Unduh
0 / 0
1099623/11/2013

Apa Ada Riwayat Shahih Bahwa Nabi sallallahu alaihi wa sallam Dahulu Pernah Menawar Harga Dalam Jual Beli Sampai Dahinya Berkeringat

Pertanyaan: 202876

Saya ingin penjelasan sejauh mana kebenaran ungkapan dari Rasulullah sallallahu alaiihi bahwa dahulu beliau pernah menawar harga barang sampai dahinya berkeringat atau semakna itu. Apakah perbuatan yang disandarkan kepada Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam ini benar?

Puji syukur bagi Allah, dan salam serta berkat atas Rasulullah dan keluarganya.

Pertama,

Rasulullah sallallahu alaihi
wa sallam adalah manusia yang paling baik akhlaknya, paling mudah dalam
bermuamalah. Baik saat menjual, membeli dan ketika menyelesaikan (urusan).
Dunia bukan keinginan tertinggi baginya, begitu juga urusan jual beli bukan
keinginan besarnya. Akan tetapi beliau biasa berjalan ke pasar dan berjual
beli, mengajarkan orang dengan perkataan dan perbuatan, mengajarkan adab
berinteraksi dan apa yang selayaknya dimiliki pedagang, baik kejujuran,
menjaga diri, amanah, muamalah yang baik dan mencintai kebaikan untuk
manusia.

Kedua.

Boleh jadi Nabi
sallallahu’alaihi wa sallam menawar harga dalam  berjualan. Kata ‘المماكسة’
menawar harga. Tapi hal itu bukan karena kecintaannya dan berlomba-lomba
dalam urusan dunia. Akan tetapi beliau adalah orang yang menetapkan syariat,
maka orang-orang merujuk kepadanya dalam urusan agama, dalam perniagaan dan
seluruh urusanya. Maka beliau menjelaskan kepada mereka urusan yang
terpenting dengan ucapan dan perbuatan.

Kemudian, dalam masalah
menyimpan harta dan membelanjakannya dalam urusan mubah, termasuk watak
manusia. Hal itu tidak menyalahi adab maupun dunia.

Silahkan perhatikan prilaku
Nabi sallallahu alaihi wa sallam dalam riwayat yang shahih dari beliau:

Diriwayatkan Bukhari, no.
1991 dan Muslim, no. 715,  redaksi berasal darinya, dari Jabir bin Abdullah
radhiallahu anhuma,

أَنَّهُ كَانَ يَسِيرُ عَلَى جَمَلٍ لَهُ قَدْ أَعْيَا،
فَأَرَادَ أَنْ يُسَيِّبَهُ ، قَالَ: فَلَحِقَنِي النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَدَعَا لِي ، وَضَرَبَهُ ، فَسَارَ سَيْرًا لَمْ يَسِرْ
مِثْلَهُ ، قَالَ:  بِعْنِيهِ بِوُقِيَّةٍ  ، قُلْتُ: لَا، ثُمَّ قَالَ:
بِعْنِيهِ ، فَبِعْتُهُ بِوُقِيَّةٍ، وَاسْتَثْنَيْتُ عَلَيْهِ حُمْلَانَهُ
إِلَى أَهْلِي ، فَلَمَّا بَلَغْتُ أَتَيْتُهُ بِالْجَمَلِ، فَنَقَدَنِي
ثَمَنَهُ ، ثُمَّ رَجَعْتُ، فَأَرْسَلَ فِي أَثَرِي ، فَقَالَ: أَتُرَانِي
مَاكَسْتُكَ لِآخُذَ جَمَلَكَ ، خُذْ جَمَلَكَ ، وَدَرَاهِمَكَ فَهُوَ لَكَ

