Unduh
0 / 0
656322/10/2008

Apakah Dianggap Sah, Jika Zakat Fitrah Dibayarkan Oleh Bapaknya Berupa Uang Tunai ?

Pertanyaan: 109734

Bapak saya membayarkan zakat fitrah saya dan saudara-saudara saya pada tiap tahunnya berupa uang; karena mengacu pada pendapat sebagian ulama. Saya selalu berusaha untuk meyakin beliau bahwa pendapat tersebut adalah marjuh (lemah) menurut jumhur ulama, bahwa zakat fitrah harus dibayarkan berupa barang sebagaimana yang tertera dalam hadits Nabi yang mulia. Namun beliau tidak yakin. Maka apakah saya perlu membayar zakat fitrah untuk diri saya sendiri, sebagaimana dalam redaksi hadits ?, sebagai informasi bahwa saya masih berstatus sebagai mahasiswa, harta saya yang ada berasal dari pemberian bapak saya untuk keperluan sehari-hari.

Puji syukur bagi Allah, dan salam serta berkat atas Rasulullah dan keluarganya.

Membayar zakat fitrah dengan
uang tidak boleh menurut jumhur ulama; karena Nabi –shallallahu ‘alaihi wa
sallam- menyuruh untuk membayarnya dari makanan pokok pada tiap daerah, dan
tidak diketahui bahwa beliau juga para sahabat membayarnya dengan uang.

An Nawawi berkata dalam Al
Majmu’ (6/113):

“Tidak sah membayarkannya
dengan nilai (uang) menurut kami, demikian juga pendapat Malik, Ahmad dan
Ibnul Mundzir”.

Abu Hanifah berkata: “Boleh”.
Diriwayatkan oleh Ibnul Mundzir dari Hasan al Basri, Umar bin Abdul Aziz dan
Ats Tsauri berkata: “Ishak dan Abu Tsaur berkata: “Tidak boleh kecuali dalam
keadaan darurat”.

Baca juga Al Mausu’ah Al
Fiqhiyah: 23/343-344.

Baca juga jawaban soal nomor:
22888.

Barang siapa yang menggunakan
pendapat Abu Hanifah, Umar bin Abdul Aziz dan Hasan Al Basri dalam hal
bolehnya membayarnya dengan uang berdasarkan dalil yang kuat menurut mereka
atau taklid kepada mereka yang membolehkan, maka tetap sah insya Alloh.

Syeikh Ibnu Utsaimin –rahimahullah-
pernah ditanya:

“Kalau seseorang membayar
zakat fitrahnya dengan uang dengan mengambil pendapat ulama di daerahnya,
kemudian setelah itu dia mengetahui pendapat yang lebih kuat, maka apa yang
harus dia lakukan dengan zakatnya ?

Beliau menjawab:

“Tidak ada konsekuensi apapun,
bagi setiap orang yang melakukan sesuatu berdasarkan fatwa seorang alim atau
dengan mengikuti fatwa para ulama di daerahnya, maka tidak masalah. Sebagai
contoh: “Jika ada seorang wanita yang tidak membayar zakat perhiasannya
selama bertahun-tahun, dia tidak tahu kalau perhiasannya wajib dizakati atau
karena ulama di daerahnya berfatwa bahwa perhiasan tidak ada zakatnya,
kemudian dia mengetahui yang sebenarnya, maka dia membayar zakatnya setelah
dia mengetahuinya, dan yang sebelum itu dia tidak wajib membayarnya”. (Liqoat
Al Bab Al Maftuh, No: 191, Soal nomor: 19)

Dengan ini bisa disimpulkan
bahwa jika orang tua anda sudah membayarkan zakat anda dengan tunai –berdasarkan
pendapat dari ulama tertentu- maka tetap dianggap sah dan benar, dan tidak
perlu membayarnya lagi dengan berupa makanan pokok, selama nafkah anda masih
ditanggung oleh orang tua anda”.

Wallahu A’lam.

Refrensi

Soal Jawab Tentang Islam

at email

Langganan Layanan Surat

Ikut Dalam Daftar Berlangganan Email Agar Sampai Kepada Anda Berita Baru

phone

Aplikasi Islam Soal Jawab

Akses lebih cepat ke konten dan kemampuan menjelajah tanpa internet

download iosdownload android