Unduh
0 / 0

Malaikat Berubah Wujud Seperti Manusia, dan Siapakan Yang Mampu Melihat Wujud Mereka Yang sebenarnya ?

Pertanyaan: 96661

Apakah benar bahwa anak-anak diberikan kemampuan untuk melihat malaikat ?

Puji syukur bagi Allah, dan salam serta berkat atas Rasulullah dan keluarganya.

Allah –subhanahu wa ta’ala- telah menciptakan manusia dari
tanah, dan menciptakan jin dari api, dan malaikat dari cahaya, dan telah
ditetapkan melalui nash yang qath’i (dalil yang baku) bahwa tidak mungkin
manusia mampu melihat jin, kecuali mereka berubah wujud dengan wujud yang
lain, seperti; manusia, hewan. Malaikat pun pada dasarnya sesuai dengan
penciptaannya tidak bisa dilihat oleh kebanyakan manusia, kecuali jika
mereka berubah wujud kepada wujud manusia.

Dan dalam jawaban soal nomor: 70364 sudah sangat terperinci
bahwa mustahil bagi manusia secara umum mampu melihat malaikat pada wujud
aslinya, hal itu tidak pernah terjadi pada umat ini kecuali pada diri
Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam-.

Adapun berubah wujudnya malaikat kepada wujud manusia telah
ditetapkan oleh al Qur’an dan Sunnah yang shahih, jika malaikat berwujud
manusia maka semua orang baik laki-laki ataupun perempuan, tua maupun muda
memungkinkan untuk melihatnya. Namun, seseorang juga tidak bisa mengklaim
bahwa sosok yang dilihatnya pada wujud manusia itu adalah malaikat; karena
penetapan sosok tersebut malaikat atau bukan adalah melalui wahyu dari Allah
–subhanahu wa ta’ala-. Pertanyaannya, bagaimana itu bisa terjadi setelah
Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- wafat !?. Pada masa lalu,
malaikat pernah berwujud manusia mendatangi Nabi Ibrohim dan Nabi Luth
–‘alaihimas salam-, kedua Nabi tersebut tidak mengenali siapa sosok manusia
tersebut sebenarnya kecuali setelah diberitahu bahwa keduanya adalah
malaikat, bagaimana dengan kebanyakan manusia yang lain, mereka pasti lebih
tidak mengetahui…

Beberapa dalil tentang berubahnya wujud malaikat, dan
memungkinkan untuk dilihat:

1.

قال تعالى : ( وَاذْكُرْ فِي الْكِتَابِ مَرْيَمَ إِذِ
انْتَبَذَتْ مِنْ أَهْلِهَا مَكَانًا شَرْقِيًّا . فَاتَّخَذَتْ مِنْ دُونِهِمْ
حِجَابًا فَأَرْسَلْنَا إِلَيْهَا رُوحَنَا فَتَمَثَّلَ لَهَا بَشَرًا سَوِيًّا
. قَالَتْ إِنِّي أَعُوذُ بِالرَّحْمَنِ مِنْكَ إِنْ كُنْتَ تَقِيًّا . قَالَ
إِنَّمَا أَنَا رَسُولُ رَبِّكِ لِأَهَبَ لَكِ غُلَامًا زَكِيًّا )

مريم/16-19 .

“Dan ceritakanlah (kisah) Maryam di dalam Al Qur’an, yaitu
ketika ia menjauhkan diri dari keluarganya ke suatu tempat di sebelah timur,
maka ia mengadakan tabir (yang melindunginya) dari mereka; lalu Kami
mengutus roh Kami kepadanya, maka ia menjelma di hadapannya (dalam bentuk)
manusia yang sempurna. Maryam berkata: “Sesungguhnya aku berlindung
daripadamu kepada Tuhan Yang Maha Pemurah, jika kamu seorang yang bertakwa”.
Ia (Jibril) berkata: “Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang utusan Tuhanmu,
untuk memberimu seorang anak laki-laki yang suci”. (QS. Maryam: 16-19)

2.

وقال تعالى : ( هَلْ أَتَاكَ حَدِيثُ ضَيْفِ إِبْرَاهِيمَ
الْمُكْرَمِينَ . إِذْ دَخَلُوا عَلَيْهِ فَقَالُوا سَلَامًا قَالَ سَلَامٌ
قَوْمٌ مُنْكَرُونَ . فَرَاغَ إِلَى أَهْلِهِ فَجَاءَ بِعِجْلٍ سَمِينٍ .
فَقَرَّبَهُ إِلَيْهِمْ قَالَ أَلَا تَأْكُلُونَ . فَأَوْجَسَ مِنْهُمْ خِيفَةً
قَالُوا لَا تَخَفْ وَبَشَّرُوهُ بِغُلَامٍ عَلِيمٍ )
الذاريات/24-28 .

