Unduh
0 / 0
2210323/01/2008

Bertanya Tentang Jalan Masuknya Iblis Mengganggu Nabi Adam

Pertanyaan: 111596

Allah –subhanahu wa ta’ala- mengabarkan kepada kita di dalam al Qur’an bahwa ketika Iblis menolak untuk sujud kepada Adam maka Allah melaknatnya, dan mengusirnya dari surga. Saya ingin anda menjelaskan sesuatu yang masih menjadi ganjalan bagi saya, yaitu: bagaimana Iblis bisa mengganggu Nabi Adam yang masih di dalam surga, padahal Allah telah mengusirnya dari surga ?, semoga Allah membalas semua kebaikan anda.

Puji syukur bagi Allah, dan salam serta berkat atas Rasulullah dan keluarganya.

Pertama:

Kami tidak dapat berpendapat,
khususnya bagi penanya dan bagi semua umat Islam pada umumnya untuk mencari
tau tentang rincian kisah yang ada di dalam al Qur’an yang tidak ada atsar
yang shahih dari Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam-. Jika hal itu banyak
manfaat dan hikmahnya, pasti Allah akan menyebutkannya di dalam al Qur’an
atau diajarkan oleh Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- kepada para
sahabatnya. Maka tidak selayaknya bagi umat Islam untuk menyibukkan diri
dengan sesuatu tidak terlalu penting dan mengalahkan sesuatu yang penting,
sibuk dengan furu’ (cabang) dari pada yang ushul (dasar).

Dari Mughirah bin Syu’bah
berkata: Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda:

إِنَّ اللَّهَ كَرِهَ لَكُمْ قِيلَ وَقَالَ ، وَكَثْرَةَ
السُّؤَالِ ، وَإِضَاعَةَ الْمَالِ ) رواه البخاري (2408) ومسلم (593(

“Sesungguhnya Allah membenci
bagi kalian tentang kabar yang tidak jelas sumbernya, banyak bertanya, dan
menyia-nyiakan harta”. (HR. Bukhori 2408 dan Muslim 593)

Ibnu Hajar dalam Fathul Baari
3/342 berkata:

“Ibnu Tiin berkata:
Kemungkinan yang dimaksud adalah bertanya tentang perkara-perkara yang
bermasalah atau tentang sesuatu yang tidak ada manfaatnya bagi penanya, oleh
karenanya Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda:

( ذروني ما تركتكم )

“Biarkanlah apa yang aku tinggalkan bagi kalian”

Saya (Ibnu Hajar) berkata: “Membawanya kepada arti yang umum
lebih utama”.

Kedua:

Dan termasuk dalam mencari
tahu tentang rincian sebuah kejadian adalah berusaha mencari tahu tentang
cara Iblis –laknatullah- menggoda bapak kita Adam dan ibu kita Hawwa
–‘alaihimas salam-. Al Qur’an hanya menyebutkan inti kejadian dan
meninggalkan rincian bentuk dan cara Iblis menggoda Adam, dan ayat yang
paling jelas tentang hal ini adalah:

)فَوَسْوَسَ
لَهُمَا الشَّيْطَانُ لِيُبْدِيَ لَهُمَا مَا وُورِيَ عَنْهُمَا مِنْ
سَوْآَتِهِمَا وَقَالَ مَا نَهَاكُمَا رَبُّكُمَا عَنْ هَذِهِ الشَّجَرَةِ
إِلَّا أَنْ تَكُونَا مَلَكَيْنِ أَوْ تَكُونَا مِنَ الْخَالِدِينَ .
وَقَاسَمَهُمَا إِنِّي لَكُمَا لَمِنَ النَّاصِحِينَ ) الأعراف/20-21

“Maka syaitan membisikkan
pikiran jahat kepada keduanya untuk menampakkan kepada keduanya apa yang
tertutup dari mereka yaitu auratnya dan syaitan berkata: “Tuhan kamu tidak
melarangmu dari mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak
menjadi malaikat atau tidak menjadi orang yang kekal (dalam surga)”. (QS. al
A’raf: 20-21)

Dan firman Allah yang lain:

)فَوَسْوَسَ
إِلَيْهِ الشَّيْطَانُ قَالَ يَا آَدَمُ هَلْ أَدُلُّكَ عَلَى شَجَرَةِ
الْخُلْدِ وَمُلْكٍ لَا يَبْلَى ) طه/120

“Kemudian syaitan membisikkan
pikiran jahat kepadanya, dengan berkata: “Hai Adam, maukah saya tunjukkan
kepada kamu pohon khuldi dan kerajaan yang tidak akan binasa?”. (QS. Thaha:
120)

Jika kita perhatikan
dzahirnya ayat di atas, maka bentuk godaan Iblis adalah bersifat langsung
berkomunikasi berhadapan. Sebagian para ulama telah menyebutkan hal demikian
sesuai dengan pendapat jumhur ahli tafsir.

Imam al Qurthubi berkata
dalam “al Jami’ li Ahkamil Qur’an”: 1/312: “Ibnu Mas’ud dan Ibnu Abbas dan
Jumhur Ulama’ berkata: “Iblis menggoda keduanya dengan bercakap-cakap secara
langsung, dalil akan pendapat ini adalah firman Allah –ta’ala-:

( وقاسمهما إني لكما لمن الناصحين )

“Dan dia (syaitan) bersumpah
kepada keduanya. “Sesungguhnya saya adalah termasuk orang yang memberi
nasehat kepada kamu berdua”. (QS. al A’raf: 21).

