Saya condong kepada Islam, sejak tahun 1994 saya memulai membaca Al-Qur’an dan Hadits Rasulullallahu alaihi wa sallam. Saya merasakan kepuasan rohani dalam Islam. Dan saya akan lebih cepat belajar, karena saya berencana untuk masuk Islam. Saya kurang yakin akan makna ayat di surat Yasin, kami mohon anda dapat membantu, yaitu ayat no. 39, Firman-Nya, “Dan bulan telah Kami tetapkan tempat-tempatnya.” Saya sangat senang dengan bantuan anda, dan saya berdoa kepada Allah agar Dia memberi hidyah dan menjaga anda, dan memberi barokah atas bantuan yang anda berikan kepada kebanyakan orang di seluruh dunia lewat jawaban anda.
MAKNA AYAT, “DAN BULAN TELAH KAMI TETAPKAN TEMPAT-TEMPATNYA.”
Pertanyaan: 1084
Puji syukur bagi Allah, dan salam serta berkat atas Rasulullah dan keluarganya.
Pertama,
Saya ingin memberikan ucapan selamat kepada anda wahai penanya akan penerimaan dengan penuh dari apa yang anda dapatkan akan kebenaran agama Islam. Bahwa ia adalah satu-satunya agama yang memenuhi kebutuhan jiwa dan mendatangkan ketenangan serta kebahagiaan. Tampak jelas dari kata-kata dalam pertanyaan anda, apa yang telah anda baca tentang Islam. Bahkan, jika anda tidak memberitahukan kepada kami bahwa anda beragaa Hindu, mungkin kami menyangka bahwa anda adalah seorang wanita muslimah dari pertanyaan yang anda gunakan.
Nasehat terpenting yang ingin kami sampaikan kepada anda adalah segeralah masuk Islam. Hal ini, kalau bisa secepat mungkin, jangan diakhirkan. Jika telah jelas bagi seseorang akan hakekat ini, kenapa mesti menunda masuk Islam? Ada hal lain yang perlu kami ingatkan, sebagian orang yang ingin masuk Islam, menunda masuk Islam sampai dia dapat belajar mendapatkan beberapa hal seputar agama, seperti tata cara shalat atau semisal itu. Mereka mengira bahwa tidak layak masuk agama ini sebelum mempelajarinya. Sesungguhnya hal ini tidak dibenarkan. Karena jika telah jelas kebenaran agama ini bagi seseorang, maka dia harus langsung memeluknya, kemudian setelah itu belajar Kitab dan Sunnah dan mendalami agama. Sehingga dia dapat belajar secara bertahap untuk mendapatkan ilmu dan beramal sesuai dengan kekuatan dan kemampuannya.
Karena seseorang tidak mengetahui kapan datangnya kematian. Kalau dia bertemu dengan Allah tanpa memeluk agama Islam, maka dia termasuk orang-orang yang celaka. Kemudian seseorang tidak akan ditulis baginya kebaikan kecuali kalau dia telah masuk agama ini. Maka akan terlewatkan banyak kebaikan dan manfaat darinya kalau dia menunda keislamnya. Padahal waktu yang terlewatkan tidak akan dapat kembali lagi.
Kita kembali lagi ke pertanyaan anda –wahai penanya yang berakal dan semoga mendapat taufik kepada kebenaran dengan izin Allah- terkait makna ayat 39 di Surat Yasin. Dalam ayat ini Allah berfirman, “Dan bulan telah kami tetapkan tempat-tempatnya.” Yakni Kami telah jadikan dia berjalan dengan jalan lain sebagai tanda berlangsungnya bulan. Sebagaimana melalui matahari dapat diketahui malam dan siang.
Sebagaimana Firman Allah Ta’ala,
“Mereka bertanya kepadamu tentang bulan sabit. Katakanlah: “Bulan sabit itu adalah tanda-tanda waktu bagi manusia dan (bagi ibadat) haji.” (QS. Al-Baqarah: 189)
Dan Firman-Nya,
“Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu).” (QS. Yunus: 5)
Maka Allah telah jadikan bagi matahari cahaya khusus untuknya dan bulan mempunyai cahaya khusus untuknya. Dan ada perbedaan perjalanan antara ini dan itu. Matahari terbit setiap hari dan terbenam di akhir waktu dengan satu cahaya akan tetapi dia berpindah-pindah tempat terbit dan terbenamnya pada waktu musim panas dan dingin. Karena itu, waktu siang menjadi panjang dan waktu malamnya menjadi pendek. Kemudian di lain waktu, waktu malamnya panjang sedangkan waktu siangnya pendek. Wilayah kekuasaannya berada pada siang hari, maka ia termasuk bintang di siang hari. Adapun bulan, telah ditetapkan tempat orbitnya. Muncul pada permulaan malam bulan hijriyah dengan cahaya yang sangat sedikit sekali. Kemudian cahayanya bertambah pada malam berikutnya dan semakin meninggi tempatnya. Kemudian setiap kali bertambah tinggi, bertambah pula cahayanya. Meskipun (cahayanya) didapatkan dari matahari, sampai sempurna cahayanya di malam empat belas (bulan purnama). Kemudian mulai berkurang (cahanya) sampai akhir bulan sehingga seperti tandan tua.
Ibnu Abbas radhaiallahu anhuma berkata, “Ini adalah asal tandan.” Mujahid berkata, “Al-Urjunil Qadim adalah tandan kering.” Maka maksud Ibnu Abbas radhiallahu anhuma adalah ‘Asal tandan yang berasal dari tandan basah ketika menggantung, lalu kering kemudian melengkung.”
(Refrensi dari tafsir Ibnu Katsir)
Menyamakan kondisi bulan di akhir bulan dengan tandan mengandung nilai sastra yang tinggi dan indah. Menunjukkan pilihan kata yang sangat teliti dan tepat dalam memberikan perumpamaan.
Refrensi:
Syekh Muhammad Sholeh Al-Munajid