Unduh
0 / 0

Bagaimana Kita Menggabungkan Firman Allah Ta’ala: (وَلِتُصْنَعَ عَلَى عَيْنِي) dengan lafaz mufrad (tungga) dan dengan firman Allah Ta’ala: (وَاصْنَعْ الْفُلْكَ بِأَعْيُنِنَا) dengan lafaz jamak?

Pertanyaan: 145423

Bagaimana Kita Menggabungkan Firman Allah Ta’ala: (وَلِتُصْنَعَ عَلَى عَيْنِي) dengan dengan firman-Nya. Apakah satu mata atau banyak mata?

Puji syukur bagi Allah, dan salam serta berkat atas Rasulullah dan keluarganya.

Pertama:

Yang diyakini dalam aqidah
Ahlussunnah wal Jamaah adalah bahwa Allah memiliki dua mata yang dapat
melihat. Keduanya merupakan sifat-sifat dzatiyah yang tidak terpisah
dari-Nya.

Ibnu Khuzaimah rahimahullah
berkata, “Kami mengatakan bahwa Tuhan kami memiliki dua mata yang dapat
melihat atau apa yang terdapat di bawah langit dan di bawah bumi yang tujuh
lapis dan apa yang terdapat di atas langit yang tinggi..” (Kitab Tauhid,
1/76)

Abu Hasan Al-Asy’ari
rahimahullah berkata, “Sesungguhnya dia memiliki kedua mata tanpa kita tahu
bagaimananya, sebagaimana firman Allah Ta’ala, sebagaimana firman Allah
Ta’ala  (تجري

بأعيننا).
“Al-Ibanah an Ushul Ad-Diyanah, 1/20)

Syekh Ibnu Utsaimin
rahimahullah berkata, “Mazhab Ahlussunah adalah: Bahwa Allah memiliki dua
mata, Dia melihat dengan keduanya secara hakikat sesuai dengan kedukan yang
layak bagi-Nya. Keduanya merupak sifat dzatiyah.” (Majmu Fatawa Ibnu
Utsaimin, 4/58)

Ahlussunah melandasi
penetapan dua mata dengan apa yang diriwayatkan oleh Bukhari (6858), dari
Abdullah bin Umar radhiallahu anhuma, dia berkata, “Rasulullah shallallahu
alaihi wa sallam bersabda,

إن

الله

لا

يخفى

عليكم

،

إن

الله

ليس

بأعور

وأشار

بيده

إلى

عينه

وإن

المسيح

الدجال

أعور

العين

اليمنى

كأن

عينه

عنبة

طافية

“Sesungguhnya
tidak ada pada kalian yang tersembunyi bagi Allah.
Dia tidak cacat sebelah mata,
beliau memberikan isyarat ke mata dengan tangannya, sesungguhnya Al-Masih
Dajjal cacat sebelah mata kanannya, seakan matanya bagaikan anggur yang
menonjol.”

Ad-Darimi rahimahullah
berkata dalam ‘Ar-Raddu Alaa Bisyr Al-Murisi” (Bantahan terhadap Bisyr
Al-Muraisi, 1/327), “Dalam penafsiran sabda Rasulullah shallallahu alaihi wa
sallam, “Sesungguhnya Allah tidak cacat sebelah mata” terdapat penjelasan
bahwa Dia memiliki dua mata, berbeda dengan yang cacat sebelah matanya
(الأعور).”

Syekh Abdullah Al-Ghunaiman
hafizahullah berkata dalam ‘Syarah Kitab At-Tauhid Min Shahih Al-Bukhari’
(Penjelasan Kitab Tauhid Dari Shahih Bukhari), “Sesungguhnya Allah tidak
cacat sebelah mata” Kalima ini memiliki makna dalam bab ini, dia menunjukkan
bahwa Allah memiliki dua mata secara hakiki, karena yang disebut
(العور)
artinya salah satu dari kedua matanya cacat, atau hilang penglihatannya.”

Kedua:

Sifat ‘mata’ tertera dalam
Al-Quranul Karim dengan disandingkan kepada Allah Ta’ala dengan dua bentuk;

1- Bentuk
tunggal yang disandingkan dengan dhamir (kata ganti) tunggal. Seperti dalam
firman Allah Ta’ala,

وَلِتُصْنَعَ

عَلَى

عَيْنِي
(سورة

طه
: 39)

2. Bentuk jamak
yang disandingkan dengan dhamir jamak. Seperti dalam firman Allah Ta’ala,

تَجْرِي

بِأَعْيُنِنَا
(سورة

القمر:
14) 

Dan firman-Nya

وَاصْنَعْ

الْفُلْكَ

بِأَعْيُنِنَا
(سورة

هود
: 37)

Adapun firman-Nya
(على

عيني)
tidak menunjukkan satu mata sebagaimana firman-Nya
(بأعيننا)
tidak menunjukkan makna yang banyak. Tapi semuanya ditafsirkan sesuai
kondisinya. Karena, jika mata disandingkan (idhofah) dengan isim zahir
jamak, atau dhamir, maka lebih baik disebut dalam bentuk jamak agar lafaznya
lebih sesuai. Sebagaimana firman Allah Ta’ala,

