Di dalam Shahih Muslim telah disebutkan sebuah hadits bahwa nafas Nabi Isa itu mampu untuk membunuh orang-orang kafir jika mereka menciumnya, jika Nabi Isa diberikan kemampuan seperti itu, dan kemampuan untuk menghidupkan orang mati ketika kembali mendekati akhir zaman, pada saat itu manusia tidak lagi merasa bingung dan rancu akan keberadaannya, mereka meyakini bahwa beliau mempunyai kemampuan untuk memberikan kehidupan pada kematian, padahal Allah lah Yang Memberikan kehidupan dan kematian ?
Mempermasalahkan Pemberian Allah Kepada Nabi Isa Akan Kemampuannya Untuk Menghidupkan Orang-orang Mati
Pertanyaan: 341363
Puji syukur bagi Allah, dan salam serta berkat atas Rasulullah dan keluarganya.
Dari Nuwwas bin Sam’an berkata: “Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- telah menyebutkana tentang Dajjal kurang dan lebihnya pada suatu pagi.
Pada saat demikian itu Allah mengutus Isa bin Maryam, seraya beliau turun dari atas menara putih sebelah timur Damaskus dengan memakai dua pakaian yang dicelup, dengan meletakkan kedua telapak tangannya di atas sayap kedua malaikat, jika ia menundukkan kepalanya (seakan) meneteskan air, dan jika ia mengangkatnya berkilau lah seperti permata, maka tidaklah beliau melewati seorang kafir yang mendapati aroma beliau kecuali orang kafir itu akan mati, nafasnya sejauh keberadaan beliau, lalu ia mencarinya sampai mendapatkannya di pintu Ludd seraya membunuhnya…(HR. Muslim: 2937)
Maka semua yang telah Allah berikan kepada Nabi Isa –‘alaihis salam- dari bukti-bukti kenabiannya sebelumnya, seperti menghidupkan orang-orang mati, dan kematian yang akan dialami oleh orang kafir dengan mencium aroma tubuhnya sebagaimana yang ada di dalam hadits ini. Semua ini bukanlah hal yang meragukan, akan tetapi Allah telah memberikannya untuk menjadi bukti kebenaran dakwahnya. Akal dan fitrah yang sehat menunjukkan dengan bukti-bukti tersebut akan kebenaran pelakunya dalam ucapan dan perbuatannya, dan karenanya dinamakan mu’jizat ini dengan “dalail nubuwwah” (bukti-bukti kenabian)
Keraguan yang anda isyaratkan pada soal di atas, akan tergambar jika Nabi Isa –‘alaihis salam- telah diberikan bukti-bukti ini, akan tetapi beliau diam dari menjelaskan kebenaran ini, maka orang-orang akan mengira yang tidak-tidak, sementara beliau diam tidak menjelaskan.
Namun Nabi Isa –‘alaihis salam- telah diberikan bukti-bukti ini saat beliau menegakkan apa yang telah diperintahkan oleh Allah Ta’ala dari mulai dakwah sampai tauhid kepada Allah dan mensucikan-Nya dari sekutu dan anak.
