Sebagian khatib di masjid-masjid di wilayah ini berkhutbah yang salah satu kandungannya adalah hadits Salman yang di dalamnya menerangkan bahwa Rasulullah sallallahu ’alaihi wa sallam memberikan khutbah kepada mereka di hari terakhir bulan Sya’ban. Sebagian teman menyanggahnya secara terang-terangan di hadapan orang banyak dengan mengatakan bahwa hadits Salman termasuk hadits maudhu’ (dusta). Begitu juga ungkapan: Barangsiapa mengenyangkan orang yang berpuasa (memberikan buka puasa), maka Allah akan memberinya minum dari telagaku yang membuatnya tidak akan haus setelahnya sampai masuk surga. Begitu juga ucapannya: Barangsiapa memberi keringanan kepada budaknya (pembantunya), maka Allah akan mengampuninya dan membebaskannya dari (siksa) neraka. Dia katakan: Bahwa kalimat-kalimat tersebut adalah dusta terhadap Rasulullah sallallahu ’alaihi wa sallam. Dan siapa yang berbohong kepada Rasulullah, maka akan disiapkan baginya tempat di neraka. Apakah hadits ini shahih atau tidak?
Hadits Salman Tentang Keutamaan Bulan Ramadan Adalah Lemah
Pertanyaan: 106480
Puji syukur bagi Allah, dan salam serta berkat atas Rasulullah dan keluarganya.
Hadits Salman diriwayatkan oleh Ibnu Huzaimah dalam kitab Shahihnya, beliau berkata: Bab Keutamaan Di Bulan Ramadan, Jika Haditsnya Shahih. Kemudian beliau berkata: Telah menyampaikan kepada kami Ali bin Hajar As-Sa’dy, (dia berkata) telah menyampaikan kepada kami Yusuf bin Ziyad, (dia berkata) telah menyampaikan kepada kami Hammam bin Yahya dari Ali bin Zaid bin Jad’an dari Said bin Musayyab, dari Salman, dia berkata:
Rasulullah sallallahu ’alaihi wa sallam berkhutbah (di hadapan) kami pada hari terakhir bulan Sya’ban, beliau bersabda: “Wahai manusia, telah menaungi kalian bulan nan agung, bulan penuh barokah, bulan yang di dalamnya terdapat Lailatul Qadar yang lebih baik dari seribu bulan. Allah telah menjadikan berpuasa di dalamnya suatu kewajiban, dan qiyamul lail sebagai sunnah, barangsiapa yang mendekatkan diri di dalamnya dengan satu kebaikan maka dia bagaikan menunaikan kewajiban pada bulan lainnya, dan barangsiapa yang menunaikan kewajiban di dalamnya, maka dia bagaikan menunaikan tujuh puluh kewajiban pada bulan lainnya. Ia adalah bulan kesabaran, dan pahala sabar adalah surga, ia bulan saling mengasihi, bulan saat rezeki orang mukmin bertambah. Barangisapa memberi makanan berbuka bagi orang yang berpuasa, maka dosa-dosanya akan terampuni, dibebaskan dari neraka. Dan dia mendapatkan pahala seperti orang yang berpuasa tanpa mengurangi pahalanya sedikitpun juga.
Shahabat bertanya: “Tidak semua dari kita memiliki apa yang dapat diberikan untuk memberi buka bagi orang yang berpuasa?”. Beliau bersabda: ”Allah akan memberikan pahala ini bagi orang yang memberikan buka orang yang berpuasa, walau dengan kurma, seteguk air, atau segelas susu. Ia adalah bulan yang permulaannya rahmah, pertengahannya ampunan, dan akhirnya kebebasan dari siksa neraka. Barangsiapa yang meringankan budaknya (pembantunya) maka Allah akan mengampuninya dan memerdekakannya dari neraka.
Maka hendaklah kalian memperbanyak empat kebaikan. Dua kebaikan yang membuat Tuhan rida terhadap kalian, dan dua kebaikan lagi yang tidak dapat kalian abaikan. Sementara dua kebaikan yang membuat Tuhan kalian rida adalah persaksian bahwa tiada tuhan yang berhak disembah selain Allah dan kalian memohon ampun kepada-Nya. Sementara dua kebaikan yang tidak dapat kalian abaikan adalah memohon surga kepada Allah dan berlindung kepada-Nya dari siksa neraka. Dan siapa yang di bulan ini mengenyangkan orang yang berpuasa (memberi makan berbuka), maka Allah akan memberinya seteguk minuman dari telagaku yang membuatnya tidak akan haus hingga masuk surga”.
Dalam sanad (hadits) ini ada Ali bin Zaid bin Jad’an, beliau lemah dan jelek hafalannya. Dalam sanadnya ada juga (perawi) Yusuf bin Ziyad Al-Bashary, beliau munkar haditsnya. Di dalamnya juga ada Hammad bin Yahya bin Dinar Al-‘Udy, Ibnu Hajar mengomentari (beliau) di kitab At-Taqrib: (Orangnya) tsiqah (terpercaya), namun kadang wahim (keliru).
Dengan demikian, dengan sanad (silsilah perawi) ini, maka hadits ini bukan dusta, akan tetapi lemah. Meskipun begitu, keutamaan Ramadan yang telah diriwayatkan dalam hadits-hadits shahih banyak sekali. Wabillahi taufiq. Semoga salawat dan salam senantisa tercurahkan kepada Nabi Kita Muhammad, keluarga dan shahabatnya.
Al-Lajnah Ad-Daimah Lilbuhuts Al-Ilmiyah Wal Ifta’
Syekh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz, Syekh Abdurrazzaq Afifi, Syekh Abdullah Gudayyan, Syekh Abdullah Qa’ud.
Refrensi:
Soal Jawab Tentang Islam