Unduh
0 / 0
3482022/08/2004

Tafsir Surat Ali Imran: 45

Pertanyaan: 10683

Saya ingin mengetahui tafsir dari firman Allah –Ta’ala- :

إِذْ قَالَتِ الْمَلائِكَةُ يَا مَرْيَمُ إِنَّ اللَّهَ يُبَشِّرُكِ بِكَلِمَةٍ مِنْهُ اسْمُهُ الْمَسِيحُ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ وَجِيهاً فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ وَمِنَ الْمُقَرَّبِينَ (سورة آل عمران: 45)

“045. (Ingatlah), ketika Malaikat berkata: “Hai Maryam, sesungguhnya Allah menggembirakan kamu (dengan kelahiran seorang putera yang diciptakan) dengan kalimat (yang datang) daripada-Nya, namanya Al Masih `Isa putera Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat dan termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah)”. (QS. Ali Imran: 45)

Dan apakah makna dari “بكلمة منه “ adalah dari ruh-Nya sebagaimana yang diklaim oleh orang-orang Nasrani?

Puji syukur bagi Allah, dan salam serta berkat atas Rasulullah dan keluarganya.

Ketahuilah wahai saudaraku
yang mulia, semoga Allah senantiasa memberikan taufiq-Nya kepada kita sesuai
dengan yang Dia cintai dan ridhai. Perbedaan antara apa yang Allah turunkan
di dalam kitab-Nya yang mengandung petunjuk dan agama yang benar dengan apa
yang dikatakan oleh orang-orang Nasrani tentang Nabi Isa –‘alaihis salam-
adalah seperti perbedaan antara kekufuran dan keimanan, antara tauhid dan
syirik, antara petunjuk dan kesesatan, antara cahaya dan kegelapan, kami
memohon kepada Allah agar senantiasa menerangi hati kita semua dengan tauhid
dan beriman kepada-Nya.

Lalu ketahuilah saudaraku
bahwa menjadi suatu kewajiban bagi siapa saja yang mendapatkan masalah
tentang ayat yang mutasyabih (samar) yang tertera di dalam al Qur’an, maka
ia harus memahaminya sesuai dengan ayat-ayat yang muhkamat (jelas) yang
lebih dominan dan banyak sekali dalam al Qur’an. Inilah yang menjadi patokan
dan rujukan dalam memahaminya, menyimpulkan hukum-hukumnya dan mengambil
pelajarannya. Tidak lah ayat yang satu bertentangan dengan ayat yang lain,
tidak lah satu ayat menyerang ayat yang lain. Atau mengikuti ayat yang
mutasyabihat yang dianggap sulit difahami dengan meninggalkan ayat yang
jelas maknanya, yang demikian itulah cara ahli bid’ah dan kesesatan dalam
memahami ayat –semoga Allah mengampuni kita semua-. Allah –Ta’ala-
berfirman:

هُوَ
الَّذِي أَنْزَلَ عَلَيْكَ الْكِتَابَ مِنْهُ آيَاتٌ مُحْكَمَاتٌ هُنَّ أُمُّ
الْكِتَابِ وَأُخَرُ مُتَشَابِهَاتٌ فَأَمَّا الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ زَيْغٌ
فَيَتَّبِعُونَ مَا تَشَابَهَ مِنْهُ ابْتِغَاءَ الْفِتْنَةِ وَابْتِغَاءَ
تَأْوِيلِهِ وَمَا يَعْلَمُ تَأْوِيلَهُ إِلا اللَّهُ وَالرَّاسِخُونَ فِي
الْعِلْمِ يَقُولُونَ آمَنَّا بِهِ كُلٌّ مِنْ عِنْدِ رَبِّنَا وَمَا
يَذَّكَّرُ إِلا أُوْلُوا الْأَلْبَابِ(سورةآل عمران: 7)

