Unduh
0 / 0
321325/12/2006

Orang Tua Si Gadis Enggan Menikahkannya Dengan Seorang Pemuda, Padahal Gadis Menyukai Pemuda Tersebut

Pertanyaan: 81991

Saya sedang menghadapi musibah, dan saya berharap anda berada di sampingku untuk mendukungku. Seorang pemuda yang memiliki akhlak dan pemahaman agama yang baik serta kondisi ekonominya juga baik datang meminangku dan terus terang akupun telah menyukainya! Akan tetapi ayahku enggan menerimanya dengan alasan yang tidak memuaskan. Dia beralasan tidak menyukai penduduk negara tempat tinggal pemuda tersebut! Padahal saya telah melaksanakan shalat istikharah kepada Allah Ta’ala, dan saya tidak tahu lagi apa yang harus saya lakukan. Mohon penjelasan dari anda dan semoga Allah memberikan kebaikan kepada anda.

Puji syukur bagi Allah, dan salam serta berkat atas Rasulullah dan keluarganya.

..

Tidak menjadi masalah bagi
anda wahai saudari penanya yang mulia, karena setiap musibah itu tiada
berarti kecuali musibah yang menimpa agama. Ya Allah janganlah Engkau
menjadikan musibah kami terjadi pada agama kami! Sesungguhnya seorang muslim
mengetahui bahwa dunia adalah tempat ujian dan cobaan, dan setiap kali dia
menghadapi musibah dan ujian, lalu dia menerima dan menghadapinya dengan
penerimaan yang baik dan penuh kesabaran serta ridha dengan segala ketentuan
dan taqdir Allah, maka sesungguhnya musibah tadi akan menjadi semacam
pemberian dan anugrah dari Tuhan semesta alam yang dengannya akan diangkat
derajat seorang muslim dan dihapuskan segala dosa-dosa dan kesalahan.

روى الإمام أحمد

(21833)

وأبو داود

(3090)

عن أبي خالد السُّلَمي رضي الله عنه أَنَّهُ خَرَجَ زَائِرًا
لِرَجُلٍ مِنْ إِخْوَانِهِ ، فَبَلَغَهُ شَكَاتُهُ

)

يعني

:

بلغه أنه مريض)

.

قَالَ فَدَخَلَ عَلَيْهِ فَقَالَ:

أَتَيْتُكَ زَائِرًا ، عَائِدًا وَمُبَشِّرًا

!!قَالَ

:

كَيْفَ جَمَعْتَ هَذَا كُلَّهُ ؟!!قَالَ

:

خَرَجْتُ وَأَنَا أُرِيدُ زِيَارَتَكَ ، فَبَلَغَتْنِي
شَكَاتُكَ ، فَكَانَتْ عِيَادَةً ، وَأُبَشِّرُكَ بِشَيْءٍ سَمِعْتُهُ مِنْ
رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ

: (

إِذَا سَبَقَتْ لِلْعَبْدِ مِنْ اللَّهِ مَنْزِلَةٌ لَمْ
يَبْلُغْهَا بِعَمَلِهِ ، ابْتَلَاهُ اللَّهُ فِي جَسَدِهِ أَوْ فِي مَالِهِ
أَوْ فِي وَلَدِهِ ، ثُمَّ صَبَّرَهُ حَتَّى يُبْلِغَهُ الْمَنْزِلَةَ الَّتِي
سَبَقَتْ لَهُ مِنْهُ

)

صححه الألباني بشواهده في الصحيحة

(2599) .

Diriwayatkan oleh Imam Ahmad,
no. 21833 dan Abu Daud, no. 3090 dari Abu Khalid As Sulami Radliallahu Anhu
bahwa suatu hari ia bertamu kepada salah seorang sahabatnya yang ia
mendapatkan kabar sahabatnya tersebut sedang sakit. Maka ketika dia telah
sampai ke rumah sahabatnya dan masuk ke rumahnya dia mengatakan, “Aku datang
kepadamu sebagai tamu, sebagai orang yang menjenguk orang sakit dan sebagai
pembawa kabar gembira!” Sahabatnya bertanya, ‘Bagaimana anda dapat
menghimpun itu semua.!’ Dia menjawab, “Ketika saya keluar dari rumahku saya
berkeinginan untuk mengunjungi anda, hingga ketika saya mendengar anda sakit,
maka kunjunganku ini sebagai menjenguk orang yang sakit, dan saya memberikan
kabar gembira kepada anda dengan sesuatu yang saya dengar dari Rasulullah
Shallallahu Alaihi Wasallam, beliau bersabda, 

