Jika Nabi Muhammad shallallahu alaih wa sallam adalah nabi yang paling utama, mengapa dia tidak diangkat ke langit dibanding Isa? Mengapa hanya Isa Alaihissalam yang diangkat ke langit sementara nabi-nabi yang lainnya tidak?
Mengaku Hanya Isa Alaihissalam Yang Diangkat Ke Langit?
Pertanyaan: 119825
Puji syukur bagi Allah, dan salam serta berkat atas Rasulullah dan keluarganya.
Sesungguhnya Allah Ta’alah amatlah luas ilmu dan kasih sayangNya, kekuatannya meliputi segala sesuatu dan Dia memiliki hikmah yang agung serta kehendak yang terlaksana, kekuasaan yang menyeluruh. Dia memilih siapa yang Dia kehendaki dari kalangan manusia untuk menjadi para nabi, para rasul untuk memberikan kabar gembira dan peringatan. Dia mengangkat derajat sebagian dari mereka di atas sebagian lainnya serta mengistimewakan sebagian mereka dengan sejumlah keistimewaan sebagai karunia dan rahmat-Nya. Dia memberikan keistimewaan kepada Nabi Ibrahim dan Nabi Muhammad alaihimassalam dengan kedudukan sebagai kekasihnya (Khalil). Dia juga memberikan keistimewaan kepada setiap nabi dengan apa yang Dia kehendaki berupa tanda-tanda dan mukjizat yang sesuai zamannya yang dengan itu mereka dapat menyampaikan hujjahnya di hadapan kaumnya, sebagai hikmah dan keadilan dariNya dan tidak ada seorang pun yang boleh mengoreksi ketetapanNya, Dia Maha Perkasa, Lembut dan Mengetahui. Setiap keistimewaan tersebut secara terpisah tidak serta menunjukkan bahwa dia lebih utama dari yang lainnya. Maka dikhususkannya Isa dengan diangkat ke langit dalam keadaan hidup terjadi berdasarkan kehendak Allah dan hikmahNya, bukan karena dia lebih utama dari para rasul lainnya, seperti Ibrahim, Muhamad, Musa, Nuh alaihimussalam. Mereka semua diberikan keistimewaan karena memang ada tuntutan diberikan keistimewaan seperti itu.
Kesimpulannya, perkara ini kembali kepada Allah Taala. Dialah yang mengatur sebagaimana yang Dia kehendaki. Dia tidak ditanya apa yang Dia lakukan, karena ilmu dan hikmahNya sempurna. Di sisi lain, pertanyaan seperti ini tidak berdampak pada suatu amal atau memperkokoh aqidah, bahkan boleh jadi dengan pertanyaan tersebut akan timbulkan kebimbangan orang yang ada di sekeliling anda, lalu timbul keraguan. Seorang muslim hendaknya menerima sesuatu yang merupakan perkara Allah, lalu dia bersungguh-sungguh dalam perkara ibadah, aqidah dan amal. Inilah manhaj para nabi dan rasul, jalan para khalifah dan kaum salaf yang mendapat petunjuk. Wallahu a’lam.
Hanya kepada Allah kita memohon taufiq dan shalat serta salam semoga terlimpahkan kepada Nabi Muhamad, keluarga dan para sahabatnya.
Syekh Abdulaziz bin Abdullah bin Baz, Syekh Abdurrazzak Afifi, Syekh Abdullah Ghudayyan, Syekh Abdullah bin Quud (Fatawa Al-Lajnah Ad-Daimah, 3/476)
Wallahu a’lam.
Refrensi:
Soal Jawab Tentang Islam