“Dia-lah yang menurunkan Al
Kitab (Al Qur’an) kepada kamu. Di antara (isi) nya ada ayat-ayat yang
muhkamaat itulah pokok-pokok isi Al Qur’an dan yang lain (ayat-ayat)
mutasyaabihaat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada
kesesatan, maka mereka mengikuti sebagian ayat-ayat yang mutasyabihat untuk
menimbulkan fitnah dan untuk mencari-cari ta’wilnya, padahal tidak ada yang
mengetahui ta’wilnya melainkan Allah. Dan orang-orang yang mendalam ilmunya
berkata: “Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyabihat, semuanya itu dari
sisi Tuhan kami.” Dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya)
melainkan orang-orang yang berakal”. (QS. Ali Imran: 7)

Tidaklah yang telah kami
sebutkan menunjukkan akan kebenaran pernyataan orang-orang Nasrani, justru
ayat tersebut menolak keyakinan orang Nasrani, menjelaskan kesesatan dan
kekufuran mereka terhadap Rabb semesta alam.

Allah –Ta’ala- berfirman:

ذَلِكَ مِنْ أنْبَاءِ الْغَيْبِ نُوحِيهِ إِلَيْكَ وَمَا كُنْتَ لَدَيْهِمْ
إِذْ يُلْقُونَ أَقْلامَهُمْ أَيُّهُمْ يَكْفُلُ مَرْيَمَ وَمَا كُنْتَ
لَدَيْهِمْ إِذْ يَخْتَصِمُونَ * إِذْ قَالَتْ الْمَلائِكَةُ يَامَرْيَمُ إِنَّ
اللَّهَ يُبَشِّرُكِ بِكَلِمَةٍ مِنْهُ اسْمُهُ الْمَسِيحُ عِيسَى ابْنُ
مَرْيَمَ وَجِيهًا فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ وَمِنْ الْمُقَرَّبِينَ
*
وَيُكَلِّمُ
النَّاسَ فِي الْمَهْدِ وَكَهْلًا وَمِنْ الصَّالِحِينَ * قَالَتْ رَبِّ أَنَّى
يَكُونُ لِي وَلَدٌ وَلَمْ يَمْسَسْنِي بَشَرٌ قَالَ كَذَلِكِ اللَّهُ يَخْلُقُ
مَا يَشَاءُ إِذَا قَضَى أَمْرًا فَإِنَّمَا يَقُولُ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ
*
وَيُعَلِّمُهُ
الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَالتَّوْرَاةَ وَالإِنجِيلَ * وَرَسُولا إِلَى بَنِي
إِسْرَائِيلَ أَنِّي قَدْ جِئْتُكُمْ بِآيَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ أَنِّي أَخْلُقُ
لَكُمْ مِنْ الطِّينِ كَهَيْئَةِ الطَّيْرِ فَأَنفُخُ فِيهِ فَيَكُونُ طَيْرًا
بِإِذْنِ اللَّهِ وَأُبْرِئُ الأَكْمَهَ وَالأَبْرَصَ وَأُحْيِ الْمَوْتَى
بِإِذْنِ اللَّهِ وَأُنَبِّئُكُمْ بِمَا تَأْكُلُونَ وَمَا تَدَّخِرُونَ فِي
بُيُوتِكُمْ إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَةً لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنينَ
*
وَمُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيَّ مِنْ التَّوْرَاةِ
وَلأُحِلَّ لَكُمْ بَعْضَ الَّذِي حُرِّمَ عَلَيْكُمْ وَجِئْتُكُمْ بِآيَةٍ
مِنْ رَبِّكُمْ فَاتَّقُوا اللَّهَ وَأَطِيعُونِ * إِنَّ اللَّهَ رَبِّي
وَرَبُّكُمْ فَاعْبُدُوهُ هَذَا صِرَاطٌ مُسْتَقِيمٌ (سورة آل عمران: 44-51)

