Unduh
0 / 0
31,46213/07/1999

Seorang Laki-Laki Berzina Berkali-Kali Dengan Wanita Kafir, Kemudian Sang Wanita Masuk Islam, Maka Dia Ingin Menikahinya

Pertanyaan: 2627

Saya seorang laki-laki muslim yang belajar di Eropa sejak lima tahun. Saat studi saya bertemu dengan seorang gadis dari Negara X dan saya mencintainya selama dua tahun. Saya mengakui bahwa saya telah berzina dengannya. Beberapa bulan lalu, dia masuk Islam dan saya sekarang ingin menikahinya berdasarkan ajaran Allah. Apakah saya boleh menikahinya dan apa langkah yang seharusnya saya lakukan? Jazaakallahu khairan.

Puji syukur bagi Allah, dan salam serta berkat atas Rasulullah dan keluarganya.

Allah Ta’ala berfirman,  

وَلا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ
فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلا  (سورة الإسراء: 32)

“Dan janganlah kamu mendekati zina;
Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang
buruk.” SQ. Al-Isro’: 32. 

Ibnu Katsir rahimahullah berkata,
“Allah Ta’ala berfirman untuk melarang hambanya dari perbuatan zina dan
mendekatinya serta melakukan sebab-sebabnya, 

ولا تقربوا الزنا إنه كان فاحشة  (أي ذنبا
عظيما) وساء سبيلا (أي وبئس طريقا ومسلكا)
.

“Dan janganlah kalian mendekati
zinta, sesugguhnya dia merupakan perbuatan keji (maksudnya adalah dosanya
besar) dan jalan yang buruk (maksudnya adalah jalan kehidupa yang
tercela).” 

Imam Ahmad berkata, ‘Telah
menyampaikan kepada kami Yazid bin Harun, menyampaikan kepada kami Jarir,
telah menyampaikan kepada kami Salim bin Amir, dari Abu Umamah, sesungguhnya
ada seorang pemuda mendatangi Nabi shallallahu alaihi wa sallam, lalu beliau
berkata, ‘Wahai Rasulullah, izinkan aku berbuat zina.’ Maka orang-orang di
sekitarnya menghardiknya, mereka berkata, ‘Mah…mah’. Maka berkatalah Nabi,
“Mendekatlah’ Lalu dia mendekat. Nabi berkata lagi, ‘Duduklah,’ Lalu dia
duduk, maka Nabi berkata, ‘Apakah kau suka jika dia (zina) terjadi pada
ibumu?’ Dia berkata, ‘Tidak, demi Allah,’ Beliau bersabda, ‘Begitupula orang
lain, mereka tak sudi jika hal itu terjadi pada ibunya.’ Lalu Nabi berkata,
‘Apakah kau suka jika hal itu terjadi pada anak gadismu?’ dia berkata,
‘Tidak demi Allah,” Maka beliau berkata, “Begitu pula orang lain, mereka tak
sudi hal itu terjadi pada anak gadisnya.’ Lalu beliau berkata lagi, ‘Apakah
kau sudi hal itu terjadi pada bibi dari bapakmu?’ Dia berkata, ‘Tidak demi
Allah.’ Maka beliau berkata, ‘Begitu pula orang lain, mereka takkan sudi hal
itu terjadi pada bibi dari bapaknya?’ Kemudia beliau bekata lagi, “Apakah
kau sudi jika hal tersebut terjadi pada bibi dari ibumu?’ Dia berkata,
‘Tidak, demi Allah.’ Maka beliau berkata, ‘Begitu pula orang lain, mereka
takkan sudi jika hal itu terjadi pada bibi dari ibunya.’ Lalu beliau
meletakkan tangannya di tubuhya dan berkata,

اللهم اغفر ذنبه وطهر قلبه وأحصن فرجه

Ya Allah, ampunilah dosanya, sucikan
hatinya dan lindungilah kehormatannya.’ 