“Beliau berjalan dengan onta
yang sudah payah dan dia ingin menginggalkannya. Lalu Nabi sallallahu alaihi
wa sallam menyusulku dan mendoakan aku. Kemudian beliau memukul onta itu.
Maka (onta) berjalan (cepat), belum pernah dia dapat berjalan seperti itu. (Nabi)
mengatakan, “Juallah (ontamu) dengan satu uqiyah (emas).” Aku (Jabir bin
Abdullah) menjawab,”Tidak.” Beliau mengatakan lagi, ”Juallah (ontamu)
kepadaku.”  Akhirnya aku jual ke beliau dengan satu uqiyah. Aku mensyaratkan
agar onta itu membawaku hingga pulang ke keluargaku. Ketika telah tiba, saya
membawa onta ke beliau, kemudian beliau membayar harganya. Kemudian saya
pulang. Lalu beliau berjalan di belakangku dan mengatakan, “Apakah engkau
kira saya menawar harganya agar dapat mengambil ontamu. Silakan ambil onta
ini dan ambillah uang dirhamnya untukmu.”

Dikatakan dalam kitab
Subulus-Salam, 2/7: “Hadits ini merupakan dalil bahwa tidak mengapa meminta
seseorang untuk menjual barangnya dan menawar harganya.”

Dari Suwaid bin Qois berkata,

جَلَبْتُ أَنَا وَمَخْرَمَةُ الْعَبْدِيُّ بَزًّا مِنْ ” هَجَرَ
” فَأَتَيْنَا بِهِ مَكَّةَ ، فَجَاءَنَا رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم
يَمْشِي ، فَسَاوَمَنَا بِسَرَاوِيلَ ، فَبِعْنَاهُ (رواه الترمذي، رقم  1305
وقال : حسن صحيح ، وأبو داود، رقم 3336، والنسائي، رقم 4592، وابن ماجه، رقم
2220 وصححه في “صحيح أبي داود)

“Saya dan Makhramah Al-Abdy
mengambil kain dari ‘Hajar’ dan saya membawanya ke Mekkah. Rasulullah
sallallahu alaihi wa sallam mendatangi kami, lalu beliau menawar celana dan
membelinya.” (HR. Tirmizi, no.1305 dia mengatakan Hasan Shahih. Abu Daud,
no. 3336, Nasa’i, no. 4592, Ibnu Majah, no. 2220 dan dinyatakan shahih dalam
Shahih Abi Daud)

Kata ‘والْمُسَاوَمَةُ’
praktek tawar menawar barang antara penjual dan pembeli dan
menentukan harganya, sebagaimana disebutkan dalam An-Nihayah (2/425). Sama
dengan kata mumakasah dan mufashalah.

Penawaran yang wajar,
menunjukkan kedewasaan, berakal dan mengetahui harga pasar. Seperti ini
sangat terpuji karena orangnya tidak mudah dibohongi, ditipu dan
dipermainkan dalam jual beli. Oleh karena itu para ulama fiqih mengatakan,
“Kedewasaan anak bisa diketahui dari anak pedagang yang mampu memilih dalam
jual beli serta menawarnya.” Silahkan lihat ‘Al-Mausu’ah Al-Fiqhiyyah
(22/215).

Ketiga,

Adapun apa yang disebutkan
dalam pertanyaan bahwa Nabi sallallahu alaihi wa sallam menawar harga sampai
dahinya berkeringat atau semisal itu, kami tidak mengetahui asal
periwayatannya dari Nabi sallallahu alaihi wa sallam. Juga hal ini bukan
termasuk akhlak, sikap dan keluwesan beliau dalam jual beli yang ramah dalam
urusan dan dalam segala hal.

Wallahu a’lam
.

Refrensi

Soal Jawab Tentang Islam

at email

Langganan Layanan Surat

Ikut Dalam Daftar Berlangganan Email Agar Sampai Kepada Anda Berita Baru

phone

Aplikasi Islam Soal Jawab

Akses lebih cepat ke konten dan kemampuan menjelajah tanpa internet

download iosdownload android