Sebagaimana yang telah terjadi dari beliau –‘alaihis salam- sebelumnya, Allah Ta’ala berfirman:
وَرَسُولًا إِلَى بَنِي إِسْرَائِيلَ أَنِّي قَدْ جِئْتُكُمْ بِآيَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ أَنِّي أَخْلُقُ لَكُمْ مِنَ الطِّينِ كَهَيْئَةِ الطَّيْرِ فَأَنْفُخُ فِيهِ فَيَكُونُ طَيْرًا بِإِذْنِ اللَّهِ وَأُبْرِئُ الْأَكْمَهَ وَالْأَبْرَصَ وَأُحْيِ الْمَوْتَى بِإِذْنِ اللَّهِ وَأُنَبِّئُكُمْ بِمَا تَأْكُلُونَ وَمَا تَدَّخِرُونَ فِي بُيُوتِكُمْ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَةً لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ ، وَمُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيَّ مِنَ التَّوْرَاةِ وَلِأُحِلَّ لَكُمْ بَعْضَ الَّذِي حُرِّمَ عَلَيْكُمْ وَجِئْتُكُمْ بِآيَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ فَاتَّقُوا اللَّهَ وَأَطِيعُونِ ، إِنَّ اللَّهَ رَبِّي وَرَبُّكُمْ فَاعْبُدُوهُ هَذَا صِرَاطٌ مُسْتَقِيمٌ
آل عمران/49 – 51
“049. Dan (sebagai) Rasul kepada Bani Israil (yang berkata kepada mereka): "Sesungguhnya aku telah datang kepadamu dengan membawa sesuatu tanda (mu`jizat) dari Tuhanmu, yaitu aku membuat untuk kamu dari tanah berbentuk burung; kemudian aku meniupnya, maka ia menjadi seekor burung dengan seizin Allah; dan aku menyembuhkan orang yang buta sejak dari lahirnya dan orang yang berpenyakit sopak; dan aku menghidupkan orang mati dengan seizin Allah; dan aku kabarkan kepadamu apa yang kamu makan dan apa yang kamu simpan di rumahmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu adalah suatu tanda (kebenaran kerasulanku) bagimu, jika kamu sungguh-sungguh beriman."
050. Dan (aku datang kepadamu) membenarkan Taurat yang datang sebelumku, dan untuk menghalalkan bagimu sebagian yang telah diharamkan untukmu, dan aku datang kepadamu dengan membawa suatu tanda (mu`jizat) dari Tuhanmu. Karena itu bertaqwalah kepada Allah dan ta`atlah kepadaku.
051. Sesungguhnya Allah, Tuhanku dan Tuhanmu, karena itu sembahlah Dia. Inilah jalan yang lurus". (QS. Ali Imran: 49-51)
Allah Ta’ala juga berfirman:
وَإِذْ قَالَ اللَّهُ يَاعِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ أَأَنْتَ قُلْتَ لِلنَّاسِ اتَّخِذُونِي وَأُمِّيَ إِلَهَيْنِ مِنْ دُونِ اللَّهِ قَالَ سُبْحَانَكَ مَا يَكُونُ لِي أَنْ أَقُولَ مَا لَيْسَ لِي بِحَقٍّ إِنْ كُنْتُ قُلْتُهُ فَقَدْ عَلِمْتَهُ تَعْلَمُ مَا فِي نَفْسِي وَلَا أَعْلَمُ مَا فِي نَفْسِكَ إِنَّكَ أَنْتَ عَلَّامُ الْغُيُوبِ ، مَا قُلْتُ لَهُمْ إِلَّا مَا أَمَرْتَنِي بِهِ أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ رَبِّي وَرَبَّكُمْ وَكُنْتُ عَلَيْهِمْ شَهِيدًا مَا دُمْتُ فِيهِمْ فَلَمَّا تَوَفَّيْتَنِي كُنْتَ أَنْتَ الرَّقِيبَ عَلَيْهِمْ وَأَنْتَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ
المائدة /116 – 117
“116. Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman: "Hai `Isa putera Maryam, adakah kamu mengatakan kepada manusia: "Jadikanlah aku dan ibuku dua orang tuhan selain Allah?" `Isa menjawab: "Maha Suci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku (mengatakannya). Jika aku pernah mengatakannya maka tentulah Engkau telah mengetahuinya. Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri Engkau. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui perkara yang ghaib-ghaib".
117. Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau perintahkan kepadaku (mengatakan) nya yaitu: "Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu", dan adalah aku menjadi saksi terhadap mereka, selama aku berada di antara mereka. Maka setelah Engkau wafatkan (angkat) aku, Engkau-lah yang mengawasi mereka. Dan Engkau adalah Maha Menyaksikan atas segala sesuatu”. (QS. Al Maidah: 116-117)
Inilah yang akan terjadi kepada beliau jika beliau –‘alaihis salam- turun di akhir zaman berhukum dengan syari’at Islam, beliau tidak menerima dari orang-orang nasrani kecuali Islam, dan tidak menerima jizyah dari mereka, maka orang-orang nasrani (yang sadar) akan memeluk agama Islam karena kebenaran dan penjelasannya menjadi nyata.
