Hadits Tentang ( Aku Akan Memerangi Bagi Siapa Saja Yang Memerangi Kalian, dan Memberikan Kedamaian Kepada Orang yang Menebarkan Perdamaian Kepada Kalian ) Merupakan Hadits Yang Lemah dan Tidak Benar
Pertanyaan: 199915
Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Almusnad dengan jalur Sanad dari beliau, beliau berkata : menceritakan kepada kami Taliid bin Sulaiman, dia Berkata : Menceritakan kepada kami Abu Al Hajjaaf, dari Abu Haziim, dari Abu Hurairah dia berkata : “ Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam memandang kepada Ali, al Hasan, dan Fathimah seraya beliau bersabda : (( أنا حربٌ لمنْ حارَبَكمْ ،وَسِلمٌ لِمَنْ سَالَمَكُمْ ( Aku akan memerangi orang -orang yang memerangi kalian, dan memberikan perdamaian kepada orang yang menebarkan perdamaian kepada kalian ”…) Al hadits. Pertanyaannya, sejauhmana kebenaran Hadits ini ? Dan bagaimana penjelasan dari hadits tersebut ? Dan apa hukumnya bagi orang yang mema’zulkan dan memerangi Ali bin Abi Thalib Radliyallahu Anhu, jika hadits ini benar dan Shahih ??
Puji syukur bagi Allah, dan salam serta berkat atas Rasulullah dan keluarganya.
Hadits ini di
riwayatkan oleh Imam Ahmad (9698) Menceritakan kepada kami Taliid bin
Sulaiman, dia berkata : menceritakan kepada kami Abu Al Hajjaaf, dari Abi
Haazim, dari Abu Hurairah, dia berkata : Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam
memandang kepada Ali, Al Hasan, Al Husein dan Fathimah, beliau bersabda : [1] yang artinya :
“ Memerangi orang-orang yang memerangi kalian, dan memberikan kedamaian bagi
orang yang menebarkan perdamaian kepada kalian ”, Rasulullah Shallallahu
Alaihi Wasallam menjadikan dan memposisikan diri beliau dengan perang
sebagai bentuk konsekwensi dan tanggung jawab lelaki yang adil, (
وَسِلْمٌ) yang artinya : “dan
memberikan kedamaian ”, maksudnya : menebarkan kebaikan dan kemashlahatan (
لمن ســالمَهُم
) bagi siapa saja yang menyayangi dan menebar kebaikan kepada mereka. Dan
penjelasannya disini adalah :
مَنْ
أَحَبَّهُمْ أَحَبَّنِي، وَمَنْ أَبْغَضَهُمْ أَبْغَضَنِيْ
yang artinya : Barangsiapa yang
mencintai mereka maka niscaya mencintaiku, dan barangsiapa membenci mereka
niscaya membenciku ”. Dari kitab “ Muroqqatul Mafatiih ” (3976/9). Akan
tetapi tidak diperbolehkan pemahaman hadits ini dijadikan landasan tentang
apa yang terjadi di antara para sahabat Radliyallahu Anhum pada saat
peristiwa Perang Jamal dan Perang Shiffin ; Sesungguhnya yang demikian itu
merupakan ijtihad dari mereka, dan telah dijelaskan sebelumnya pada jawaban
soal no: (140984) bahwasannya peperangan antara Mu’awiyah dan Ali
Radliyallahu Anhuma bukanlah karena sebab kekhilafaan dan kekuasaan semata,
akan tetapi Mu’awiyah ingin menuntut pertanggungan jawab atas pembunuh
Utsman bin Affan. Demikian pula keluarnya Ummul Mukminin ‘Aisyah
Radliyallahu Anha pada perang Jamal bukanlah sekedar peperangan untuk
melawan Ali Radliyallahu Anhu, akan tetapi untuk menegakkan Ishlah di antara
manusia. Dan hal ini telah dijelaskan pada jawaban soal nomer : (127028)
sesungguhnya apa yang terjadi di antara para sahabat baik itu perselisihan
dan perbedaan pendapat sampai berujung kepada peperangan, maka wajib bagi
kita untuk menahan diri dan tidak ikut serta membicarakan hal–hal buruk
tentang para sahabat, sebab sebagaimana yang kita semua meyakini bahwa para
Sahabat itu adalah sebaik-baik Ummat dan wajib mencintai mereka dan
mendoakan keridloan Allah bagi mereka; karena apapun yang terjadi pada
mereka bukanlah pertikaian dan pembunuhan semata sebagaimana yang dituduhkan
banyak orang, akan tetapi lebih pada ijtihad para Sahabat dan pola berfikir
mereka yang berbeda dalam memahami sebuah permasalahan, hal semacam ini
masuk dalam kategori Firman Allah Ta’ala :
( وَإِنْ
طَائِفَتَانِ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ اقْتَتَلُوا فَأَصْلِحُوا بَيْنَهُمَا فَإِنْ
بَغَتْ إِحْدَاهُمَا عَلَى الْأُخْرَى فَقَاتِلُوا الَّتِي تَبْغِي حَتَّى
تَفِيءَ إِلَى أَمْرِ اللَّهِ فَإِنْ فَاءَتْ فَأَصْلِحُوا بَيْنَهُمَا
بِالْعَدْلِ وَأَقْسِطُوا إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ * إِنَّمَا
الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللَّهَ
لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ ) الحجرات/ 9-10
“Dan
jika ada dua golongan dari orang–orang mu’min yang berperang maka
damaikanlah antara keduanya. Jika salah satu dari kedua golongan itu berbuat
aniaya terhadap golongan yang lain, maka perangilah golongan yang berbuat
aniaya itu sehingga golongan itu kembali, kepada perintah Allah; jika
golongan itu telah kembali < kepada perintah Allah > maka damaikanlah antara
keduanya dengan adil dan berlaku adillah. Sesungguhnya Allah menyukai
orang- orang yang berlaku adil. Sesungguhnya orang-orang mu’min itu adalah
bersaudara, oleh sebab itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan
bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat ) SQ. Al Hujurat ayat :
9-10.