“Sudahkah sampai kepadamu (Muhammad) cerita tamu Ibrahim
(malaikat-malaikat) yang dimuliakan? (Ingatlah) ketika mereka masuk ke
tempatnya lalu mengucapkan: “Salaaman”, Ibrahim menjawab: “Salaamun” (kamu)
adalah orang-orang yang tidak dikenal.  Maka dia pergi dengan diam-diam
menemui keluarganya, kemudian dibawanya daging anak sapi gemuk (yang
dibakar), lalu dihidangkannya kepada mereka. Ibrahim berkata: “Silakan kamu
makan”. (Tetapi mereka tidak mau makan), karena itu Ibrahim merasa takut
terhadap mereka. Mereka berkata: “Janganlah kamu takut,” dan mereka memberi
kabar gembira kepadanya dengan (kelahiran) seorang anak yang alim (Ishaq)”.
(QS. Adz Dzariyat: 24-28)

3.

وقال تعالى : ( وَلَمَّا جَاءَتْ رُسُلُنَا لُوطًا سِيءَ بِهِمْ
وَضَاقَ بِهِمْ ذَرْعًا وَقَالَ هَذَا يَوْمٌ عَصِيبٌ )

هود/77 .

“Dan tatkala datang utusan-utusan Kami (para malaikat) itu
kepada Luth, dia merasa susah dan merasa sempit dadanya karena kedatangan
mereka, dan dia berkata: “Ini adalah hari yang amat sulit.” (QS. Huud: 77)

4.

عن عُمَر بْن الْخَطَّابِ قَالَ : بَيْنَمَا نَحْنُ عِنْدَ
رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ يَوْمٍ إِذْ طَلَعَ
عَلَيْنَا رَجُلٌ شَدِيدُ بَيَاضِ الثِّيَابِ شَدِيدُ سَوَادِ الشَّعَرِ لَا
يُرَى عَلَيْهِ أَثَرُ السَّفَرِ وَلَا يَعْرِفُهُ مِنَّا أَحَدٌ حَتَّى جَلَسَ
إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَسْنَدَ رُكْبَتَيْهِ
إِلَى رُكْبَتَيْهِ وَوَضَعَ كَفَّيْهِ عَلَى فَخِذَيْهِ وَقَالَ يَا مُحَمَّدُ
أَخْبِرْنِي عَنْ الْإِسْلَامِ … قَالَ : ثُمَّ انْطَلَقَ فَلَبِثْتُ
مَلِيًّا ، ثُمَّ قَالَ لِي : يَا عُمَرُ أَتَدْرِي مَنْ السَّائِلُ ؟ قُلْتُ :
اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ ، قَالَ : فَإِنَّهُ جِبْرِيلُ أَتَاكُمْ
يُعَلِّمُكُمْ دِينَكُمْ
.رواه
البخاري ( 8 ) .

“Dari Umar  bin Khatab –radhiyallahu ‘anhu- berkata: “Ketika
kami pada suatu hari bersama Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam-,
tiba-tiba seseorang datang menghampiri kami, dengan pakaian putih bersih,
sangat hitam rambutnya, tidak ada tanda-tanda dari perjalanan jauh, kami
semua tidak menganalinya, seraya mendekat kepada Rasulullah –shallallahu
‘alaihi wa sallam- lau duduk dengan merapatkan kedua lututnya kepada kedua
lutut Rasulullah, dan meletakkan kedua telapak tangannya di atas kedua paha
Rasulullah dan berkata: “Wahai Muhammad, kabarkan kepadaku apa itu Islam
?……. lalu pergi. Saya masih bersama Rasulullah beberapa saat, seraya
Rasulullah bertanya: “Wahai Umar, apakah kamu tahu siapa yang tadi
bertanya?, saya menjawab: “Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui. Beliau
bersabda: “Dia adalah Jibril mendatangi kalian untuk mengajarkan agama
kalian”. (HR. Bukhori, 8)

5.Riwayat tentang tiga orang Bani
Israil  yang diuji dengan penyakit belang, botak dan buta. Allah mengutus
malaikat yang berwujud manusia untuk memberitahukan kepada mereka. (HR.
Bukhori 3277, dan Muslim 2964)

6.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ أَنَّ رَجُلًا زَارَ أَخًا لَهُ فِي قَرْيَةٍ أُخْرَى فَأَرْصَدَ
اللَّهُ لَهُ عَلَى مَدْرَجَتِهِ مَلَكًا فَلَمَّا أَتَى عَلَيْهِ قَالَ أَيْنَ
تُرِيدُ قَالَ أُرِيدُ أَخًا لِي فِي هَذِهِ الْقَرْيَةِ قَالَ هَلْ لَكَ
عَلَيْهِ مِنْ نِعْمَةٍ تَرُبُّهَا قَالَ لَا غَيْرَ أَنِّي أَحْبَبْتُهُ فِي
اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ قَالَ فَإِنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكَ بِأَنَّ
اللَّهَ قَدْ أَحَبَّكَ كَمَا أَحْبَبْتَهُ فِيهِ .
رواه مسلم ( 2567 ) .

