Unduh
0 / 0

Tidak mendirikan shalat karena tertidur pada siang hari ramadhan, Sikap apa yang harus dilakukan?

Pertanyaan: 66900

Pada saat bulan puasa, saya merasa capek yang apabila saya bawa tidur maka dua atau tiga waktu shalat akan terlewat, dan saya merasa berdosa. Pertanyaan saya adalah apabila saya tertidur dan tidak mendirikan shalat dzuhur dan ashar sampai memasuki waktu maghrib, saya juga hawatir waktu shalat maghrib akan habis. Apa yang harus saya perbuat?

Puji syukur bagi Allah, dan salam serta berkat atas Rasulullah dan keluarganya.

Meninggalkan shalat tidak
dikerjakan pada waktunya adalah perkara besar, Allah mengancam dengan
ancaman yang pedih, dalam firman-Nya:

فَخَلَفَ مِنْ بَعْدِهِمْ خَلْفٌ أَضَاعُوا
الصَّلاةَ وَاتَّبَعُوا الشَّهَوَاتِ فَسَوْفَ يَلْقَوْنَ غَيًّا (سورة مريم:
59) .

“Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang
menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak
akan menemui kesesatan”. (QS. Maryam: 59)

Arti kata (غَيًّا
) menurut Ibnu Abbas –radhiyallahu ‘anhuma- adalah: kerugian, menurut
Qatadah: kejelekan, menurut Ibnu Mas’ud –radhiyallahu ‘anhu- adalah: sebuah
lembah di neraka jahannam, yang sangat dalam dan baunya busuk. (Lihat Tafsir
Ibnu Katsir: 3 / 172)

Dikatakan kepada Ibnu Mas’ud –radhiyallahu ‘anhu-:
Sesungguhnya Allah banyak menyebutkan shalat dalam al Qur’an:

الَّذِينَ هُمْ عَلَى صَلَاتِهِمْ
دَائِمُونَ ﴿ المعارج: 23)

“yang
mereka itu tetap mengerjakan shalatnya”. (QS. Al Ma’arij: 23)

وَالَّذِينَ هُمْ عَلَى صَلَاتِهِمْ
يُحَافِظُونَ ﴿المعارج: 34)

Dan orang-orang yang memelihara shalatnya.
(QS. Al ma’arij: 34)

الَّذِينَ هُمْ عَن صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ
﴿الماعون: 5)

yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya (QS. Al Ma’un:
5)

Ibnu Mas’ud menjawab: “Ancaman itu berkaitan dengan kelalaian
waktu”. Mereka menyanggah: “Wahai Aba Abdir Rahman, kami tidak berpendapat
kecuali kalau meninggalkannya”. Ibnu Mas’ud menjawab: “Meninggalkannya
Kafir”. (Ta’dzim Qadris Shalat, al Marwazi dengan sanad yang baik)

Rasulullah pernah menyebutkan bahwa tidak shalat karena
tertidur termasuk yang menyebabkan seseorang diadzab di dalam kubur.
Lihatlah jawaban soal nomor: 46068. Maka anda
hendaknya memperhatikan dahsyatnya adzab Allah. Semoga memberikan
keselamatan kepada kita.

Cukuplah bagi anda pelajaran dari seorang sahabat Rasulullah
yang agung Ibnu Mas’ud –radhiyallahu ‘anhu-: berkata dengan kalimat singkat
tentang hukum shalat jama’ah, dan yang meninggalkannya, dan pahala yang
melaksanakannya, dan keadaan orang yang bersemangat mendatanginya namun
berhalangan.

