Unduh
0 / 0
463610/11/2010

Darah Haidh Tidak Berhenti Setelah Minum Obat, Bagaimana Dengan Shalat Dan Puasanya?

Pertanyaan: 155697

Seorang wanita mengalami sakit, lalu sang dokter memberinya obat untuk mengatasi sakitnya. Namun hal itu membuatnya keluar darah terus menerus tidak berhenti. Bagaimana dia menunaikan ibadah shalat dan puasanya?

Puji syukur bagi Allah, dan salam serta berkat atas Rasulullah dan keluarganya.

Pertama:

Kami mohon kepada Allah Ta’ala semoga menyembuhkannya. Yang tampak adalah
bahwa wanita tersebut telah memiliki jadwal haid tertentu sebelumnya. Maka
hendaknya dia berpatokan pada hari haid kebiasaannya. Misalnya jika haidnya
biasanya tujuh hari di setiap awal bulan, maka setiap awal bulan dia tidak
shalat dan puasa selama tujuh hari dan tidak boleh digauli suaminya. Jika
telah selesai tujuh hari, dia kembali suci hukumnya, maka hendaknya dia
mandi, kemudian shalat dan puasa serta halal bagi sang suami menggaulinya.

Dalil yang menunjukkan berpedoman dengan jadwal haid yang sudah baku
sebelumnya.

1.
Dari Aisyah, isteri Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, dia berkata, “Sesungguhnya
Ummu Habibah, bintu Jahsy, yang menjadi isteri Abdurrahman bin Auf
megeluhkan kepada Rasulullah tentang darahnya, maka beliau berkata kepadanya,

امْكُثِي قَدْرَ مَا
كَانَتْ تَحْبِسُكِ حَيْضَتُكِ ثُمَّ اغْتَسِلِي وَصَلِّي (رواه مسلم، 334) .

“Anggaplah
masa haidh selama masa haid yang telah menjadi kebiasaanmu, kemudian
mandilah dan shalatlah.” (HR. Muslim, no. 334)

2.
Dari Aisyah juga, sesungguhnya Fathimah binti Abu Hubaisy bertanya kepada
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, “Aku adalah wanita yang istihadhah,
tidak pernah suci, apakah aku boleh meninggalkan shalat?” Maka beliau
bersabda,

لاَ ، إِنَّ ذَلِكِ عِرْقٌ ، وَلَكِنْ دَعِي الصَّلاَةَ قَدْرَ الأَيَّامِ
الَّتِي كُنْتِ تَحِيضِينَ فِيهَا ثُمَّ اغْتَسِلِي وَصَلِّي  (رواه البخاري،
رقم 319)

“Tidak,
sesungguhnya itu merupakan darah biasa, akan tetapi tinggalkan shalat
sebnyak hari-hari yang menjadi kebiasaan haidmu, kemudian mandilah dan
shalatlah.” (HR. Bukhari, no. 319)

3-
Dari Ummu Salamah, sesungguhnya seorang wanita mengalami pendarahan pada
masa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, maka Ummu Salamah memintakan
fatwa untuk wanita tersebut kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam,
maka beliau bersabda,

لِتَنْظُرْ عَدَدَ
اللَّيَالِي وَالْأَيَّامِ الَّتِي كَانَتْ تَحِيضُ مِنْ الشَّهْرِ قَبْلَ أَنْ
يُصِيبَهَا الَّذِي أَصَابَهَا فَلْتَتْرُكْ الصَّلَاةَ قَدْرَ ذَلِكَ مِنْ
الشَّهْرِ فَإِذَا خَلَّفَتْ ذَلِكَ فَلْتَغْتَسِلْ ثُمَّ لِتَسْتَثْفِرْ
بِالثَّوْبِ ثُمَّ لِتُصَلِّ  (رواه أبو داود (
278
) والنسائي (
355
) وصححه الألباني في ” صحيح أبي داود)

“Hendaknya
di melihat jumlah malam dan hari yang biasa dia haid setiap bulannya sebelum
dia mengalami demikian. Maka dia tinggalkan shalat selama jumlah hari
tersebut. Jika telah berlalu, maka mandilah dan tutuplah tempat keluar darah
dengan kain, kemudian shalatlah.” (HR. Abu Daud, no. 278, Nasai, no. 355.
Dinyatakan shahih oleh Al-Albany dalam shahih Abu Daud)

Sebagai tambahan untuk mengenal kondisi-kondisi wanita istihadhah, silakan
lihat jawaban sola no.

68818
.

Refrensi

Soal Jawab Tentang Islam

answer

Tema-tema Terkait

at email

Langganan Layanan Surat

Ikut Dalam Daftar Berlangganan Email Agar Sampai Kepada Anda Berita Baru

phone

Aplikasi Islam Soal Jawab

Akses lebih cepat ke konten dan kemampuan menjelajah tanpa internet

download iosdownload android