 Dari Abu Hurairah –radhiyallahu ‘anhu- dari Rasulullah
–shallallahu ‘alaihi wa sallam- bahwasanya ada seseorang mengunjungi
saudaranya di sebuah desa, maka Allah mengawasinya dengan mengutus malaikat
untuk mengikutinya dan bertanya kepadanya: “Kamu mau kemana ?”, ia menjawab:
“Saya mau mengunjungi saudara saya di desa ini”.  Malaikat itu berkata:
“Apakah anda memiliki hutang budi yang ingin anda membalasnya?”, ia
menjawab: “Tidak, saya mengunjunginya karena saya mencintainya karena Allah.
Malaikat berkata: “Saya adalah utusan Allah kepadamu untuk memberitahu bahwa
Allah telah mencintaimu sebagaimana engkau mencintai saudaramu karena
Allah”. (HR. Muslim 2567)

Dan masih banyak lagi dalil-dalil shahih lainnya, yang
menunjukkan kepada kita bahwa memungkinkan bagi malaikat yang berwujud
manusia atau berwujud seperti yang diperintahkan Allah untuk bisa dilihat
oleh mereka yang Allah berikan kemampuan untuk melihatnya.

Barang siapa yang mengaku melihat malaikat pada wujud
sebenarnya, maka ia adalah dusta atau penghayal. Rasulullah pernah melihat
malaikat Jibril pada wujud sebenarnya dengan memenuhi ufuk dan memiliki 600
sayap. Siapakah gerangan yang mengklaim dirinya telah melihat Jibril pada
saat itu….!?. Yang jelas, tidak satu pun dari umat ini yang mampu melihat
malaikat pada wujud sebenarnya kecuali Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa
sallam-, adapun anak-anak maka sama dengan mayoritas manusia yang lain tidak
mungkin melihat malaikat kecuali setelah mereka berubah wujud.

Syeikh Islam Ibnu Taimiyah –rahimahullah- berkata:

“….Oleh karenanya, manusia tidak mampu melihat malaikat pada
wujud sebenarnya, kecuali yang Allah izinkan. Sebagaimana Allah telah
mengizinkan Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam-. Allah –Ta’ala-
berfirman:

(
وقالوا لولا أُنزل عليه ملَك ولو أنزلنا ملَكاً لقضي الأمر ثم لا ينظرون . ولو
جعلناه ملَكا لجعلناه رجلاً وللبسنا عليهم ما يلبسون ) الأنعام/8،9

“Dan mereka berkata: “Mengapa tidak diturunkan kepadanya
(Muhammad) seorang malaikat?” dan kalau Kami turunkan (kepadanya) seorang
malaikat, tentu selesailah urusan itu, kemudian mereka tidak diberi tangguh
(sedikitpun). Dan kalau Kami jadikan rasul itu (dari) malaikat, tentulah
Kami jadikan dia berupa laki-laki dan (jika Kami jadikan dia berupa
laki-Iaki), Kami pun akan jadikan mereka tetap ragu sebagaimana kini mereka
ragu”. (QS. Al An’am: 8-9)

Banyak ulama Salaf mengatakan: “Mereka tidak akan mampu
melihat malaikat pada wujud sebenarnya. Jikalau Kami turunkan malaikat
kepada mereka, maka kami turunkan malaikat pada wujud manusia, hingga ada
kemiripan dengan mereka, apakah sosok tersebut malaikat atau manusia. Mereka
tidak akan mendapatkan manfaat apapun dengan diutusnya malaikat (pada wujud
sebenarnya), maka Kami utus kepada mereka sosok manusia dari jenis mereka
sendiri, yang memungkinkan untuk dilihat, dan talaqqy kepadanya, ini
merupakan bentuk ihsan dan kasih sayang kepada makhluk”. (Minhaj Sunnah
Nabawiyah: 2/333)

Lihatlah rincian tentang malaikat pada jawaban soal nomor:
843

Wallahu a’lam.

Refrensi

Soal Jawab Tentang Islam

at email

Langganan Layanan Surat

Ikut Dalam Daftar Berlangganan Email Agar Sampai Kepada Anda Berita Baru

phone

Aplikasi Islam Soal Jawab

Akses lebih cepat ke konten dan kemampuan menjelajah tanpa internet

download iosdownload android