Apakah manusia diberi pilihan atau dia berjalan apa adanya ?
Manusia berjalan apa adanya ( musyyarun ) atau dia ada pilihan ( mukhoyyarun )
Pertanyaan: 34898
Puji syukur bagi Allah, dan salam serta berkat atas Rasulullah dan keluarganya.
Segala puji hanya milik Allah semata,
Syekh Ibnu Utsaimin rahimahullah ditanya dengan pertanyaan seperti ini dan beliau menjawab : “ Untuk penanya hendaklah dia bertanya kepada dirinya sendiri, apakah dia dipaksa untuk bertanya seperti ini ? dan Apakah dia memilih mobil yang dia inginkan ?. dari jawaban anda akan ketahuan, apakah anda berjalan apa adanya atau anda dikasih pilihan. Pertanyaan lain yang semisalnya adalah :
Coba tanyakan pada diri anda, apakah terjadinya kecelakaan itu karena pilihannya ?
Apakah dia sakit karena pilihannya ? apakah dia meninggal dunia juga atas pilihannya ?. Dan pertanyaan-pertanyaan lain yang semisalnya. Dari jawaban tersebut akan ketahuan apakah dia melakukan sesuatu ada pilihan atau berjalan dengan sendirinya.
Jawabannya adalah bahwa semua urusan yang dilakukan oleh manusia berakal, dia melakukannya tanpa ragu dengan pilihannya sindiri. Dengarkan firman Allah : “aka barang siapa yang menghendaki, niscaya ia menempuh jalan kembali kepada Tuhannya. Firman Allah lainnya : " Diantara kamu ada yang menginginkan dunia dan sebagian lainnya menginginkan akhirat ", Firman-Nya : " Dan barangsiapa yang menginginkan akhirat dan berusaha dengan sungguh-sungguh menuju kesana dalam kondisi beriman. Maka usaha mereka patut disyukuri ". Firman-Nya ; " Maka fidyah ( tebusannya ) puasa atau shadaqah atau menyembelih ". Yang mana diberi pilihan bagi pelakunya untuk melakukan salah satu dari tiga pilihan.
Akan tetapi kalau sekiranya seorang hamba ingin melakukan sesuatu dan dia melakukannya, kami mengetahui bahwa Allah – telah menginginkannya – berdasrkan Firman-Nya " Bagi siapa yang ingin diantara kamu untuk istiqamah ( konsisten ). Dan tidaklah mereka menginginkan sesuatau kecuali Allah Tuhan seluruh alam menginginkannya juga ". Maka sisi kesempurnaan tauhid Rububiyah-Nya bahwa tidak ada yang terjadi di langit maupun bumi melainkan atas kehendak Allah subhanahu wata'ala.
Sementara urusan yang terjadi pada seorang hamba tanpa ada pilihan seperti sakit, kematian dan kecelakaan. Maka ini karena Qadar, seorang hamba tidak ada pilhan dan keinginan.
Wallahu al-muwaffiq.
Refrensi:
Majmu’ Fatwa Ibnu Utsaimin vol : 2