Unduh
0 / 0
1513808/08/1999

Kenapa Terjadi Pengalihan Kiblat Dari Baitul Maqdis Ke Ka’bah

Pertanyaan: 1953

Saya ingin mengetahui kenapa umat Islam dahulu shalat menghadap Baitul Maqdis dan kenapa dirubah ke arah Ka’bah? Terima kasih

Puji syukur bagi Allah, dan salam serta berkat atas Rasulullah dan keluarganya.

Ketika Nabi sallallahu alaihi
wa sallam datang dari Mekah ke Madinah, dahulu menghadap ke Baitul Maqdis.
Dalam kondisi seperti itu enam –atau tujuh- belas bulan. Sebagaimana yang
ada dalam dua kitab shoheh dari hadits Baro’ bin ‘Azib radhiallahu anhuma
berkata, Nabi sallallahu alaihi wa sallam ke Baitul Maqdis enam belas bulan
atau tujuh belas belan, dimana beliau menyukai kiblatnya ke Baitullah. Al-hadits.
Kemudian setelah itu diperintahkan oleh Allah menghadap Ka’bah (Baitul Haram)
hal itu dalam firman Ta’ala:

فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَحَيْثُ مَا كُنْتُمْ
فَوَلُّوا وُجُوهَكُمْ شَطْرَهُ ) البقرة/144

“Palingkanlah
mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan dimana saja kamu berada, palingkanlah
mukamu ke arahnya.” QS. Al-baqarah: 144.

Sementara pertanyaan tentang
hikmah hal itu, sebelum menjawab hal itu. Harus diingatkan berikut ini:

Pertama: Kami sebagai umat
Islam, ketika datang perintah Allah kepada kami, maka kami wajib menerima
dan berserah diri kepada-Nya –meskipun belum kelihatan hikmahnya kepada kami-
sebagaimana firman Ta’ala:

( وما
كان لمؤمن ولا مؤمنة إذا قضى الله ورسوله أمراً أن يكون لهم الخيرة من أمرهم )
الأحزاب : 36

“Dan tidaklah patut bagi
laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila
Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka
pilihan (yang lain) tentang urusan mereka.” QS. Al-Ahzab: 36

Kedua: sesungghunya Allah
tidak membuat suatu hukum kecuali adanya hikmah yang agung –meskipun kita
belum mengetahuinya- sebagaimana firman Allah Ta’ala:

(ذلكم
حكم الله يحكم بينكم والله عليم حكيم) الممتحنة 10

“Demikianlah
hukum Allah yang ditetapkanNya di antara kamu. Dan Allah Maha Mengetahui
lagi Maha Bijaksana.” QS. Al-Mumtahanah: 10

Dan ayat-ayat lainnya.

Ketiga: sesngguhnya Allah
subhahu wata’ala tidak menghapus suatu hukum melainkan mendatangkan yang
lebih baik darinya atau semisalnya. Sebagaimana Firman Allah Ta’ala:

( ما
ننسخ من آية أو ننسها نأت بخير منها أو مثلها ألم تعلم أن الله على كل شيء قدير
) . سورة البقرة 106

“Ayat
mana saja yang Kami nasakhkan, atau Kami jadikan (manusia) lupa kepadanya,
Kami datangkan yang lebih baik daripadanya atau yang sebanding dengannya.
Tidakkah kamu mengetahui bahwa sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala
sesuatu?.” QS. Al-Baqqarah: 106.

Ketika telah jelas bagi anda
hal itu, maka perubahan kiblat mempunyai hikmah diantaranya:

1.Ujian dan
cobaan seorang mukmin yang jujur. Orang mukmin menerima hukum Allah Azza
Wajalla, berbeda dengan lainnya. Allah ta’ala telah memeperingatkan hal itu
dalam firman-Nya:

(
وما جعلنا القبلة التي كنت عليها إلا لنعلم من يتبع الرسول ممن ينقلب على عقبيه
وإن كانت لكبيرة إلا على الذين هدى الله  …) البقرة 143
.

“Dan
Kami tidak menetapkan kiblat yang menjadi kiblatmu (sekarang) melainkan agar
Kami mengetahui (supaya nyata) siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang
membelot. Dan sungguh (pemindahan kiblat) itu terasa amat berat, kecuali
bagi orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah.” QS. Al-Baqarah: 143

2.Umat ini adalah
umat terbaik sebagaimana firman Allah ta’ala:

“Kamu
adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia.” QS. Ali Imron: 110.
Allah juga berfirman disela-sela ayat kiblat:

“Dan
demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan
pilihan.” QS. Al-Baqarah: 143. Kata ‘Al-Wasath’ adalah adil pilihan. Allah
azza wajalah memilih umat pilihan ini dalam segala sesuatu. Yang terbaik
dalam segala hukum dan perkara. Diantaranya hal itu adalah kiblat. Maka
dipilihkan bagi mereka kiblatnya Ibrohim alaihis salam. Telah diriwayatkan
oleh Imam Ahmad dalam musnadnya (6/134-135) dari hadits Aisyah sesungguhnya
Nabi sallallahu alaihi wa sallam bersabda tentang ahli kitab (Yahudi dan
Nasroni):

( إنهم
لا يحسدوننا على شيء كما يحسدوننا على يوم الجمعة ، التي هدانا الله لها وضلوا
عنها ، وعلى القبلة التي هدانا الله لها وضلوا عنها ، وعلى قولنا خلف الإمام
آمين )

“Mereka tidak dengki kepada
kita terhadap sesuatu sebagaimana mereka dengkinya kepada kita terhadap hari
Jumah. Dimana Allah telah memberikan petunjuk terhadapnya dan menyesatkan
mereka. Dan terhadap kiblat yang Allah telah memberikan petunjuk kepada kita
dan menyesatkan mereka. Dan terhadap doa kita di belakang Imam amin (ya
Allah Kabulkanlah).

Untuk tambahan informasi
sekitar masalah, silahkan merujuk ke kitab ‘Badai’ul Fawaid karangan Ibnu
Qoyim rahimahullah, (4/157-174)

wallahu ‘alam.

Refrensi

Syeikh Muhammad Sholih Al-Munajid

at email

Langganan Layanan Surat

Ikut Dalam Daftar Berlangganan Email Agar Sampai Kepada Anda Berita Baru

phone

Aplikasi Islam Soal Jawab

Akses lebih cepat ke konten dan kemampuan menjelajah tanpa internet

download iosdownload android
at email

Langganan Layanan Surat

Ikut Dalam Daftar Berlangganan Email Agar Sampai Kepada Anda Berita Baru

phone

Aplikasi Islam Soal Jawab

Akses lebih cepat ke konten dan kemampuan menjelajah tanpa internet

download iosdownload android