قَالُوا

فَأْتُوا

بِهِ

عَلَى

أَعْيُنِ

النَّاسِ  
(سورة

الأنبياء:
61)

Adapun jika
disandingkan dengan mufrad, maka
(العين)disebutkan
dalam bentuk mufrad agar sesuai redaksinya, sebagaimana firman Allah Ta’ala,

وَلِتُصْنَعَ

عَلَى

عَيْنِي 
(سورة

طه
: 39)

Ibnu Qayim rahimahullah
berkata dalam kitab “Ath-Thawa’iq Al-Mursalah” (1/255), “Disebutkan ‘العين’
dalam bentuk mufrad (tunggal) dengan disandingkan (idhofah) dengan dhamir
(kata ganti) mufrad, sedangkan ‘الأعين’
dalam bentuk jamak disandingkan dengan dhamir jamak. Disebutkannya ‘العين’
dalam bentuk mufrad tidak berarti maknanya hanya satu mata, sebagaimana
ungkapan seseorang, ‘افعل

هذا

على

عيني’
(saya lakukan ini dengan sepenuh perhatian), ‘أجيئك

على

عين’
(aku mendatangimu dengan sepenuh perhatianku), ‘أحمله

على

عيني’
(aku membawanya dengan sepenuh perhatianku.’ Yang dimaksud dari kalimat
tersebut bukan satu mata. Jika seseorang mamahami ucapan ini berdasarkan
zahir kalimat makhuk, maka dia dianggap dungu. Adapun jika ‘العين’
disandingkan dengan isim zahir atau dhamir (jamak), maka sebaiknya dia
dinyatakan daam bentuk jamak agar sesuai lafaznya. Seperti firman Allah
Ta’ala,

تجري

بأعيننا   
(سورة

القمر:
14)

واصنع

الفلك

بأعيننا
(سورة

هود:
37)

Keserupaan ini juga terdapat
pada lafaz ‘اليد’
yang disandingkan dengan kata mufrad, seperti firman Allah Ta’ala,

بيده

الملك
(سورة

الملك:
1)

وبيدك

الخير
(سورة

آل

عمران
: 26)

Adapun jika
disandingkan dengan dhamir jamak, maka lafaznya disebut dalam bentuk jamak.
Seperti firman Allah Ta’ala,

أولم

يروا

أنا

خلقنا

لهم

مما

عملت

أيدينا

أنعاما  
(سورة

يس:
71)

Begitu pula halnya jika ‘العين’
dan ‘اليد’
disandingkan dengan isim jamak yang zahir, seperti firman-Nya,

بما

كسبت

أيدي

الناس 
(سورة

الروم
: 41)

فأتوا

به

على

أعين

الناس  
(سورة

الأنبياء:
61)

Dalam Al-Quranul Karim dan
Sunah disebutkan ‘اليد’
yang disandingkan kepada-Nya dalam bentuk mufrad (tunggal) mutsanna (ganda)
dan jamak (plural). Begitu pula lafaz ‘العين’
disandingkan kepada-Nya dalam bentuk mufrad dan jamak sedangkan dalam sunah
disandingkan dalam bentuk mutsanna (ganda). Sebagaimana Atha berkata dari
Abu Hurairah radhiallahu anhu, dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam,

إن

العبد

إذا

قام

في

الصلاة

قام

بين

عيني

الرحمن

،

فإذا

التفت

قال

له

ربه

إلى

من

تلتفت

إلى

خير

لك

مني

“Sesungguhnya,
jika seorang hamba melakukan shalat, dia sedang berdiri di antara dua mata
Ar-Rahman. Jika dia menoleh, maka Tuhannya berkata, ‘Kepada siapa engkau
menoleh, apakah kepada yang lebih baik dari-Ku.”

Adapun sabda
Nabi shallallahu alaihi wa sallam, “Tuhan kalian tidak cacat sebelah mata.”
Jelas menunjukkan bahwa yang dimaksud bukan menetapkan satu mata, karena itu
berarti cacat mata yang sangat tampak.
Maha tinggi Allah dari hal
tersebut.”

Syekh Muhamad bin Utsaimin
rahimahullah dia berkata, ‘Terdapat dua sifat; dua tangan dan dua mata.
‘Mata’ dalam nash-nash disandingkan dengan Allah Ta’ala dalam tiga bentuk;
Mufrad, mutsanna dan jamak.

Di antara bentuk mufrad
adalah firman Allah Ta’ala,

تبارك

الذي

بيده

الملك

Dan firman-Nya

ولتصنع

على

عيني

Di antara bentuk jamak
adalah, firman Allah Ta’ala,

أولم

يروا

أنا

خلقنا

لهم

مما

عملت

أيدينا

أنعاماً

Dan firman-Nya;

تجري

بأعيننا

Di antara
bentuk mutsanna (ganda) adalah:

بل

يداه

مبسوطتان

Dan sabda Nabi shallallahu
alaihi wa sallam

إذا

قام

العبد

في

الصلاة

قام

بين

عيني

الرحمن

“Jika seorang
hamba berdiri untuk shalat, maka dia berdia di antara dua mata Ar-Rahman.”