“Barang siapa yang ingin bertemu dengan Allah sebagai muslim,
maka jagalah shalat lima waktu dari mana dikumandangkan; karena sesungguhnya
Allah telah mensyariatkan bagi Nabi kalian sunnah-sunnah yang lurus. Shalat
berjama’ah adalah bagian dari sunnah-sunnah tersebut. Jikalau kalian shalat
di rumah kalian berarti kalian telah meninggalkan sunnah Nabi Kalian, dan
jika kalian meninggalkan sunnah Nabi kalian maka kalian tersesat”. Hal ini
beliau sampaikan kepada mereka yang shalat pada waktunya akan tetapi tidak
berjama’ah di masjid. Lalu bagaimana nasib bagi mereka yang tidak shalat
sampai waktunya habis ?!!. Lalu beliau berkata: Tidaklah seseorang bersuci
dengan sempurna di rumah, lalu bersengaja pergi ke masjid, melainkan Allah
akan mencatat setiap langkahnya kebaikan dan akan mengangkat dari setiap
langkah derajatnya, dan digugurkan dari setiap langkah dosanya. Dan kami
berpendapat bahwa orang yang meninggalkan shalat jama’ah adalah munafiq. Dan
seseorang pernah dihadirkan dengan dicela sampai berada pada shaf”. (HR.
Muslim: 654)

Tidak selayaknya bagi seorang muslim mengetahui puasa hanya
pada bulan ramadhan saja, karena sesungguhnya dalam satu tahun ada hari-hari
utama yang disunnahkan berpuasa, seperti puasa arafah (tanggal 9 Dzul
Hijjah), puasa asyura’ (tanggal 10 Muharram), puasa pekanan pada hari senin
dan kamis, puasa tiga hari setiap bulannya. Kalau anda telah membiasakan
diri untuk berpuasa pada hari-hari tersebut sepanjang tahun, maka anda tidak
akan merasa berat untuk menjalankan puasa ramadhan, apalagi sampai tidur
sepanjang siang dan meninggalkan shalat.

Anda harus mencari cara agar anda bisa bangun pada
waktu-waktu shalat, dan anda tidak boleh sengaja meninggalkan shalat dengan
alasan tidur, padahal sebenarnya anda bisa bangun pada waktu-waktu shalat.

Dan juga perlu dilihat, apa penyebab anda capek menjalankan
Ibadah puasa. Kalau anda capek karena pekerjaan, maka anda harus
menyesuaikan pekerjaan dengan puasa anda. Apabila pekerjaan bukan yang
termasuk kategori darurat, sedang anda tidak bisa puasa dan shalat dengan
alasan pekerjaan, anda bisa ambil cuti selama bulan puasa. Lihatlah jawaban
soal nomor: 43772 dan 65803.

Namun apabila penyebabnya adalah karena begadang, maka
begadang menjadi haram bagi anda karena menjadi penyebab anda meninggalkan
shalat pada waktunya.

Sebelum tidur, anda harus berpesan kepada keluarga, istri,
anak-anak agar membangunkan anda pada waktu-waktu shalat. Juga wajib bagi
mereka membantu anda taat kepada Allah, dan mendirikan shalat pada waktunya.

Apabila anda sudah berusaha dengan berbgai cara, akan tetapi
belum bisa bangun juga karena sangat capek atau sakit sampai melewati dua
waktu shalat, maka anda wajib mengqodho’ dua shalat yang ditinggalkan dengan
urut yaitu, dzuhur kemudian ashar. Kecuali anda hawatir kalau waktu shalat
yang kedua (ashar) mau habis, maka anda shalat ashar dulu. Misalnya anda
bangun tidur beberapa saat sebelum terbenamnya matahari, sedangkan anda
belum shalat dzuhur dan ashar, maka anda mulai shalat ashar dulu, kemudian
dzuhur, kemudian maghrib.

Kami memohon kepada Allah agar menguatkanmu untuk taat
kepada-Nya dengan ibadah yang baik, dan menguatkan tekad anda dalam
kebaikan. Lihat juga jawaban soal nomor: 38158 dan
4123.

Wallahu a’lam.

Refrensi

Soal Jawab Tentang Islam

at email

Langganan Layanan Surat

Ikut Dalam Daftar Berlangganan Email Agar Sampai Kepada Anda Berita Baru

phone

Aplikasi Islam Soal Jawab

Akses lebih cepat ke konten dan kemampuan menjelajah tanpa internet

download iosdownload android