang Muslim Yang Bermaksiat Ketika Melakukannya Berulang Kali ?

Pertanyaan: 47748

Allah –ta’ala- berfirman:

الذين يجتنبون كبائر الإثم والفواحش إلا اللمم (سورة النجم: 32)

“(Yaitu) orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji yang selain dari kesalahan-kesalahan kecil”. (QS. An Najm: 32)

Saya mengetahui bahwa “اللمم “ adalah dosa-dosa kecil, seperti melihat, mencium dan meraba, dosa-dosa ini akan diampuni oleh Allah selama ia menjauhi dosa besar.
Pertanyaan saya adalah: “Apakah itu artinya bahwa seorang hamba tidak akan disiksa dengan dosa-dosa kecil tersebut termasuk ketika di dunia jika ia bertaubat darinya, lalu ia mengulanginya lagi. Jika ia bertaubat lalu mengulanginya lagi demikian seterusnya, maka apakah ia tidak mendapatkan balasan apapun dari Allah atas perbuatannya?

Puji syukur bagi Allah, dan salam serta berkat atas Rasulullah dan keluarganya.

Telah disebutkan sebelmnya
pada jawaban soal nomor: 22422 tentang perbedaan
para ulama tentang makna dari kata: “اللمم
 “ dalam firman
Allah:

الَّذِينَ
يَجْتَنِبُونَ كَبَائِرَ الإِثْمِ وَالْفَوَاحِشَ إِلا اللَّمَمَ إِنَّ رَبَّكَ
وَاسِعُ الْمَغْفِرَةِ (سورة النجم: 32)

“(Yaitu) orang yang menjauhi
dosa-dosa besar dan perbuatan keji yang selain dari kesalahan-kesalahan
kecil”. (QS. An Najm: 32)

Jumhur Ulama mengatakan:
“Bahwa yang dimaksud dengan “اللمم
“ adalah dosa-dosa kecil”.

Namun demikian manusia tidak
boleh meremehkan dosa-dosa kecil, bahkan terus-menerus melakukan dosa kecil
maka ia akan berubah menjadi dosa besar, dan akan keluar dari kata (اللمم)
.

An Nawawi –rahimahullah-
berkata dalam syarah Muslim:

“Para ulama –rahimahullah-
berkata: “Terus-menerus melakukan dosa kecil akan merubahnya menjadi dosa
besar. Diriwayatkan dari Umar dan Ibnu Abbas dan yang lainnya –radhiyallahu
‘anhum-: “Tidak ada dosa besar dengan istigfar, dan tidak ada dosa kecil
jika terus-menerus dilakukannya”.

Syekh Islam Ibnu Taimiyah –rahimahullah
berkata-:

“Sungguh zina termasuk dosa
besar, sedangkan melihat dan meraba dan dosa-dosa kecil akan diampuni dengan
menjauhi dosa besar, namun jika ia terus menerus melihat dan meraba maka
akan menjadi dosa besar, bisa jadi jika terus menerus dilakukan maka akan
lebih besar dari perbuatan keji yang kecil. Karena melihat terus-menerus
melihat dengan syahwat yang akan menyebabkan rasa rindu dan upaya untuk
mencobanya, maka dampaknya kan lebih keji dari pada zina yang tidak
dilakukan terus-menerus. Oleh karenanya para ahli fikih berkata tentang (syarat)
seorang saksi yang adil adalah tidak melakukan dosa besar dan tidak
terus-menerus melakukan dosa kecil… Bahkan melihat dan meraba akan
menyebabkan seseorang melakukan dosa syirik, sebagaimana firman Allah:

وَمِنَ
النَّاسِ مَنْ يَتَّخِذُ مِنْ دُونِ اللَّهِ أَنْدَادًا يُحِبُّونَهُمْ كَحُبِّ
اللَّه ِ (سورة البقرة: 165)

“Dan di antara manusia ada
orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka
mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah”. (QS. Al Baqarah: 165)

Seorang yang sedang rindu dan
mabuk cinta maka ia akan menjadi budak dari apa yang ia cintai dan menjadi
tawanan hatinya”.

Rasulullah –shallallahu
‘alaihi wa sallam- telah memperingatkan kita semua agar tidak meremehkan
dosa-dosa kecil dengan sabdanya:

إِيَّاكُمْ
وَمُحَقَّرَاتِ الذُّنُوبِ ، كَقَوْمٍ نَزَلُوا فِي بَطْنِ وَادٍ ، فَجَاءَ ذَا
بِعُودٍ ، وَجَاءَ ذَا بِعُودٍ ، حَتَّى أَنْضَجُوا خُبْزَتَهُمْ ، وَإِنَّ
مُحَقَّرَاتِ الذُّنُوبِ مَتَى يُؤْخَذْ بِهَا صَاحِبُهَا تُهْلِكْه (رواه
أحمد، رقم 22302 من حديث سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ . وقال
الحافظ : إسناده حسن)