Ibnu Jarir At Thobari
meriwayatkan dalam tafsirnya (109 /17)
عَنْ أَبِي حَبِيبَةَ مَوْلًى لِطَلْحَةَ قَالَ : ” دَخَلَ
عِمْرَانُ بْنُ طَلْحَةَ عَلَى عَلِيٍّ رضي الله عنه بعد ما فَرَغَ مِنْ
أَصْحَابِ الْجَمَلِ ، فَرَحَّبَ بِهِ ، وَقَالَ : إِنِّي لَأَرْجُو أَنْ
يَجْعَلَنِي اللَّهُ وَأَبَاكَ مِنَ الَّذِينَ قَالَ اللَّهُ : ( وَنَزَعْنا
مَا فِي صُدُورِهِمْ مِنْ غِلٍّ إِخْواناً عَلى سُرُرٍ مُتَقابِلِينَ ). قَالَ:
ورجلان جالسان إلى نَاحِيَةِ الْبِسَاطِ ، فَقَالَا: اللَّهُ أَعْدَلُ مِنْ
ذَلِكَ ! تَقْتُلُهُمْ بِالْأَمْسِ وَتَكُونُونَ إِخْوَانًا ! فَقَالَ عَلِيٌّ
رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ : قُومَا أَبْعَدَ أَرْضٍ وَأَسْحَقَهَا، فَمَنْ هم
إِذًا إِنْ لَمْ أَكُنْ أَنَا وَطَلْحَةُ؟”
“Dari Abi Habibah
mantan budak yang telah di merdekakan oleh Thalhah dia berkata : “ ‘Imran
binThalhah masuk ke rumah Ali Radliyallahu Anhu sekembalinya dia dari
peristiwa perang Jamal, lalu Ali menyambutnya dengan hangat, seraya berkata
: Sesungguhnya aku mengharap kepada Allah agar menjadikan aku dan ayahandamu
termasuk mereka yang terhimpun dalam firman Allah Ta’ala : ( Dan kami
lenyapkan segala rasa dendam yang berada dalam hati mereka, sedang mereka
merasa bersaudara duduk berhadap–hadapan di atas dipan–dipan ). Abi Habibah
berkata lagi : Ada dua lelaki yang keduanya duduk mengarah ke hamparan atau
permadani, lalu keduanya berkata : Allah lebih adil dari yang demikian !
Anda membunuh mereka semua kemarin dan kalian akan menjadi saudara ??! Ali
Radliyallahu Anhu berkata : bangkitlah kalian berdua sejauh mungkin ke
belahan bumi yang amat jauh, maka siapa lagi dari mereka jika bukan aku dan
Thalhah ?? ”.
Kalau memang peperangan ini benar sebagaimana yang di sebutkan dalam hadits
di atas, maka maksudnya adalah terhimpunnya permusuhan dalam hati dan
terjadinya peperangan, dan hal ini yang menjadikan beliau Shallallahu Alaihi
Wasallam murka dan ahlul bait merupakan bagian dari hati beliau, lalu
memeranginya dan menolongnya dengan pedang beliau, dan kita semua berlindung
kepada Allah jika kekejian dan keburukan ini diklaimkan dan dituduhkan
kepada salah seorang dari sahabat Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam.
Bisa di rujuk kembali pada jawaban soal nomer : (
139054 ) , ( 140984 ).
Wallahu A’lam.
الحاشية السفلية
↑1 | أنا حربٌ لمنْ حارَبَكمْ ،وَسِلمٌ لِمَنْ سَالَمَكُمْ (( Yang artinya : ( Aku akan memerangi orang-orang yang memerangi kalian, dan memberikan kedamaian bagi orang yang menebarkan perdamaian kepada kalian..). Dan dari jalur Imam Ahmad diriwayatkan oleh At Thobroni dalam kitab “ Al Mu’jam Al Kabiir ” (2621), dan Al Hakim dalam kitab “ Al Mustadrak ” (4713), dan Al Aajiri dalam kitab “ As Syari’ah ” ( 1529 ). Dan Sanad dari Abu Daud berkata : Dan diriwayatkan oleh Imam Adz Dzahabi
” كُنْتُ بِبابِ رسول الله صلى Artinya : Aku berada Dan Ibrahim bin Abdur Secara global bisa di Bahwasannya Hadits Yang kedua : Kalau memang harus |
---|
Refrensi:
Soal Jawab Tentang Islam
![answer](/_next/image?url=%2F_next%2Fstatic%2Fmedia%2Fanswer.91a384f1.png&w=64&q=75)
Tema-tema Terkait