Demikian
riwayat ini terdapat dalam Kitab Mukhtashar Ash-Shawaiq dari Atha dari Abu
Hurairah dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Adapun sifat ‘dua mata’
tidak disebutkan dalam Al-Quran dalam bentuk tatsniah (ganda).

Inilah ketiga
bentuk yang menyebutkan adanya sifat kedua tangan dan kedua mata. Untuk
mengkompromikan bentuk-bentuk ini, dapat dikatakan bahwa bentuk mufrad
(tunggal) dan jamak (plural) tidak menafikan tatsniah (ganda). Karena bentuk
mufrad yang disandingkan memiliki sifat umum, mencakup semua yang Allah
tetapkan berupa sifat tangan atau mata, baik satu atau lebih.

Adapun bentuk
jamak, jika kita katakan bahwa jamak (banyak) paling sedikit adalah dua,
maka dengan sendirinya tidaklah saling menafikan antara bentuk tatsniah
(ganda) dan jamak (banyak). Jika kita katakana bahwa bentuk jamak paling
sedikit adalah tiga, dan makna ini yang lebih terkenal, maka jamak di antara
dua bentuk lafaz ini dapat dikatakan bahwa yang dimaksud dari bentuk jamak
bukan kandungan maknanya, yaitu: tiga atau lebih. Akan tetapi, yang
dimaksud, wallahua’lam adalah: Pengagungan dan pencocokan. Yang saya maksud
dengan pencocokan adalah menyesuaikan antara mudhaf (yang disandingkan)
dengan mudhaf ilaih (yang menyandingkan). Mudhaf ilaih (yang menyandingkan)
adalah ‘نا’
(kami) jelas yang dimaksud di sini adalah pengagungan, maka untuk
mencocokkannya didatangkan mudhaf (yang disandingkan) dalam bentuk jamak
agar sesuai dengan mudhaf ilaihnya.
Karena bentuk jamak lebih
menunjukkam ta’dzim (pengagungan) dibanding menyatakannya dalam bentuk
mufrad atau tatsniah. Jika antara mudhaf dan mudhaf ilaih pada keduanya
menunjukkan pengagungan, maka itu lebih jelas lagi.” (Majmu Fatawa Ibnu
Utsaimin, 4/59-60)

Kesimpulannya; Allah memiliki
dua mata yang sesuai dengan kedudukan-Nya yang Masa suci. Dalam Al-Quran
disebutkan dalam bentuk mufrad yang disandingkan dengan dhamir (kata ganti)
mufrad tidak menunjukkan bahwa Allah memiliki satu mata. Sebagaimana
disebutkan dalam bentuk jamak, tidak menunjukkan bahwa Allah memiliki mata
banyak. Maka apa yang dinyatakan dalam Al-Quran dipahami sebagaimana yang
telah dijelaskan dalam sunah sebagaimana dalam hadits Dajjal (yang
menunjukkan bahwa Allah memiliki ‘dua mata’). Dengan demikian hilanglah
permasaahan.

Peringatan:

Hadits yang disebutkan oleh
Ibnu Qayim dan dikutip oleh Syekh Ibnu Utsaimin rahimahumallah,
“Sesungguhnya seorang hamba, jika dia berdiri untuk shalat, maka dia berdiri
di antara dua mata Allah.” Dicantumkan oleh Syekh Al-Albany rahimahullah
dalam Silsilah Adh-Dhaifah (3/93) Dia berkata, “Sangat lemah sekali.”

Karena itu, Syekh Ibnu
Utsaimin rahimahullah berkata, “Hadits ini dhaif karena sanadnya terputus.
Sedangkan sandaran kita dalam aqidah kita ini adalah hadits shahih, yaitu
hadits Dajjal, karena maknanya jelas bagi yang memperhatikannya.”

Demikian sebagaimana dikutip
dengan sedikit perubahan dari “Majmu Fatawa Wa Rasai Ibnu Utsaimin, 8/197”

Wallahua’lam.

Refrensi

Soal Jawab Tentang Islam

at email

Langganan Layanan Surat

Ikut Dalam Daftar Berlangganan Email Agar Sampai Kepada Anda Berita Baru

phone

Aplikasi Islam Soal Jawab

Akses lebih cepat ke konten dan kemampuan menjelajah tanpa internet

download iosdownload android
at email

Langganan Layanan Surat

Ikut Dalam Daftar Berlangganan Email Agar Sampai Kepada Anda Berita Baru

phone

Aplikasi Islam Soal Jawab

Akses lebih cepat ke konten dan kemampuan menjelajah tanpa internet

download iosdownload android