0 / 0
18/Syakban/1446 , 17/Februari/2025

Apakah Ada Bebebarapa Amalan Yang Diraih Oleh Orang Yang Tidak Mampu Berpuasa, Pahalanya Seperti Pahala Orang Berpuasa ?

Pertanyaan: 315220

Pertanyaan saya berkaitan dengan puasa, maka sebagaimana yang anda ketahui tentang keutamaan puasa dan pahalanya di sisi Allah Ta’ala, dan saya –demi Allah- suka berpuasa, akan tetapi masalah saya adalah saya merasa pusing di kepala, saya tidak tahu sebabnya, dan saya telah melakukan banyak pengobatan, tapi tidak ada hasilnya, akan tetapi Alhamdulillah dengan segala kondisi, saya juga telah melakukan pengobatan terakhir kepada dokter spesialis penyakit kepala, lalu ia mengabarkan kepada saya bahwa penyembuhan kondisi saya ini hampir mustahil, bahkan ia berkata: “Anda wajib beradaptasi dengan pusing anda ini”, yang menjadi masalah bagi saya adalah pada saat saya mulai berpuasa, dan berlalu separuh siang maka mulai terasa pusingnya dan berlanjut sampai keesokan harinya, meskipun saya meminum obat pereda nyeri, tapi rasa pusing ini berdampak bahkan saya merasakan kesulitan saat sholat. Apakah ada amaliyah ibadah yang dengannya saya dapat pahala puasa ?, untuk diketahui bahwa saya berkata pada diri saya –bahwa Tuhanku Maha Tahu- kalau saya mampu berpuasa maka saya akan berpuasa, sebagai isyarat bahwa yang saya bicarakan ini adalah puasa sunnah; karena saya sejak tadi malam telah mulai masuk pada puasa 6 hari di bulan syawal, adapun puasa wajib maka Alhamdulillah saya telah menyempurnakannya meskipun dengan sakit. Sebagaimana saya juga mohon agar anda mendoakan saya diberikan kesembuhan.

Teks Jawaban

Puji syukur bagi Allah, dan salam serta berkat atas Rasulullah dan keluarganya.

Pertama:

Semoga Allah memberikan kesembuhan kepada anda, dan kami kabarkan kabar gembira kepada bahwa selama anda bersemangat untuk puasa, dan kalau tidak sakit maka pasti saya berpusa, maka anda sudah tertulis mendapatkan pahala puasa, sebagaimana riwayat Bukhori: 4423 dari Anas bin Malik –radhiyallahu ‘anhu-:

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَجَعَ مِنْ غَزْوَةِ تَبُوكَ فَدَنَا مِنْ الْمَدِينَةِ فَقَالَ: إِنَّ بِالْمَدِينَةِ أَقْوَامًا مَا سِرْتُمْ مَسِيرًا وَلَا قَطَعْتُمْ وَادِيًا إِلَّا كَانُوا مَعَكُمْ، قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، وَهُمْ بِالْمَدِينَةِ؟ قَالَ: وَهُمْ بِالْمَدِينَةِ، حَبَسَهُمْ الْعُذْرُ

“Bahwa Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- telah kembali dari perang Tabuk lalu mendekat ke Madinah dan bersabda: “Bahwa di Madinah ada suatu kaum, tidaklah kalian berjalan, melalui lembah, kecuali mereka bersama kalian”, mereka berkata: “Wahai Rasulullah, sedang mereka berada di Madinah ?” beliau menjawab: “Ya, mereka di Madinah, karena mereka terhalang oleh uzdur/kendala”.

Al Hafidz Ibnu Hajar –rahimahullah- di dalam Al Fathu berkata:

“Dan di dalamnya: Bahwa seseorang dengan niatnya akan sampai pada pahala orang yang melaksananya, jika terhalang oleh udzur/kendala untuk melaksanakannya”. Selesai.

Tirmidzi (2325) dan Ibnu Majah (4228) telah meriwayatkan dari Abu Kabsyah Al Annamariy bahwa Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda:

إِنَّمَا الدُّنْيَا لِأَرْبَعَةِ نَفَرٍ؛ عَبْدٍ رَزَقَهُ اللَّهُ مَالًا وَعِلْمًا، فَهُوَ يَتَّقِي فِيهِ رَبَّهُ، وَيَصِلُ فِيهِ رَحِمَهُ، وَيَعْلَمُ لِلَّهِ فِيهِ حَقًّا ؛ فَهَذَا بِأَفْضَلِ الْمَنَازِلِ، وَعَبْدٍ رَزَقَهُ اللَّهُ عِلْمًا وَلَمْ يَرْزُقْهُ مَالًا، فَهُوَ صَادِقُ النِّيَّةِ ، يَقُولُ : لَوْ أَنَّ لِي مَالًا لَعَمِلْتُ بِعَمَلِ فُلَانٍ ، فَهُوَ بِنِيَّتِهِ ، فَأَجْرُهُمَا سَوَاءٌ ...

الحديث صححه الألباني في "صحيح الترمذي".