“Yang demikian itu adalah
sebagian dari berita-berita ghaib yang Kami wahyukan kepada kamu (ya
Muhammad); padahal kamu tidak hadir beserta mereka, ketika mereka
melemparkan anak-anak panah mereka (untuk mengundi) siapa di antara mereka
yang akan memelihara Maryam. Dan kamu tidak hadir di sisi mereka ketika
mereka bersengketa. (Ingatlah), ketika Malaikat berkata: “Hai Maryam,
sesungguhnya Allah menggembirakan kamu (dengan kelahiran seorang putera yang
diciptakan) dengan kalimat (yang datang) daripada-Nya, namanya Al Masih `Isa
putera Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat dan termasuk
orang-orang yang didekatkan (kepada Allah), dan dia berbicara dengan manusia
dalam buaian dan ketika sudah dewasa dan dia termasuk di antara orang-orang
yang saleh.” Maryam berkata: “Ya Tuhanku, betapa mungkin aku mempunyai anak,
padahal aku belum pernah disentuh oleh seorang laki-laki pun.” Allah
berfirman (dengan perantaraan Jibril): “Demikianlah Allah menciptakan apa
yang dikehendaki-Nya. Apabila Allah berkehendak menetapkan sesuatu, maka
Allah hanya cukup berkata kepadanya: “Jadilah”, lalu jadilah dia.

Dan Allah akan mengajarkan
kepadanya Al Kitab, Hikmah, Taurat dan Injil. Dan (sebagai) Rasul kepada
Bani Israil (yang berkata kepada mereka): “Sesungguhnya aku telah datang
kepadamu dengan membawa sesuatu tanda (mu`jizat) dari Tuhanmu, yaitu aku
membuat untuk kamu dari tanah berbentuk burung; kemudian aku meniupnya, maka
ia menjadi seekor burung dengan seizin Allah; dan aku menyembuhkan orang
yang buta sejak dari lahirnya dan orang yang berpenyakit sopak; dan aku
menghidupkan orang mati dengan seizin Allah; dan aku kabarkan kepadamu apa
yang kamu makan dan apa yang kamu simpan di rumahmu. Sesungguhnya pada yang
demikian itu adalah suatu tanda (kebenaran kerasulanku) bagimu, jika kamu
sungguh-sungguh beriman.” Dan (aku datang kepadamu) membenarkan Taurat yang
datang sebelumku, dan untuk menghalalkan bagimu sebagian yang telah
diharamkan untukmu, dan aku datang kepadamu dengan membawa suatu tanda
(mu`jizat) dari Tuhanmu. Karena itu bertaqwalah kepada Allah dan ta`atlah
kepadaku. Sesungguhnya Allah, Tuhanku dan Tuhanmu, karena itu sembahlah Dia.
Inilah jalan yang lurus”. (QS. Ali Imran: 44-51)

Syekh Islam Ibnu Taimiyah
–rahimahullah- berkata:

“Dalam masalah ini ada
beberapa hal yang menjelaskan bahwa Nabi Isa adalah makhluk tidak
sebagaimana yang dikatakan oleh orang-orang Nasrani, di antaranya adalah:

1.Bahwa
Allah sendiri yang menjelaskan maksudnya, bahwa (Nabi Isa) adalah makhluk
sebagaimana firman-Nya:

كذلك الله يخلق ما يشاء إذا قضى أمرا فإنما يقول له كن فيكون

“Demikianlah Allah
menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Apabila Allah berkehendak menetapkan
sesuatu, maka Allah hanya cukup berkata kepadanya: “Jadilah”, lalu jadilah
dia”. (QS. Ali Imran: 47)

Sebagaimana dalam ayat yang
lain:

إِنَّ مَثَلَ عِيسَى عِنْدَ اللَّهِ كَمَثَلِ آدَمَ خَلَقَهُ
مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ قَالَ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ (سورة آل عمران: 59)

“Sesungguhnya misal
(penciptaan) `Isa di sisi Allah, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah
menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya: “Jadilah”
(seorang manusia), maka jadilah dia”. (QS. Ali Imran: 59)

Allah juga berfirman dalam
surat Maryam:

