Sebagian imam masjid di bulan Ramadan panjang dalam berdoa, sebagian lagi ada yang membaca singkat. Mana yang benar?
PANJANG DALAM BERDOA DALAM SHALAT TARAWEH
Pertanyaan: 26149
Puji syukur bagi Allah, dan salam serta berkat atas Rasulullah dan keluarganya.
Yang benar adalah tidak boleh berlebih-lebihan dan kekurangang. Doa yang panjang jika menyusahkan jamaah adalah terlarang. Karena Nabi shallallahu alaihi wa sallam, ketika sampai kepadanya berita bahwa Muaz bin Jabal mengimami shalat dengan lama, beliau sangat marah kepadanya, belum pernah belaiu marah seperti itu. Beliau berkata kepada Muaz, "Wahai Muaz, Apakah engkau ingin menimbulkan fitnah." (HR. Bukhari dalam Kitab Al-Adabul Mufrad, no. 6106, Muslim, Bab Shalat, no. 465). Yang baik adalah jika mencukupkan doa qunut dengan apa yang disebutkan riwayatnya atau boleh ditambah.
Tidak diragukan lagi, memanjangkan bacaan qunut memberatkan jamaah shalat, khususnya apabila di sana terdapat orang lemah, ada juga orang-orang yang terikat dengan pekerjaannya sedangkan dia tidak ingin menghentikan shalatnya sebelum imamnya selesai, sementara jika dia tetap bersama imam, maka hal itu akan memberatkannya. Maka nasehatku kepada saudara-saudaraku para imam hendaknya mengambil sikap pertengahan. Begitu juga sebaiknya, sekali-kali meninggalkan doa qunut agar orang awam tidak menganggapnya sebagai perkara wajib.
Refrensi:
Kitab Ad-Dakwah, Juz 5, Syekh Ibnu Utsaimin, 2/198