Hal ini adalah penjelasan yang paling nyata dan paling jelas bahwa tidak ada masalah pada saat itu dan tidak ada kerancuan, karena Isa –‘alaihis salam- adalah Nabi Allah dan Rasul-Nya, beliau tidak akan mengajak manusia di akhir zaman kepada syari’atnya saat beliau turun, bahkan beliau tidak akan menerima dari mereka untuk memeluk agama nasrani dari mereka sendiri, dan barang siapa yang beragama nasrani sebelum beliau turun, maka tidak akan diterima jika tetap dengan agama tersebut setelah turunnya Isa Ibnu Maryam –‘alaihis salam-, maka bagaimana dikhawatirkan permasalahan seperti itu, atau tetap rancu dan syubat.
Dari Abu Hurairah –radhiyallahu ‘anhu- berkata: “Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda:
وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ، لَيُوشِكَنَّ أَنْ يَنْزِلَ فِيكُمْ ابْنُ مَرْيَمَ حَكَمًا مُقْسِطًا، فَيَكْسِرَ الصَّلِيبَ، وَيَقْتُلَ الخِنْزِيرَ، وَيَضَعَ الجِزْيَةَ، وَيَفِيضَ المَالُ حَتَّى لاَ يَقْبَلَهُ أَحَدٌ
رواه البخاري 2222 ، ومسلم 155
“Demi Dzat yang jiwaku adalah di tangan-Nya, hampir saja Ibnu Maryam akan turun sebagai hakim yang adil, maka akan mematahkan salib, membunuh babi, dan menghapus jizyah, dan harta pun melimpah sampai tidak ada orang yang mau menerimanya”. (HR. Bukhori: 2222 dan Muslim: 155)
Ibnu Katsir –rahimahullah- berkata setelah menyebutkan hadits tersebut:
“Hadits ini adalah hadits mutawatir dari Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- dari riwayat Abu Hurairah, Ibnu Mas’ud, Utsman bin Abil Ash, Abu Umamah, An Nuwwas bin Sam’an, Abdullah bin Amr bin Ash, Majma’ bin Jariyah, dan Abu Suraihah Hudzaifah bin Usaid radhiyallahu ‘anhum.
Dan di dalamnya menjadi petunjuk sifat turun dan tempatnya beliau…
Seraya beliau membunuh babi, mematahkan salib, menghentikan jizyah, beliau tidak menerima kecuali Islam sebagaimana yang disebutkan sebelumnya di dalam Shahihaini, hal ini merupakan berita dari Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam- akan hal itu, persetujuan dan syari’at, pengesahan baginya akan hal itu pada zaman tersebut, alasan mereka pun menjauh, syubhat mereka menjadi tidak berlaku; dan karenanya mereka semua memeluk agama Islam mengikuti Nabi Isa –‘alaihis salam- dan melalui kedua tangan beliau, dan karenanya Allah Ta’ala berfirman:
وَإِنْ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ إِلَّا لَيُؤْمِنَنَّ بِهِ قَبْلَ مَوْتِهِ وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يَكُونُ عَلَيْهِمْ شَهِيدًا
“Tidak ada seorangpun dari Ahli Kitab, kecuali akan beriman kepadanya (`Isa) sebelum kematiannya. Dan di hari Kiamat nanti `Isa itu akan menjadi saksi terhadap mereka”. (QS. An Nisa’: 159)
Ayat ini sama dengan firman Allah Ta’ala:
وَإِنَّهُ لَعِلْمٌ لِلسَّاعَةِ
“Dan sesungguhnya Isa itu benar-benar memberikan pengetahuan tentang hari kiamat”. (QS. Az Zukhruf: 61)
Dan dibaca dengan “’Alamun” dengan lam berharakat fathah, menjadi isyarat dan dalil akan dekatnya hari kiamat”. (Tafsir Ibnu Katsir: 2/464-465)
Maka turunnya beliau ‘alaihis salam adalah untuk menghilangkan syubhat mereka yang menjadikan beliau sebagai tuhan.
Wallahu A’lam
Refrensi:
Soal Jawab Tentang Islam