ذَلِكَ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ قَوْلَ الْحَقِّ الَّذِي فِيهِ
يَمْتَرُونَ * مَا كَانَ لِلَّهِ أَنْ يَتَّخِذَ مِنْ وَلَدٍ سُبْحَانَهُ إِذَا
قَضَى أَمْراً فَإِنَّمَا يَقُولُ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ (سورة مريم: 35)

“Itulah Isa putera Maryam,
yang mengatakan perkataan yang benar, yang mereka berbantah-bantahan tentang
kebenarannya. Tidak layak bagi Allah mempunyai anak, Maha Suci Dia. Apabila
Dia telah menetapkan sesuatu, maka Dia hanya berkata kepadanya: “Jadilah”,
maka jadilah ia”. (QS. Maryam: 34-35)

Allah juga berfirman:

اسمه المسيح عيسى بن مريم

 (سورة آل عمران: 45)

“… Namanya Al Masih `Isa
putera Maryam…”. (QS. Ali Imran: 45)

Dia (Allah) menjelaskan bahwa
ia adalah anak Maryam. Dia juga menjelaskan bahwa beliau adalah:

وجيه في الدنيا والآخرة ومن المقربين 

(سورة آل عمران: 45)

“Seorang terkemuka di dunia
dan di akhirat dan termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah)”.
(QS. Ali Imran: 45)

Semua ini adalah sifat-sifat
makhluk.

Maryam berkata:

أنى يكون لي ولد  (سورة
آل عمران: 47)

“Ya Tuhanku, betapa mungkin
aku mempunyai anak…?”. (QS. Ali Imran: 47)

Maka Allah menjelaskan bahwa
al Masih yang berarti “kalimah” adalah putera Maryam, bukan putera Allah
–subhanahu wa ta’ala-.

Allah –subahnahu wa ta’ala-
berfirman dalam surat An Nisa’:

يَا أَهْلَ الْكِتَابِ لا تَغْلُوا فِي دِينِكُمْ وَلا
تَقُولُوا عَلَى اللَّهِ إِلا الْحَقَّ إِنَّمَا الْمَسِيحُ عِيسَى ابْنُ
مَرْيَمَ رَسُولُ اللَّهِ وَكَلِمَتُهُ أَلْقَاهَا إِلَى مَرْيَمَ وَرُوحٌ
مِنْهُ فَآمِنُوا بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ وَلا تَقُولُوا ثَلاثَةٌ انتَهُوا
خَيْرًا لَكُمْ إِنَّمَا اللَّهُ إِلَهٌ وَاحِدٌ سُبْحَانَهُ أَنْ يَكُونَ لَهُ
وَلَدٌ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأَرْضِ وَكَفَى بِاللَّهِ
وَكِيلا * لَنْ يَسْتَنكِفَ الْمَسِيحُ أَنْ يَكُونَ عَبْدًا لِلَّهِ وَلا
الْمَلائِكَةُ الْمُقَرَّبُونَ وَمَنْ يَسْتَنكِفْ عَنْ عِبَادَتِهِ
وَيَسْتَكْبِرْ فَسَيَحْشُرُهُمْ إِلَيْهِ جَمِيعًا * فَأَمَّا الَّذِينَ
آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ فَيُوَفِّيهِمْ أُجُورَهُمْ وَيَزِيدُهُمْ
مِنْ فَضْلِهِ وَأَمَّا الَّذِينَ اسْتَنكَفُوا وَاسْتَكْبَرُوا
فَيُعَذِّبُهُمْ عَذَابًا أَلِيمًا وَلا يَجِدُونَ لَهُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ
وَلِيًّا وَلا نَصِيرًا(سورة

النساء: 171-173)

