Unduh
0 / 0
2750216/11/2006

Tali Yang Sangat Kuat Yang Tidak Akan Putus

Pertanyaan: 93454

Apa yang dimaksud dengan tali yang sangat kuat yang tidak mungkin putus ?

Puji syukur bagi Allah, dan salam serta berkat atas Rasulullah dan keluarganya.

..

Kata 
العروة الوثقى
berartikan tali
yang kuat yang tidak akan putus, di dalam Al- Qur’an Al Karim disebutkan
dalam dua tempat;
yang pertama yaitu dalam surat Al Baqarah ayat 256,
Allah Ta’ala berfirman :

لاَ
إِكْرَاهَ فِي الدِّينِ قَد تَّبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَيِّ فَمَنْ
يَكْفُرْ بِالطَّاغُوتِ وَيُؤْمِن بِاللّهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ
الْوُثْقَىَ لاَ انفِصَامَ لَهَا وَاللّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ  (سورة البقرة: 256)

“ Tidak ada paksaan dalam ( menganut ) Agama
( Islam ). Sesungguhnya telah jelas perbedaan antara jalan yang benar dengan
jalan yang sesat. Barangsiapa yang ingkar kepada
Taghut dan beriman kepada Allah, maka sungguh dia telah berpegang teguh
kepada tali yang sangat
kuat yang tidak akan putus. Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
(QS Al
Baqarah: 256)

Yang kedua, terdapat pada Surat Luqman ayat
22, Allah
Ta’ala berfirman :

وَمَن
يُسْلِمْ وَجْهَهُ إِلَى اللَّهِ وَهُوَ مُحْسِنٌ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ
بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَى وَإِلَى اللَّهِ عَاقِبَةُ الْأُمُورِ(سورة لقمان: 22)

“Dan barangsiapa yang menyerahkan dirinya
kepada Allah, sedang dia orang yang berbuat kebaikan, maka sesungguhnya ia
telah berpegang teguh kepada buhul tali yang kokoh. Dan hanya kepada Allah
lah  kesudahan segala urusan ” (QS
Surat: Luqman (22).

Terdapat pada Sunnah Nabawiyah yang secara
lantang menyebutkan tentang
العروة الوثقىdalam hadits yang diriwayatkan
oleh Imam Al Bukhari (3813) dan Imam Muslim   (2484 ) dari Qais bin Ubbad 
Radliyallahu Anhu dia berkata :

كُنْتُ
بِالْمَدِينَةِ فِي نَاسٍ فِيهِمْ بَعْضُ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، فَجَاءَ رَجُلٌ فِي وَجْهِهِ أَثَرٌ مِنْ خُشُوعٍ ،
فَقَالَ بَعْضُ الْقَوْمِ : هَذَا رَجُلٌ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ ، هَذَا
رَجُلٌ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ ، فَصَلَّى رَكْعَتَيْنِ يَتَجَوَّزُ فِيهِمَا
ثُمَّ خَرَجَ ، فَاتَّبَعْتُهُ فَدَخَلَ مَنْزِلَهُ وَدَخَلْتُ ،
فَتَحَدَّثْنَا ، فَلَمَّا اسْتَأْنَسَ قُلْتُ لَهُ : إِنَّكَ لَمَّا دَخَلْتَ
قَبْلُ قَالَ رَجُلٌ كَذَا وَكَذَا . قَالَ : سُبْحَانَ اللَّهِ ! مَا
يَنْبَغِي لِأَحَدٍ أَنْ يَقُولَ مَا لَا يَعْلَمُ ، وَسَأُحَدِّثُكَ لِمَ
ذَاكَ ، رَأَيْتُ رُؤْيَا عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَصَصْتُهَا عَلَيْهِ ، رَأَيْتُنِي فِي رَوْضَةٍ –
ذَكَرَ سَعَتَهَا وَعُشْبَهَا وَخُضْرَتَهَا – وَوَسْطَ الرَّوْضَةِ عَمُودٌ
مِنْ حَدِيدٍ أَسْفَلُهُ فِي الْأَرْضِ وَأَعْلَاهُ فِي السَّمَاءِ ، فِي
أَعْلَاهُ عُرْوَةٌ ، فَقِيلَ لِي : ارْقَهْ . فَقُلْتُ لَهُ
: لَا أَسْتَطِيعُ .
فَجَاءَنِي مِنْصَفٌ – قَالَ ابْنُ عَوْنٍ وَالْمِنْصَفُ الْخَادِمُ – فَقَالَ
بِثِيَابِي مِنْ خَلْفِي ، وَصَفَ أَنَّهُ رَفَعَهُ مِنْ خَلْفِهِ بِيَدِهِ ،
فَرَقِيتُ حَتَّى كُنْتُ فِي أَعْلَى الْعَمُودِ ، فَأَخَذْتُ بِالْعُرْوَةِ ،
فَقِيلَ لِيَ : اسْتَمْسِكْ . فَلَقَدْ اسْتَيْقَظْتُ وَإِنَّهَا لَفِي يَدِي .
فَقَصَصْتُهَا عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ :
تِلْكَ الرَّوْضَةُ الْإِسْلَامُ ، وَذَلِكَ الْعَمُودُ عَمُودُ الْإِسْلَامِ ،
وَتِلْكَ الْعُرْوَةُ عُرْوَةُ الْوُثْقَى ، وَأَنْتَ عَلَى الْإِسْلَامِ
حَتَّى تَمُوتَ . قَالَ : وَالرَّجُلُ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ سَلَامٍ