“Bahwa dunia ini untuk empat orang; seorang hamba yang Allah telah berikan rizeki harta dan ilmu, maka ia di dalamnya bertaqwa kepada Tuhannya, dan menyambung silaturrahim, dan benar-benar mengenali Allah, maka ini adalah kedudukan terbaik. Dan seorang hamba yang Allah telah berikan rizeki ilmu dan tidak diberikan harta, ia mempunyai niat yang jujur, ia berkata: “Kalau saja saya mempunyai harta, maka saya akan mengamalkan sama dengan amalan fulan, maka itulah yang menjadi niatnya, maka pahala dari keduanya sama”. (Hadits ini telah dinyatakan oleh Albani di dalam Shahih Tirmidzi)

Kedua:

Ada beberapa amalan yang yang sesuai syari’at yang pelakunya akan mendapatkan pahala orang yang berpuasa, di antaranya adalah:

  1. Menyantuni janda dan orang miskin

Bukhori (5353) dan Muslim (2982) telah meriwayatkan dari hadits Abu Hurairah –radhiyallahu ‘anhu- berkata: “Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda:

السَّاعِي عَلَى الأَرْمَلَةِ وَالمِسْكِينِ، كَالْمُجَاهِدِ فِي سَبِيلِ اللَّهِ، أَوِ القَائِمِ اللَّيْلَ، الصَّائِمِ النَّهَارَ

“Orang yang mengayomi janda dan orang miskin, maka ia seperti seorang mujahid di jalan Allah, atau seperti orang yang qiyamullail, dan puasa di siang harinya.

An Nawawi berkata di dalam Syarah Muslim (18/112):

“Maksud dari As Sa’i di sini adalah: yang berpenghasilan untuk mereka, bekerja untuk biaya hidup mereka, dan Al Armalah adalah wanita yang tidak bersuami, baik yang telah menikah atau tidak, dan dikatakan adalah yang telah dicerai oleh suaminya.

Ibnu Qutaibah berkata:

“Telah dinamakan Al Armalah karena terjadi kehabisan bekal, yaitu; kefakiran dan habisnya bekal dengan kehilangan suami, dikatakan: أرمل الرجل jika ia kehabisan bekalnya”. Selesai.

Ibnu Hubairah berkata di dalam Al Ifshah ‘an Ma’ani As Shihah (6/267):

“Dan maksudnya adalah bahwa Allah Ta’ala mengumpulkan baginya pahala orang yang berpuasa, orang yang qiyamullail dan mujahid sekaligus, dan karenanya ia menanggung biaya janda seperti suaminya yang tercabut oleh takdir, dan menjadikan janda tersebut ridho kepada Tuhannya, dan menanggung si miskin yang telah lemah untuk menanggung dirinya sendiri, maka ia menginfakkan kelebihan makanannya, dan mensedekahkan kesibukannya; maka manfaatnya tersebut setara dengan puasa, qiyamullail dan jihad”. Selesai.

Ibnu Batthal berkata di dalam Syarah Shahih Bukhori (9/218):

“Barang siapa yang lemah dari jihad di jalan Allah dan dari qiyamullail dan puasa di siang hari, maka hendaklah mengamalkan hadits ini, dan menyantuni para janda dan orang-orang miskin agar dikumpulkan pada hari kiamat dengan kelompok para mujahidin di jalan Allah, tanpa melangkah kesana selangkah, atau mendonasikan satu dirham, atau bertemu musuh yang menakutkankan saat bertemu, atau dikumpulakn dengan kelompok orang-orang yang berpuasa dan yang qiyamullail, dan mendapatkan derajat mereka, ia pemberi makan siangnya, dan menjadikan malamnya bisa tidur selama hidupnya, maka sebaiknya bagi setiap mukmin agar bersungguh-sungguh untuk meraih perdagangan yang tidak merugikan ini, dan berusaha (menyantuni) janda atau orang miskin kareana Allah maka ia akan mendapatkan keuntungan dalam perdagangannya derajatnya para mujahid dan orang-orang yang berpuasa, dan mereka yang qiyamullail, tanpa capek dan berat. Hal itu karena karunia Allah yang Dia memberikannya kepada siapa saja yang Dia kehendaki”. Selesai.

  1. Kebaikan Akhlak

Tirmidzi (2003) telah meriwayatkan dari Abu Darda’ ia berkata: “Saya telah mendengar Nabi –shallallahu ‘alai wa sallam- bersabda:

مَا مِنْ شَيْءٍ يُوضَعُ فِي المِيزَانِ أَثْقَلُ مِنْ حُسْنِ الخُلُقِ، وَإِنَّ صَاحِبَ حُسْنِ الخُلُقِ لَيَبْلُغُ بِهِ دَرَجَةَ صَاحِبِ الصَّوْمِ وَالصَّلَاةِ

والحديث صححه الألباني في "صحيح الترمذي".

“Tidaklah sesuatu yang diletakkan di timbangan lebih berat dari pada kebaikan akhlak, dan sungguh pelaku kebaikan akhlak akan mencapai dengannya derajat pelaku puasa dan sholat”. (Hadits ini telah diyantakan shahih oleh Albani di dalam Shahih Tirmdzi)

  1. Memberi makanan buka puasa

Dari Zaid bin Kholid Al Juhadi berkata: “Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda:

مَن فطَّر صائماً كان له مثل أجره غير أنه لا ينقص من أجر الصائم شيء

رواه الترمذي (807) وابن ماجه ( 1746) وصححه ابن حبان (8/216) والألباني في "صحيح الجامع" (6415).

“Barang siapa yang memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti pahala orang yang berpuasa tidak berkurang sedikitpun”. (HR. Tirmidzi: 807 dan Ibnu Majah: 1746 dan telah dinyatakan shahih oleh Ibnu Hibban: 8/216 dan Albani di dalam Shahih Al Jami’: 6415)

Maka amalan-amalan ini pelakunya akan mendapatkan pahala orang berpuasa, demikian juga orang yang bertekad untuk berpuasa dan terhalang oleh udzur/kendala.

Semoga Allah memberikan taufik dan hidayahnya kepada kita semua

Wallahu A’lam

Refrensi

Soal Jawab Tentang Islam

at email

Langganan Layanan Surat

Ikut Dalam Daftar Berlangganan Email Agar Sampai Kepada Anda Berita Baru

phone

Aplikasi Islam Soal Jawab

Akses lebih cepat ke konten dan kemampuan menjelajah tanpa internet

download iosdownload android