إِذَا سَبَقَتْ لِلْعَبْدِ مِنْ اللَّهِ مَنْزِلَةٌ لَمْ
يَبْلُغْهَا بِعَمَلِهِ ، ابْتَلَاهُ اللَّهُ فِي جَسَدِهِ أَوْ فِي مَالِهِ
أَوْ فِي وَلَدِهِ ، ثُمَّ صَبَّرَهُ حَتَّى يُبْلِغَهُ الْمَنْزِلَةَ الَّتِي
سَبَقَتْ لَهُ مِنْهُ

)

صححه الألباني بشواهده في الصحيحة

(2599) .

“Apabila telah dituliskan dan
ditetapkan bagi seorang hamba satu kedudukan di sisi Allah yang dia belum
mencapainya dengan amalannya, maka Allah akan mengujinya pada kesehatannya,
harta bendanya atau anaknya, lalu dia bersabar dengan ujian tersebut
sehingga dia disampaikan pada kedudukan yang telah ditetapkan untuknya.” (Disahihkan
oleh Al Albani dalam As-Shahihah, no. 2599)

Ketahuilah wahai saudariku,
sesungguhnya Allah Ta’ala ketika mensyariatkan bagi hamba-hamba-Nya agar
seorang wanita tidak menikahkan dirinya sendiri dan mensyaratkan agar
walinya-lah yang menangani pernikahannya. Sesungguhnya yang demikian itu
merupakan bentuk Rahmat dari-Nya untuk hamba-hambaNya, dan sebagai
perlindungan serta imunitas terhadap kemashlahatan kaum wanita yang sangat
agung yang akan hilang sia-sia ketika umat manusia mengabaikannya. Carilah
tentang kisah-kisah bagaiman  syari’at diabaikan, lalu di atasnya rumah
tangga dibangun, bagaimana perubahan kehidupan mereka yang pada akhirnya
menjadi kesedihan dan penyesalan. Inipun jika kehidupan rumah tangga mereka
masih diteruskan.

Kita tidak harus mencoba-coba
dalam kita mentaati perintah Tuhan kita Azza wa Jalla, atau kita ingin
mengetahui ketika kita menerapkan syari’at Allah apa kira-kira manfaat dan
mashlahah baik untuk kepentingan agama dan dunia kita. Maka sesungguhnya
sudah merupakan tugas seorang mukmin di hadapan perintah Allah Ta’ala
hendaknya dia mengatakan, “Kami dengar dan kami taat.” Dan mungkin bisa
dilihat kembali seputar pensyaratan wali dalam pernikahan soal no.
2127, dan, no. 31119

Maka yang bisa kami
nasehatkan kepada anda tentang hal tersebut – wahai saudariku yang mulia –
hendaklah anda tidak terlalu terbawa larut dengan perkara anda, dan
janganlah menjadikan perasaan sebagai tolok ukur dalam mengambil sikap di
setiap perkara. Janganlah anda memandamg perkara anda hanya dengan sebelah
mata, akan tetapi mintalah bantuan nasehat kepada orang yang terpercaya baik
dari keluarga maupun kerabat terdekat anda, orang yang memahami kondisi
keluarga anda dan mengetahui keluarganya, orang yang di mana ayah anda
mempunyai rasa sayang dan kedekatan kepadanya, yang ayah anda bisa
menerimanya dan akan menaruh kepercayaan terhadap pendapatnya. Kemudian
beristikharah-lah kepada Allah Azza wa Jalla, dan ketahuilah sesungguhnya
ketika anda melaksanakan Istikharah kepada Allah dan anda benar-benar
merendah, mengharap, merasa hina dan sangat membutuhkan akan pertolongan dan
Taufiq-Nya, maka sesungguhnya Allah Ta’ala tidak akan memberikan taqdir dan
ketentuan untuk hambanya yang mukmin melainkan kebaikan. Apakah ketentuan
tersebut sesuai dengan apa yang anda sukai dan anda pinta ataukah
sebaliknya, maka sesungguhnya semua urusan orang beriman adalah baik, oleh
sebab itu berusahalah meridhai apa yang telah ditaqdirkan Allah dan sadarlah
bahwa itulah bagian dari kisah hidup anda.