Aku berada
di Madinah dan di sekelilingku sebagian sahabat-sahabat Nabi
Shallallahu Alaihi
Wasallam, tiba-tiba datanglah seorang lelaki yang di wajahnya
tampak bekas kekhusukan.
Beberapa orang berkata: inilah lelaki
penghuni surga, inilah lelaki penghuni surga. Kemudian
lelaki
tersebut melaksanakan shalat dua rakaat yang sedang-sedang saja panjang
rakaatnya setelah selesai shalat dia keluar Masjid.
Maka akupun mengikutinya sampai dia
memasuki rumahnya; Akupun
ikut masuk ke rumahnya dan terjadi perbincangan di antara kami.

Ketika pembicaraan
sudah mulai cair aku berkata kepadanya: sesungguhnya tatkala anda memasuki
masjid maka orang-orang berkata begini dan begitu tentang anda.
Lelaki tersebut berkata: Subhanallah (Maha
suci Allah)! Tidak sepatutnya seseorang mengatakan apa yang tidak ia ketahui,
dan aku akan memberitahukan kepada anda apa itu yang sedang dibicarakan.

Aku pernah bermimpi di
masa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam kemudian aku menceritakan
mimpiku tersebut kepada beliau, aku melihat diriku berada di taman surga –
dia menggambarkan luasnya, rerumputannya dan hijau-hijauan yang ada di sana-
dan di tengah taman surga ada tiang yang terbuat dari besi yang batang
bawahnya menancap di bumi dan atasnya sampai ke langit, di bagian atasnya
terdapat “Al ‘Urwah” Tali yang sangat kuat, lalu dikatakan kepadaku :
naikilah dia. Aku menjawab: aku tidak bisa, dan datanglah kepadaku “Minshaf”-
Ibnu ‘Aun berkata : Al Minshaf adalah pembantu – dia berkata lalu Minshaf
menggapai bajuku dari belakang dan dia menyebutkan bahwa dia diangkat oleh
Minshaf dengan tangannya dari arah belakang. Lalu aku menaiki sampai aku
berada dipuncak tiang, kemudian aku mengambil Al ‘Urwah, dan dikatakan
kepadaku: Peganglah erat-erat. Tiba-tiba aku terbangun dan ternyata Al
‘Urwah berada di tanganku.

Lalu aku menceritakannya kepada Nabi
Shallallahu Alaihi Wasallam dan beliau bersabda : Taman Itu adalah tamannya
umat Islam, dan tiang itu adalah Tiangnya Islam, sedangkan Tali yang engkau
sebutkan adalah “Al ‘Urwah Al Wutsqo” dan engkau akan tetap berada di jalan
Islam hingga engkau meninggal. Lalu Qais bin Ubbad berkata: lelaki
tersebut adalah Abdullah Bin Salaam.

Dan para Ulama Salafus Shalih telah
menjelaskan tentang pengertian
العروة الوثقى
dengan ungkapan yang bermacam-macam namun semua pengertian mengarah kepada
tujuan yang sama :

Ibnu Abbas, Said bin Jubair dan Ad Dlohhak
berkata maksudnya adalah: kalimat Laa Ilaaha Illallah.

Anas bin Malik berkata : maksudnya adalah Al
Qur’an.

Mujahid berkata: Maksudnya adalah Al Iman.

As Saddy berkata: maksudnya adalah Al Islam.

Dari Salim bin Abi Al Ja’ad berkata:
maksudnya adalah mencintai karena Allah dan membenci karena Allah.
Ungkapan-ungkapan tersebut bisa dilihat pada: “ Tafsir Ibnu Abi Hatim”
(2/496). Ibnu Katsir mengungkapkan dalam “Tafsir Al Qur’an Al ‘Adzim”
(1/684). “Dan semua ungkapan ini shahih tidak ada pertentangan satu sama
lain”.

Syekh Ibnu ‘Utsaimin Rahimahullah ditanya
dalam “Fatawa Nuurun Ala Ad Darb” ( bab As Shalat/ 1218 ) Apa yang dimaksud
Al ‘Urwah Al Wutsqa ?

Beliau menjawab: “Al Urwah Al Wutsqa adalah
Al Islam, dan dinamakan Al Urwah Al Wutsqa karena dia tersambung dengan
syurga”. Dan anda tahu wahai saudara penanya bahwa pengertian yang
dijelaskan oleh para Ulama tentang “Al Urwah Al Wutsqa” adalah barangsiapa
yang berpegang teguh padanya maka akan menyampaikannya sampai ke surga.
Hal itu
mencakup; Islam, Iman, Al Qur’an dan kalimat Tauhid, dan setiap di antara
salah satu pengertian tersebut menjelaskan pengertian-pengertian yang lain
yang aplikasinya saling berdekatan satu dengan lainnya.

Wallahu A’lam.

Refrensi

Soal Jawab Tentang Islam

at email

Langganan Layanan Surat

Ikut Dalam Daftar Berlangganan Email Agar Sampai Kepada Anda Berita Baru

phone

Aplikasi Islam Soal Jawab

Akses lebih cepat ke konten dan kemampuan menjelajah tanpa internet

download iosdownload android