Bersumpah itu secara dzahir
dilakukan secara langsung dengan tatap muka”.

Namun secara dzahir tidak
ditafsiri bahwa bagaimana iblis mampu berbicara kepada Adam dan Hawwa ?!,
apakah iblis berwujud dengan wujud aslinya atau merubah dirinya ke wujud
yang lain?, apakah benar-benar memasuki surga atau hanya jarak jauh ?, semua
itu merupakan perkara yang ghaib yang tidak mungkin kita mendalaminya tanpa
ada dasar ilmunya.

Kecuali jika kita berpendapat
dengan pendapat sebagian sahabat dan tabi’in, yang Ibnu Jarir at Thabari
dalam tafsirnya: 1/532 lebih cenderung kepada pendapat tersebut. Dasarnya
dari riwayat Wahab bin Munabbih dari pengetahuan ahli kitab, bahwasanya:
“Pada saat Iblis mulai ingin menggoda Adam dan Hawwa ia masuk pada perut
ular, dan ular tersebut memiliki empat kaki seperti kaki unta Khurrasan,
termasuk binatang terbaik yang diciptakan oleh Allah. Maka ketika ular
tersebut memasuki surga, keluarlah iblis dari perut ular tersebut”.

Atau sebagaimana menurut
Syeikh al Amin asy Syinqithi dalam “Adhwaul Bayan” bahwa beliau berkata:

“Para ahli tafsir menyebutkan
tentang iblis tersebut dalam kisah ular, yaitu: bahwa iblis memasuki ular,
dan ular tersebutlah yang membawa iblis masuk kedalam surga. Dan para
malaikat yang bertugas tidak menyadarinya. Semua ini termasuk cerita
israiliyyat, namun realitanya tidak menjadi masalah, artinya bahwa bisa jadi
iblis berdiam di luar surga namun posisinya masih dekat hingga masih bisa
mendengarnya dari dalam surga. Atau mungkin juga bahwa Allah sengaja
memasukkan iblis ke surga sebagai ujian bagi Adam dan istrinya bukan kareka
kemuliaan iblis, maka hal tersebut tidak mustahil bagi akal sehat; karena al
Qur’an telah menjelaskan bahwa iblis berkomunikasi dengan Adam dan bersumpah
kepadanya hingga menjadikan Hawwa tergoda.

Namun yang terpenting bagi
kita untuk mengimani kejadian tersebut dengan yakin, dan kisah di atas
benar-benar telah terjadi, sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Allah di
dalam al Qur’an, dan ladang permusuhan telah terjadi antara iblis dan bala
tentaranya dengan Adam dan keturunannya.

( إِنَّ الشَّيْطَانَ كَانَ لِلْإِنْسَانِ عَدُوّاً مُبِيناً)
الإسراء / 53

“Sesungguhnya syaitan itu
menimbulkan perselisihan di antara mereka. Sesungguhnya syaitan itu adalah
musuh yang nyata bagi manusia”. (QS. Al Isra’: 53)

Maka berhati-hatilah
sebagaimana yang Allah peringatkan dan mintalah pertolongan kepada-Nya
dengan ikhlas dalam menjalankan agama.

( قَالَ فَبِعِزَّتِكَ لَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ * إِلَّا
عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِينَ) ص/82-83

“Iblis menjawab: “Demi
kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali
hamba-hamba-Mu yang mukhlis di antara mereka”. (QS. Shaad: 82-83)

Maka berhati-hatilah wahai
hamba Allah untuk menjadi pengikut partai sesat.

( قَالَ هَذَا صِرَاطٌ عَلَيَّ مُسْتَقِيمٌ * إِنَّ عِبَادِي
لَيْسَ لَكَ عَلَيْهِمْ سُلْطَانٌ إِلَّا مَنِ اتَّبَعَكَ مِنَ الْغَاوِينَ *
وَإِنَّ جَهَنَّمَ لَمَوْعِدُهُمْ أَجْمَعِينَ * لَهَا سَبْعَةُ أَبْوَابٍ
لِكُلِّ بَابٍ مِنْهُمْ جُزْءٌ مَقْسُومٌ) الحجر41-44
.

“Allah berfirman: “Ini adalah
jalan yang lurus; kewajiban Aku-lah (menjaganya). Sesungguhnya
hamba-hamba-Ku tidak ada kekuasaan bagimu terhadap mereka, kecuali
orang-orang yang mengikut kamu, yaitu orang-orang yang sesat. Dan
sesungguhnya Jahannam itu benar-benar tempat yang telah diancamkan kepada
mereka (pengikut-pengikut syaitan) semuanya. Jahannam itu mempunyai tujuh
pintu. Tiap-tiap pintu (telah ditetapkan) untuk golongan yang tertentu dari
mereka”. (QS. al Hijr: 41-44)

Wallahu ta’ala a’lam
.

Refrensi

Soal Jawab Tentang Islam

at email

Langganan Layanan Surat

Ikut Dalam Daftar Berlangganan Email Agar Sampai Kepada Anda Berita Baru

phone

Aplikasi Islam Soal Jawab

Akses lebih cepat ke konten dan kemampuan menjelajah tanpa internet

download iosdownload android