“Jagalah diri kalian dari
dosa-dosa kecil, karena kalian akan seperti suatu kaum yang sedang berlabuh
di suatu lembah dan membawa dahan kering, hingga dengan itu mereka akan
menjadikan rotinya matang. Dan sungguh dosa-dosa kecil itu kapan saja
pelakunya menemui ajalnya maka dosa-dosa itu akan menghancurkannya”. (HR.
Ahmad (22302) dari hadits sahal bin sa’d –radhiyallahu ‘anhu-, al Hafidz
berkata: sanadnya baik)

Imam Ahmad juga meriwayatkan
(3803) dari Abdullah bin Mas’ud –radhiyallahu ‘anhu- bahwa Rasulullah –shallallahu
‘alaihi wa sallam- bersabda:

إِيَّاكُمْ
وَمُحَقَّرَاتِ الذُّنُوبِ ، فَإِنَّهُنَّ يَجْتَمِعْنَ عَلَى الرَّجُلِ حَتَّى
يُهْلِكْنَهُ ، وَإِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
ضَرَبَ لَهُنَّ مَثَلا : كَمَثَلِ قَوْمٍ نَزَلُوا أَرْضَ فَلاةٍ ، فَحَضَرَ
صَنِيعُ الْقَوْمِ ، فَجَعَلَ الرَّجُلُ يَنْطَلِقُ فَيَجِيءُ بِالْعُودِ ،
وَالرَّجُلُ يَجِيءُ بِالْعُودِ ، حَتَّى جَمَعُوا سَوَادًا ، فَأَجَّجُوا
نَارًا ، وَأَنْضَجُوا مَا قَذَفُوا فِيهَا ( حسنه الألباني في صحيح الجامع،
رقم 2687(

“Jauhilah oleh kalian
dosa-dosa kecil, karena jika ia berkumpul pada seseorang maka akan
menghancurkannya, dan sesungguhnya Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam-
memberikan sebuah perumpamaan: yaitu suatu kaum yang singgah di sebuah
lembah, seraya dihampiri oleh pemuka kaum, lalu orang tadi pergi dan kembali
dengan membawa dahan kering hingga terkumpul dalam jumlah yang banyak,
kemudian disulutlah dengan api, tumpukan dahan yang terbakar tadi akan
mematangkan apa saja yang dipanggang di atasnya”. (Dihasankan oleh al Baani
dalam “Shahih al Jami’: 2687)

Ibnu Majah meriwayatkan
(4243) dari ‘Aisyah –radhiyallahu ‘anha- berkata: Rasulullah –shallallahu
‘alaihi wa sallam- berkata kepadaku:

يَا عَائِشَةُ ، إِيَّاكِ وَمُحَقَّرَاتِ
الأَعْمَالِ ، فَإِنَّ لَهَا مِنْ اللَّهِ طَالِبًا (صححه الألباني في صحيح ابن
ماجه)

“Wahai Aisyah, jauhilah
olehmu dosa-dosa kecil, karena semuanya akan dimintai pertanggung jawaban di
hadapan Allah”. (Dishahihkan oleh al Baani dalam “Shahih Ibnu Majah”)

Al Ghazali berkata:

“Dosa-dosa kecil yang
terus-menerus memberikan dampak yang besar kepada menghitamnya hati, hal ini
seperti tetesan-tetesan air yang menetes pada sebuah batu yang lama-lama
pasti akan melubanginya, meskipun air itu lembut dan batu itu keras”.

Alangkah baiknya seseorang yang berkata:

لا تحقرنَّ صغيرةً إنَّ الجبالَ من الحصى

“Jangan pernah meremehkan
dosa kecil, sesungguhnya gunung itu adalah (tumpukan) dari kerikil yang
kecil”.

Kedua:

Jika seseorang sudah
bertaubat dari dosa-dosanya, maka semua itu akan diampuni, dan tidak akan
disiksa, tidak juga di dunia ataupun di akherat, oleh karenanya Nabi –shallallahu
‘alaihi wa sallam- bersabda:

التَّائِبُ مِنْ الذَّنْبِ كَمَنْ لا ذَنْبَ
لَهُ (رواه ابن ماجه،  رقم 425 .
قال الحافظ : سنده حسن .
وحسنه الألباني في صحيح ابن ماجه)

“Seorang yang bertaubat maka
ia sama dengan seseorang yang tidak memiliki dosa”. (HR. Ibnu Majah (4250).
Al Hafidz berkata: sanadnya hasan. Al Baani juga menghasankannya dalam
“Shahih Ibnu Majah”)

An Nawawi berkata:

“Para ulama –radhiyallahu
‘anhum- telah melakukan ijma’ bahwa taubat seseorang masih diterima selama
nafasnya belum sampai tenggorokan (sakaratul maut), sebagaimana yang
dinyatakan dalam hadits. Taubat sendiri memiliki tiga rukun:

1.
Melepaskan diri dari belenggu
maksiat yang dilakukan

2.
Menyesali perbuatannya

3.
Berazam untuk tidak
melakukannya lagi

Jika seseorang telah
bertaubat dari dosa tertentu, kemudian ia mengulanginya lagi maka itu tidak
membatalkan taubatnya, meskipun ia telah bertaubat dari sebuah dosa dan
masih beririsan dengan dosa yang lain maka taubatnya tetap sah. Ini
merupakan madzhab ahli kebenaran.