“Wahai Ahli Kitab, janganlah
kamu melampaui batas dalam agamamu, dan janganlah kamu mengatakan terhadap
Allah kecuali yang benar. Sesungguhnya Al Masih, `Isa putera Maryam itu,
adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya yang
disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) roh dari-Nya. Maka
berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan janganlah kamu
mengatakan: “(Tuhan itu) tiga”, berhentilah (dari ucapan itu). (Itu) lebih
baik bagimu. Sesungguhnya Allah Tuhan Yang Maha Esa, Maha Suci Allah dari
mempunyai anak, segala yang di langit dan di bumi adalah kepunyaan-Nya.
Cukuplah Allah sebagai Pemelihara. Al Masih sekali-kali tidak enggan menjadi
hamba bagi Allah dan tidak (pula enggan) malaikat-malaikat yang terdekat
(kepada Allah). Barangsiapa yang enggan dari menyembah-Nya dan menyombongkan
diri, nanti Allah akan mengumpulkan mereka semua kepada-Nya. Adapun
orang-orang yang beriman dan berbuat amal saleh, maka Allah akan
menyempurnakan pahala mereka dan menambah untuk mereka sebagian dari
karunia-Nya. Adapun orang-orang yang enggan dan menyombongkan diri, maka
Allah akan menyiksa mereka dengan siksaan yang pedih, dan mereka tidak akan
memperoleh bagi diri mereka, pelindung dan penolong selain daripada Allah”.
(QS. An Nisa’: 171-173)

Bahwa Allah telah melarang
orang-orang Nasrani agar tidak melampaui batas dalam beragama, dan berkata
tentang Allah yang tidak benar, dan menjelaskan bahwa al Masih Isa bin
Maryam adalah utusan Allah, dan (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya yang
disampaikan-Nya kepada Maryam. Allah menyuruh  mereka agar beriman kepada
Allah dan para Rasul-Nya, Dia juga menjelaskan bahwa Isa adalah Rasul-Nya,
dan melarang mereka untuk mengatakan tuhan itu tiga (trinitas), sebagaimana
dalam firman-Nya:

انتهوا خيرا لكم إنما الله إله واحد   (سورة
النساء  45)

“Berhentilah (dari ucapan
itu). (Itu) lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allah Tuhan Yang Maha Esa…”.
(QS. An Nisa: 171)

Ini bentuk kedustaan mereka
terhadap al Masih dengan mengatakan: “(al Masih adalah tuhan yang benar,
dari tuhan yang benar, dari intisari ayahandanya”.

Kemudian Allah berfirman:

سبحانه أن يكون له ولد

(سورة النساء: 45)

“Maha suci Allah dari
mempunyai anak”. (QS. An Nisa: 171)

Maka Allah mengagungkan dan
mensucikan dirinya dari memiliki anak seperti yang dikatakan oleh
orang-orang nasrani.

Dia pun berfirman:

له ما في السموات وما في الأرض (سورة النساء: 171)

“Segala yang di langit dan
yang di bumi adalah milik Allah”. (QS. An Nisa: 171)

Allah menjelaskan bahwa semua
itu adalah milik Allah (ciptaan-Nya), tidak satu pun yang berasal dari
Dzat-Nya.

Allah juga melanjutkan:

لن يستنكف المسيح أن يكون عبدا الله ولا الملائكة المقربون
(سورة النساء: 72)

“Al Masih sekali-kali tidak
enggan menjadi hamba bagi Allah dan tidak (pula enggan) malaikat-malaikat
yang terdekat (kepada Allah)…”. (QS. An Nisa’: 72)

Yaitu; mereka sekali-kali
tidak akan menolak untuk menjadi hamba Allah –Tabaraka wa Ta’ala-. Melalui
penjelasan yang nyata ini, apakah seseorang masih mengira bahwa maksud dari:
(وكلمته)
adalah tuhan yang menciptakan, atau yang sejenisnya dari semua perkataan
mereka yang kufur.