Maka setelah itu sang pemuda tersebut
tidak sedikitpun menoleh kepada perbuatan itu.”

Allah Ta’ala berfirman,

وَالَّذِينَ لا يَدْعُونَ مَعَ اللَّهِ
إِلَهًا ءَاخَرَ وَلا يَقْتُلُونَ النَّفْسَ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلا
بِالْحَقِّ وَلا يَزْنُونَ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ يَلْقَ أَثَامًا   .
يُضَاعَفْ
لَهُ الْعَذَابُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَيَخْلُدْ فِيهِ مُهَانًا. إِلَّا مَنْ
تَابَ وَءَامَنَ وَعَمِلَ عَمَلا صَالِحًا فَأُولَئِكَ يُبَدِّلُ اللَّهُ
سَيِّئَاتِهِمْ حَسَنَاتٍ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا .
وَمَنْ
تَابَ وَعَمِلَ صَالِحًا فَإِنَّهُ يَتُوبُ إِلَى اللَّهِ مَتَابًا  (سورة
الفرقان: 68-71)

“Dan orang-orang yang tidak menyembah
Tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah
(membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barang
siapa yang melakukan yang demikian itu, niscaya Dia mendapat (pembalasan)
dosa(nya), (yakni) akan dilipat gandakan azab untuknya pada hari kiamat dan
Dia akan kekal dalam azab itu, dalam Keadaan terhina, kecuali orang-orang
yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; Maka itu kejahatan
mereka diganti Allah dengan kebajikan. dan adalah Allah Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang. dan orang-orang yang bertaubat dan mengerjakan amal saleh,
Maka Sesungguhnya Dia bertaubat kepada Allah dengan taubat yang
sebenar-benarnya.” SQ. Al-Furqon: 68-71. 

Tidak dibolehkan laki-laki pezina
menikahi wanita pezina kecuali jika dia bertaubat sebenarnya sehingga
hilanglah pada mereka predikat pezina. Hal tersebut berdasarkan firman Allah
Ta’ala, 

الزَّانِي لا يَنْكِحُ إلا زَانِيَةً أَوْ
مُشْرِكَةً وَالزَّانِيَةُ لا يَنْكِحُهَا إِلا زَانٍ أَوْ مُشْرِكٌ وَحُرِّمَ
ذَلِكَ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ  (سورة النور: 3) 

“Laki-laki yang berzina tidak
mengawini melainkan perempuan yang berzina, atau perempuan yang musyrik; dan
perempuan yang berzina tidak dikawini melainkan oleh laki-laki yang berzina
atau laki-laki musyrik, dan yang demikian itu diharamkan atas oran-orang
yang mukmin.” SQ. An-Nur: 3. 

Maka anda harus benar-benar bertaubat
kepada Allah Azza wa Jalla. Dan hapuslah perbuatan dosa besar tersebut yang
berkali-kali dengan kebaikan-kebaikan yang banyak, semoga Allah mengampuni
anda. Jika taubat anda dan taubat wanita itu benar dan kalian berdua
berpegang teguh dengan syariat Allah, maka tidak mengapa anda menikahi
wanita tersebut Semoga Allah Ta’ala akan menerima orang yang bertaubat.

Refrensi

Syeikh Muhammad Sholih Al-Munajid

at email

Langganan Layanan Surat

Ikut Dalam Daftar Berlangganan Email Agar Sampai Kepada Anda Berita Baru

phone

Aplikasi Islam Soal Jawab

Akses lebih cepat ke konten dan kemampuan menjelajah tanpa internet

download iosdownload android
at email

Langganan Layanan Surat

Ikut Dalam Daftar Berlangganan Email Agar Sampai Kepada Anda Berita Baru

phone

Aplikasi Islam Soal Jawab

Akses lebih cepat ke konten dan kemampuan menjelajah tanpa internet

download iosdownload android