Unduh
0 / 0

Mendengarkan Musik Haram Apapun Bentuknya Dan Penjelasan Kerusakannya

Pertanyaan: 221653

Apa hukum mendengarkan K-pop. Saya semenjak mengetahuinya terpengaruh dengannya. Sehingga sulit saya berhenti kecuali ketika saya mendengar tentang masuniyah, maka saya sangat takut. Akan tetapi pada saat yang sama saya senang orang-orang korea. Ketika saya berusaha menasehati temanku saya khawatir dituduh ‘Fanatik’ dan membuat permasalah semakin rumit. Apa yang harus saya lakukan? Terkadang saya mengatakan, “Bahwa nyanyian tentang cinta murni tidak mengapa.”

Puji syukur bagi Allah, dan salam serta berkat atas Rasulullah dan keluarganya.

Pertama:

Musik haram apapun namanya.
Nabi sallallahu alaihi wa sallam bersabda:

لَيَكُونَنَّ مِنْ أُمَّتِي أَقْوَامٌ
يَسْتَحِلُّونَ الْحِرَ وَالْحَرِيرَ وَالْخَمْرَ وَالْمَعَازِفَ (رواه
البخاري، 5590)

“Akan ada kaum dari umatku
yang menghalalkan zina dan sutera, khamar dan musik.” (HR. Bukhari, no.
5590)

Syaikul Islam Ibnu Taimiyah
rahimahullah mengatakan, “Hadits ini menunjukkan pengharaman musik. Musik
adalah alat yang melalaikan menurut pakar Bahasa. Nama ini mencakup semua
peralatan ini.” (Majmu Fatawa, 11/535). Sebagai tambahan, silakan merujuk
fatwa no. 5000.

Nyanyian yang anda tanyakan
tidak berbeda hukumnya seperti hukum seluruh nyanyian dan musik yang
diharamkan.

Ibnu Qotton rahimahullah
mengatakan, “Nyanyian yang dinyanyikan orang fasik adalah nyanyian yang
dilarang dan tercela menurut seluruh ulama.” (Al-Iqna’ Fi Masail Ijma,
2/304).

Nyanyian mengandung keburukan
yang banyak dan besar. Hal itu dijelaskan oleh Ibnu Qayim rahimahullah
ta’ala dalam kitabnya Ighotsatul Lahfan Fi Masoyidis Syaiton’ di antara hal
itu adalah

1.Ia melalaikan
hati dan menghalangi dari Al-Qur’an.

Anda tidak dapatkan seorang
pun yang perhatian dengan musik dan mendengarkan alatnya kecuali dia dalam
kesesatan dari jalan petunjuk baik ilmu maupun amalan. Dia tidak suka
mendengarkan Al-Qur’an malah senang mendengarkan nyanyian. Kalau ditawarkan
kepadanya antaar mendengarkan nyanyian dan mendengarkan Al-Qur’an, dia akan
mengganti Al-Qur’an ke nyanyian. Berat baginnya mendengarkan Al-Qur’an.
Bahkan dapat mencapai kondisi dia akan memerintahkan orang yang membaca
Al-Quran untuk menghentikannya dan menganggapnya terlalu lama membacanya,
semetara terhadap penyanyi dia  meminta ditambah nyanyian dan merasa terlalu
cepat selesai.” (Ighatsatul Lahfan, 1/420-426). 

2.Mewariskan
nifak dalam hati.

Ibnu Qoyim rahimahullah
mengatakan, “Asas nifak adalah berbedanya zahir dengan batin. Penyuka
nyanyian di antara dua kondisi; Kemungkinan dia melanggar sehingga menjadi
pendurhaka atau menampakkan ibadahnya sehingga dia menjadi munafik. Begitu
juga di antara tanpa nifak adalah sedikit mengingat Allah, malas ketika
menunaikan shalat, shalatnya cepat. Sedikit sekali anda dapati orang yang
terkena fitnah dengan nyanyian kecuali seperti ini sifatnya.

Umar bin Abdul Aziz berkata,
“Sesungguhnya nyanyian menumbuhkan kenifakan dalam hati sebagaimana air
dapat menumbuhkan rumput. Maka nyanyian dapat merusak hati. Jika hatinya
rusak, maka kemunafikan akan masuk di dalamnya.” (Igotsatul     Lahfan,
           1/441-442).

3.Nyanyian adalah
jalan menuju perzinaan, terutama bagi wanita, karena sangat mudah
terpengaruh. Ibnu Qoyim rahimahullah mengatakan, “Hal ini karena wanita
sangat cepat bereaksi dengan suara. Kalau suara dengan nyanyian maka
reaksinya dari dua sisi, dari sisi suara dan dari sisi artinya.” (Igotsatul
Lahfan, 1/436).