Beliau juga berkata:

“Meskipun dosa tertentu
terulang sebanyak 100 kali, 1000 kali atau lebih dan ia pun selalu bertaubat
setiap kali setelah melakukan dosa, maka taubatnya tetap diterima,
dosa-dosanya pun berguguran. Dan jika ia bertaubat dari semua dosa dengan
satu kali taubat maka taubatnya pun tetap sah”.

Disebutan dalam Ash Shahihain
dari Abu Hurairah –radhiyallahu ‘anhu- dari Nabi –shallallahu ‘alaihi wa
sallam- bahwa Allah –‘azza wa jalla- berfirman:

أَذْنَبَ عَبْدٌ ذَنْبًا ، فَقَالَ :
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي ذَنْبِي . فَقَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى : أَذْنَبَ
عَبْدِي ذَنْبًا ، فَعَلِمَ أَنَّ لَهُ رَبًّا يَغْفِرُ الذَّنْبَ وَيَأْخُذُ
بِالذَّنْبِ . ثُمَّ عَادَ فَأَذْنَبَ ، فَقَالَ : أَيْ رَبِّ ، اغْفِرْ لِي
ذَنْبِي . فَقَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى : عَبْدِي أَذْنَبَ ذَنْبًا ، فَعَلِمَ
أَنَّ لَهُ رَبًّا يَغْفِرُ الذَّنْبَ وَيَأْخُذُ بِالذَّنْبِ ، ثُمَّ عَادَ
فَأَذْنَبَ ، فَقَالَ : أَيْ رَبِّ ، اغْفِرْ لِي ذَنْبِي . فَقَالَ تَبَارَكَ
وَتَعَالَى : أَذْنَبَ عَبْدِي ذَنْبًا ، فَعَلِمَ أَنَّ لَهُ رَبًّا يَغْفِرُ
الذَّنْبَ ، وَيَأْخُذُ بِالذَّنْبِ ، اعْمَلْ مَا شِئْتَ فَقَدْ غَفَرْتُ لَكَ
.

“Ada seorang hamba yang
melakukan dosa dan berkata: “Ya Allah, ampunilah dosaku”. Maka Allah –tabaraka
wa ta’ala- berfirman: “Ada seorang hamba-Ku berbuat dosa, seraya ia
mengenali bahwa ia memiliki Tuhan yang Maha Pengampun, maka Allah
mengampuninya. Kemudian ia kembali melakukan dosa lagi dan berkata: “Ya
Rabbi, ampunilah dosaku”. Maka Allah –tabaraka wa ta’ala- berfirman:
“Hamba-Ku telah berbuat dosa, dan ia pun mengetahui bahwa dirinya memiliki
Rabb Yang Maha Pengampun, maka Allah pun mengampuni dosanya. Kemudian ia
kembali mengulangi dosanya dan berkata: Ya Rabb, ampunilah dosaku. Maka
Allah –tabaraka wa ta’ala- berfirman: “Hamba-Ku telah melakukan dosa, dan ia
mengetahui bahwa ia memiliki Rabb yang Maha Pengampun, dan menerima
taubatnya, maka lakukanlah semaumu karena Aku (kata Allah) telah mengampuni
dosamu”.

Dan dalam riwayat yang lain:

قَدْ غَفَرْتُ
لِعَبْدِي فَلْيَعْمَلْ مَا شَاءَ

“Aku telah mengampuni hamba-Ku,
maka hendaknya ia melakukan semaunya”.

An Nawawi –rahimahullah-
berkata:

“Firman Allah –‘azza wa jalla-
bagi yang mengulangi dosanya:

اِعْمَلْ مَا
شِئْت فَقَدْ غَفَرْت لَك

“Kerjakan sesukamu karena Aku
telah mengampunimu”.

Maksudnya adalah selama kamu
melakukan dosa kemudian bertaubat, maka Aku telah mengampunimu.

Yang penting, bahwa rahmat
Allah sangat luas, dan keutamaan-Nya begitu agung, barang siapa bertaubat
maka Allah akan mengampuninya, dan tidak selayaknya bagi seorang muslim
berani melakukan maksiat; karena bisa jadi ia tidak diberi jalan untuk
bertaubat. Apa yang disebutkan di dalam hadits untuk menjelaskan luasnya
rahmat Allah –ta’ala- dan agungnya keutamaan-Nya kepada para hamba-Nya,
bukan berarti agar manusia berani melakukan dosa.

Baca juga jawaban soal nomor:
9231

wallahu a’lam.

Refrensi

Soal Jawab Tentang Islam

at email

Langganan Layanan Surat

Ikut Dalam Daftar Berlangganan Email Agar Sampai Kepada Anda Berita Baru

phone

Aplikasi Islam Soal Jawab

Akses lebih cepat ke konten dan kemampuan menjelajah tanpa internet

download iosdownload android
at email

Langganan Layanan Surat

Ikut Dalam Daftar Berlangganan Email Agar Sampai Kepada Anda Berita Baru

phone

Aplikasi Islam Soal Jawab

Akses lebih cepat ke konten dan kemampuan menjelajah tanpa internet

download iosdownload android