Sesungguhnya pengkhususan
Nabi Isa –‘alaihis salam- dengan nama:

الكلمة
(kalimat); karena ia diciptakan tidak seperti manusia pada umumnya, bahkan
di luar kebiasaan, yaitu; Allah menciptakannya dengan perintah:

كن
 (jadilah) maka jadi. Inilah kata yang disebutkan (dalam ayat
tersebut), tidak diciptakan dari pertemuan antara benih laki-laki dan
perempuan, sebagaimana sunnatullah yang sudah di ketahui dalam penciptaan
manusia.

Adapun bahwa Nabi Isa
–‘alaihis salam- adalah kalimat Allah dan tiupan ruh dari-Nya sebagaimana
pernyataan dalil-dalil wahyu yang nyata, tidak berarti bahwa dia adalah
bagian dari Allah –Ta’ala-, justru ia sudah terpisah dari Dzat Allah, Maha
Tinggi dan Suci Allah dari apa yang dikatakan oleh orang-orang dzalim. Yang
dimaksud dari ayat tersebut bahwa Nabi Isa itu berasal dari (ciptaan) Allah,
sebagaimana firman Allah:

وَسَخَّرَ لَكُمْ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأَرْضِ
جَمِيعاً مِنْهُ (سورة الجاثـية: 13)

“Dan Dia menundukkan untukmu
apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi semuanya, (sebagai rahmat)
daripada-Nya”. (QS. Al Jatsiyah: 13)

Allah juga berfirman:

وَمَا بِكُمْ مِنْ نِعْمَةٍ فَمِنَ اللَّهِ (سورة النحل: 53)

“Dan apa saja ni`mat yang ada
pada kamu, maka dari Allah-lah (datangnya)”. (QS. An Nahl: 53)

Firman Allah yang lain:

مَا أَصَابَكَ مِنْ حَسَنَةٍ فَمِنَ اللَّهِ وَمَا أَصَابَكَ
مِنْ سَيِّئَةٍ فَمِنْ نَفْسِكَ (سورة النساء: 79)

“Apa saja ni`mat yang kamu
peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang menimpamu, maka dari
(kesalahan) dirimu sendiri”. (QS. An Nisa’: 79)

Allah berfirman tentang Nabi
Muhammad –shallallahu ‘alaihi wa sallam-:

لَمْ يَكُنِ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ
وَالْمُشْرِكِينَ مُنْفَكِّينَ حَتَّى تَأْتِيَهُمُ الْبَيِّنَةُ
*

رَسُولٌ مِنَ اللَّهِ يَتْلُو صُحُفاً مُطَهَّرَةً (سورة
البينة: 1-2)

“Orang-orang kafir yakni ahli
kitab dan orang-orang musyrik (mengatakan bahwa mereka) tidak akan
meninggalkan (agamanya) sebelum datang kepada mereka bukti yang nyata,
(yaitu) seorang Rasul dari Allah (Muhammad) yang membacakan
lembaran-lembaran yang disucikan (Al Qur’an)”. (QS. al Bayyinah: 1-2)

Segala sesuatu ini adalah
berasal dari Allah, yang merupakan ciptaan-Nya.

Firman Allah tentang al Masih
(dengan tiupan) roh dari-Nya, dikhususkan kepadanya karena Allah meniupkan
roh kepada ibu Nabi Isa, lalu ia mengandungnya dengan tiupan tersebut, roh
tersebut bukanlah roh yang biasa ditiupkan kepada semua manusia, maka
memiliki keistimewaan tersendiri maka ibu Nabi Isa pun mengandung dengan
itu, atas inilah dinamakan roh dari-Nya. (Baca: “Daqidut Tafsir”: 1/324 dan
seterusnya)

Kemudian dalam banyak ayat
yang disebutkan adalah penjelasan bahwa Allah telah menciptakan Nabi Isa,
demikian juga bahwa Allah menciptakan semua yang dikehendaki-Nya, tidak ada
satu pun di bumi dan di langit yang mampu melemahkannya. Nabi Isa –‘alaihis
salam- sendiri  juga menjelaskan bahwa semua ayat dan mukjizat yang terjadi
adalah berasal dari Allah dan atas izin-Nya, sebagai bukti akan keesaan-Nya
–subhanahu wa ta’ala-. Kemudian ayat tersebut ditutup dengan pernyataan yang
jelas bahwa ia menyuruh umatnya untuk beribadah kepada Allah Tuhannya Isa,
juga Tuhan semua orang yang menjadi umat Nabi Isa –‘alaihis salam-. Hal ini
menjadi bukti akan batilnya klaim orang-orang Nasrani tentang Nabi Isa dan
Ibunya, juga menjadi bukti akan kekufuran dan kesesatan mereka.