Kedua:

Ungkapan anda “Terkadang saya
mengatakan bahwa nyanyian tentang percintaan murni tidak mengapa”

Seyogyanya kita ketahui bahwa
Islam ketika mengharamkan nyanyian, maka nyanyian yang ada ketika itu hanya
mengandung apa yang anda sebut sebagai cinta murni. Karena mereka dahulu
menyanyi dengan syair dan syair waktu itu tidak lebih kecuali menyebutkan
sifat orang yang dicintainya. Tidak ada yang menyebutkan kemungkaran secara
terang-terangan. Ini yang umumnya ada. Bisa jadi lebih ringan keburukannya
daripada nyanyian pada zaman sekarang. Musiknya tidak berpengaruh besar
sebagaimana musik sekarang. Dahulu, para  penyanyi tidak banyak bertingkah
dan seronok sebagaimana penyanyi sekarang. Kemudian apa yang anda beri nama
cinta murni adalah ajakan untuk lelaki merindukan gambar wanita serta
kecantikannya. Begitu juga wanita merindukan gambar seorang laki-laki.
Bukankah langkah pertama menuju zina adalah kerinduan dan ketertarikan? 
Semua yang mengajak keterpikatan wanita kepada pemuda asing selain
pernikahan adalah salah satu langkah setan, apapun namanya. Kemudian langkah
ini, mengajak seseorang kepada langkah selanjutnya hingga terjerumus apa
yang diinginkan setan pada akhirnya. Oleh karena itu Allah memperingatkan
kepada kita dari hal itu dalam firman-Nya:

 يَا أَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ وَمَن يَتَّبِعْ
خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ فَإِنَّهُ يَأْمُرُ بِالْفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ(سورة
النور: 21)

“Hai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah- langkah syaitan.
Barangsiapa yang mengikuti langkah-langkah syaitan, maka sesungguhnya
syaitan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan yang mungkar.”

(QS. An-Nur: 21)

Ketiga:

Alhamdulilah anda cerdas dan
tanggp sarang bahaya. Anda menyebut diri anda sedang puber dan mudah
terpengaruh. Tidak ada cara kecuali anda harus jujur dalam tekad bulad dalam
menghindari bahaya ini. Langkah pertama dan yang terpenting adalah menjauhi
dan lari serta menyelamatkan dari bahaya ini. Yaitu meninggalkan teman
wanita yang menjadi kendala untuk selamat. Rasulullah sallallahu alaihi wa
salam telah memerintahkan kita agar seorang mukmin tidak berteman kecuali
orang mukmin. Hal itu agar dia menjadi pembantu untuk taat kepada Allah
Ta’ala. Kalau temannya membutuhkan nasehat, maka dia beri nasehat. Kalau
lalai dari (mengingat) Allah, dia ingatkan. Dan begitulah seterusnya.

Bukan maksud dari nasehat
ini, anda bersegera memutus hubungan anda dengan wanita-wanita itu. Bahkan
yang pertama kali anda lakukan adalah memberikan nasehat kepada mereka agar
bertaubat dan kembali kepada Allah Ta’ala. Kalau mereka tidak menerima, maka
setelah itu anda dapat meninggalkan pertemanan dengannya.

Percayalah dengan janji Allah
Ta’ala, bahwa siapa yang meninggalkan sesuatu karena Allah Ta’ala, maka
Allah akan menggantikannya yang lebih baik darinya. Nabi sallallahu alaihi
wa sallam bersabda:

إِنَّكَ لَنْ
تَدَعَ شَيْئًا لِلَّهِ ، إِلَّا بَدَّلَكَ اللهُ بِهِ مَا هُوَ خَيْرٌ لَكَ
مِنْهُ  (رواه الإمام أحمد في مسنده، 38/170، وقال الألباني : سنده صحيح على
شرط مسلم ” سلسلة الأحاديث الضعيفة، رقم 1/62)

“Sesungguhnya tidaklah anda
meninggalkan sesuatu karena Allah, kecuali Allah akan gantikan anda dengan
yang lebih baik darinya.” (HR. Imam Ahmad dalam musnadnya, 38/170 dan
Al-Albany mengatakan, ‘Sanadnya shahih dengan syarat Muslim’, Silsilah
Ahadits Dhaifah, no. 162).

Hendaknya anda senantiasa
dalam ketakwaan kepada Allah Ta’ala, karena ia adalah solusi setiap
kegundahan dan pintu kebahagiaan. Allah Ta’ala Berfirman:

وَمَن يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَل لَّهُ
مَخْرَجًا ، وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى
اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ
لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا (سورة الطلاق /2 – 3)

“Barangsiapa
bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan
memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa
yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.
Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya
Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” (QS. At-Talaq:
2-3)

Syekh Abdurrahman As-Sa’di
rahimahullah mengatakan, “Setiap orang yang bertakwa kepada Allah dan
senantiasa dalam keredoan Allah dalam segala kondisinya, maka Allah akan
memberi balasan di dunia dan akhirat. Di antara balasannya adalah dijadikan
baginya kelapangan dan solusi pada setiap kesempitan dan kesulitan.
Sebagaimana orang yang bertakwa kepada Allah dia diberikan kelapangan dan
solusi, maka orang yang tidak bertakwa kepada Allah, maka dia terjerumus
dalam kesulitan, kesempitan dan kekacauan yang tak dapat dia berlepas
darinya dan keluar pengaruhnya.” (Taisirul Karimil Rahman Fi Tafsiri Kalamil
Manan, hal. 1026). 

Wallahu ‘alam.

Refrensi

Soal Jawab Tentang Islam

answer

Tema-tema Terkait

at email

Langganan Layanan Surat

Ikut Dalam Daftar Berlangganan Email Agar Sampai Kepada Anda Berita Baru

phone

Aplikasi Islam Soal Jawab

Akses lebih cepat ke konten dan kemampuan menjelajah tanpa internet

download iosdownload android