Dan dalam hal ini hendaklah
anda meminta bantuan seseorang untuk memediasi perkara anda dengan ayah anda
sekiranya dia bisa meyakinkan ayah anda agar beliau menikahkan anda dengan
orang yang anda sukai, jika memang kondisinya sebagaimana yang anda sebutkan,
yaitu baik agama dan akhlaknya. Agar usaha anda bermanfaat, hendaknya anda 
memberikan kesempatan ayah anda untuk berfikir. Janganlah anda terburu-buru
dalam meminta kepastian dari perkara anda. Maksudnya,  saya tidak
menganjurkan kepada anda untuk mendesak dan menampakkan keinginan untuk
menikah dengan mengulang-ulang permohonan yang diawali dengan masalah pemuda
ini, dan jangan pula memulai pembicaraan dengan mendebat atau membantah
perkataan orang tua karena yang demikian itu akan menjadikan semakin membuat
murka dan memperkeruh suasana. Bahkan kalau perlu berbicaralah kepada ayah
anda hal-hal yang baik saja, dan pergunakanlah kata-kata yang lembut dengan
mengedepankan penyerahan segala masalah dan perwalian kepada beliau,
sebagaimana mungkin bisa anda katakan kepada beliau, “Ayahanda.. andalah
ayah sekaligus wali dari segala perkara saya dan anda yang paling tahu akan
kemaslahatan saya dan saya berharap ayah kembali memikirkan apa yang sudah
ayah putuskan barangkali ada hal-hal yang bisa berubah, atau mungkin
ungkapan lain yang sejenisnya yang merupakan sarana untuk  menghindarkan
peluang berbantahan. Janganlah anda terburu-buru mendapatkan jawaban dari
ayah anda karena ketika semakin lama penantian hasil dari sebuah perkara
maka akan semakin dekat jalan keluar terbaik insya Allah.

Kemudian sebelum beranjak
kepada itu semua sesungguhnya anda memiliki solusi yang jitu insya Allah
yang tidak ada keraguan lagi ia lebih bermanfaat dari apa yang telah lalu
dan saya tidak melihat akan sia-sia selamanya, yaitu bermunajat dan
mengulang-ulang doa dihadapan Allah. Saya tidak mengatakan hanya cukup
sekedar doa saja, akan tetapi terus-menerus berdoa dengan disertai
merendahkan diri dihadapan-Nya dan mengetuk pintu-pintu Rahmat-Nya, memohon
segala macam kebaikan dan jalan keluar yang penuh kebahagiaan. Jika memang
demikian yang anda lakukan maka Allah akan melihat kebenaran dan kesungguhan
dari doa anda, Dia akan memberikan apa yang anda sukai dengan izin-Nya.
Bagaimana tidak karena, hanya Allah-lah Dzat yang Maha Pemurah dan Banyak
Memberi.

Kami berwasiat kepada anda
wahai saudari kami agar anda senantiasa bertaqwa kepada Allah Azza wa Jalla
di saat sedang sendiri maupun sedang di tengah keramaian, dan hendaklah anda
menghindari musibah yang dapat mengenai agama anda, karena itulah musibah
yang sebenarnya. Adapun suami, maka dia akan datang dan pergi, demikian pula
harta dia akan didapat dan juga akan lenyap, kesemua itu amatlah hina dan
tiada berharga dibanding musibah yang mengenai agama, bisa jadi harta atau
segala sesuatu apabila lenyap dan sirna dari kita, kita akan mendapatkan
gantinya, akan tetapi hal-hal yang kaitannya dengan Allah, apabila lenyap
maka tidak akan tergantikan.

Wallahu A’lam.

Refrensi

Soal Jawab Tentang Islam

at email

Langganan Layanan Surat

Ikut Dalam Daftar Berlangganan Email Agar Sampai Kepada Anda Berita Baru

phone

Aplikasi Islam Soal Jawab

Akses lebih cepat ke konten dan kemampuan menjelajah tanpa internet

download iosdownload android