Sebagaimana yang disebutkan
dalam ayat di atas bahwa Isa adalah bagian dari kalimat Allah, maka maksud
dari kalimat tersebut telah disebutkan dalam sunnah Nabi Muhammad
–shallallahu ‘alaihi wa sallam- yang diriwayatkan oleh Bukhori (3435) dan
Muslim (34) dari hadits Ubadah –radhiyallahu ‘anhu- bahwa Nabi –shallallahu
‘alaihi wa sallam- bersabda:

مَنْ شَهِدَ أَنْ لا إِلَهَ إِلا اللَّهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ
لَهُ ، وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ ، وَأَنَّ عِيسَى عَبْدُ
اللَّهِ وَرَسُولُهُ ، وَكَلِمَتُهُ أَلْقَاهَا إِلَى مَرْيَمَ ، وَرُوحٌ
مِنْهُ ، وَالْجَنَّةُ حَقٌّ ، وَالنَّارُ حَقٌّ ، أَدْخَلَهُ اللَّهُ
الْجَنَّةَ عَلَى مَا كَانَ مِنْ الْعَمَلِ

“Barang siapa yang bersaksi
bahwa tiada Tuhan (yang berhak disembah) kecuali Allah semata, tidak ada
sekutu bagi-Nya, dan bahwa Muhammad adalah hamba dan pesuruh-Ny, dan bahwa
Isa adalah hamba dan Rasul-Nya, dan kalimat-Nya ditiupkan kepada Maryam, dan
(ditiupkan) roh dari-Nya, dan surga adalah benar, neraka juga benar, maka
Allah akan memasukkannya ke dalam surga dari apa yang telah diamalkan”.

Dan dalam riwayat Muslim:

وَأَنَّ عِيسَى عَبْدُ اللَّهِ وَابْنُ أَمَتِهِ

“Dan bahwa Isa adalah hamba
Allah dan anak dari hamba-Nya”.

Al Qurtubi –rahimahullah-
berkata:

“Maksud dari hadits ini
peringatan terhadap kesesatan yang telah terjadi pada orang-orang Nasrani
tentang Nabi Isa dan Ibunya”.

Imam yang lain berkata:
“Penyebutan Nabi Isa merupakan teguran bagi orang-orang Nasrani bahwa iman
mereka dengan meyakini tiga tuhan (trinitas) adalah benar-benar Syirik.
Demikian juga firman-Nya: “عبده
ورسوله“ adalah
teguran bagi orang-orang Yahudi karena mereka mengingkari risalah Nabi Isa
dan menuduhnya dan ibunya dengan apa yang tidak mereka lakukan”.

Dan firman Allah  “ابن
أمته“ adalah
bentuk kemuliaan  baginya.

Wallahu a’lam.

Refrensi

Soal Jawab Tentang Islam

at email

Langganan Layanan Surat

Ikut Dalam Daftar Berlangganan Email Agar Sampai Kepada Anda Berita Baru

phone

Aplikasi Islam Soal Jawab

Akses lebih cepat ke konten dan kemampuan menjelajah tanpa internet

download iosdownload android
at email

Langganan Layanan Surat

Ikut Dalam Daftar Berlangganan Email Agar Sampai Kepada Anda Berita Baru

phone

Aplikasi Islam Soal Jawab

Akses lebih cepat ke konten dan kemampuan menjelajah tanpa internet

download iosdownload android