Unduh
0 / 0
16,18918/04/2015

Membongkar Tasawuf. Sahkah shalat di belakang orang yang mengakut tasawuf?

Pertanyaan: 223510

Imam masjid di daerah kami mengisahkan tentang seorang yang saleh. Dia berkata bahwa ibu dari orang saleh tersebut memakan asinan sayur saat mengandungnya tanpa seizing orang yang punya asinan tersebut. Setelah sang anak sudah dewasa, maka orang saleh tersebut memperhatikan bahwa shalatnya tidak diterima (dia dapat menilai seperti itu karena telah tersingkap tabir baginya). Lalu ketika itu, sang ibu memberitahunya tentang masalah asinan sayur tersebut. Maka orang saleh tersebut yakin bahwa itulah yang menjadi sebab shalatnya tidak diterima.

Saya tidak tahu, apakah makna kasyf (tersingkapnya tabir). Apakah maknanya bahwa orang tersebut dapat mengetahui berbagai hal atas pertolongan Allah Taala, seperti misalnya dia mengetahui bahwa kedua orang tuanya di neraka misalnya? Apa hukum shalat di belakang imam yang percaya adanya kasyf tersebut? Apakah asalnya boleh shalat di belakangnya? Apakah kasyf mungkin terjadi pada orang saleh?

Puji syukur bagi Allah, dan salam serta berkat atas Rasulullah dan keluarganya.

Allah Taala boleh jadi memberikan kelebihan pada sebagian
manusia terhadap perkara-perkara yang tidak dapat diketahui orang lain.
Sebab hal itu, mungkin dapat kita simpulkan dalam dua bentuk.

Pertama: Sebab-sebab syar’i, terkandung dalam:

1.Kitab-kitab
yang diturunkan dan sabda para nabi. Tapi sebagian besarnya telah mengalami
manipulasi. Tidak ada yang masih utuh dan benar kecuali Al-Quranul Karim dan
sunah nabi yang sahih.

2.Ilham. Yaitu
seseorang mendapatkan ilham melalui hatinya atau mendengar ada suara yang
berbicara kepadanya.

3.Mimpi yang
berasal dari Allah.

Kedua:

Sebab-sebab yang sumbernya dari setan. Terkandung dalam;

1.Jiwa yang jahat
yang meminta tolong dari jin dan setan, seperti para penyihir, dukun dan
peramal.

2.Mimpi-mimpi
yang bersumber dari setan.

3.Hembusan dan
bisikan setan dalam kondisi sadar.

Hal tersebut karena setan boleh jadi mendengar sebagian apa
yang dibicarakan para malaikat di langit atas perintah-perintah Allah Taala
yang akan dilakukan, lalu mereka sampaikan berita itu kepada pengikutnya
dari kalangan manusia. Maka hal inilah yang dimaksud dalam firman Allah
Taala,

وَأَنَّا كُنَّا نَقْعُدُ مِنْهَا مَقَاعِدَ
لِلسَّمْعِ فَمَنْ يَسْتَمِعْ الآنَ يَجِدْ لَهُ شِهَاباً رَصَداً (سورة  الجن:
9)

“Dan sesungguhnya
kami dahulu dapat menduduki beberapa tempat di langit itu untuk
mendengar-dengarkan (berita-beritanya). Tetapi sekarang barangsiapa yang
(mencoba) mendengar-dengarkan (seperti itu) tentu akan menjumpai panah api
yang mengintai (untuk membakarnya).” QS: Jin: 9

Kadang dia keburu ditimpuk bintang sebelum mendapatkannya,
tapi kadang baru ditimpuk setelah dia mendapatkannya.

Semua itu mungkin saja disebut dengan istilah ‘kasyf’. Karena
makna kasyf adalah dapat mengetahui apa yang terdapat dibalik tabir, berupa
hal-hal gaib dan perkara-perkara tersembunyi, baik secara eksistensi atau
penampakan.” (Al-Mausu’ah Al-Aqadiah, website Ad-Durar As-Saniah, 1/114)

Siapa yang diperlihatkan kepadanya perkara-perkara gaib
melalui sebab syar’i, maka tidak ada dosa baginya, minimal, atau bahkan dia
mendapatkan pahala dan kemuliaan. Adapun orang yang mengetahui perkara gaib
dari pintu-pintu kesesatan dan cara-cara setan, maka sungguh dia berada
dalam bahaya dan bercampur antara dosa dan kekufuran.

Lihat jawaban soal no


12778

Kasyf ala sufi yang berkembang di masa belakangan dan banyak
diklaim oleh para penganut tasawuf generasi belakangan maknanya menurut
mereka adalah disingkapnya tirai di hadapan hati sang sufi dan
penglihatannya agar dia mengetahui apa yang terdapat di langit dan di bumi
semuanya.” (Al-Fikru Ash-Shufi Fi Dhau’i Al-Kitab Wa As-Sunah, Abdurrahman
Abdul Khaliq, 1/146)

Hal seperti ini tidak boleh diyakini oleh seorang muslim,
karena maknanya adalah sang sufi tersebut dapat mengetahui perkara gaib
secara mutlak, tidak ada yang tersembunyi baginya sedikitpun. Padahal, hal
seperti ini merupakan kekhususan Allah Taala, tidak ada seorang pun dari
makluk yang menyekutuiNya.

Disebutkan dalam Al-Mausu’ah Al-Muyassarah Lil Adyan Wal
Mazahib Al-Mu’ashirah (1/261-262), “Kalangan sufi berpedoman kepada kasyf
sebagai sumber kuat bagi ilmu dan pengetahuan, bahkan itu merupakan wujud
dari tujuan ibadah mereka. Termasuk dalam kasyf ala sufi beberapa perkara
dalam urusan syariat dan fenomena alam;

1-Nabi
shallallahu alaihi wa sallam, mereka mendatanginya dengan tujuan untuk
mengambil ilmu darinya dalam keadaan terjaga atau mimpi.

2-Khidhr
alaihissalam; Banyak riwayat yang menyebutkan bahwa mereka (kaum sufi) telah
berjumpa dengannya, lalu mengambil darinya hukum-hukum syariat dan ilmu-ilmu
agama, juga wirid, zikir dan manaqib.

3-Ilham, apakah
dari Allah langsung.

4-Firasat, yang
khusus mengetahui kehendak dan pembicaraan hati.

5-Bisikan-bisikan;
Mendengar bisikan dari Allah Taala Taala, dari Malaikat, jin saleh, atau
dari salah seorang wali, atau Khidhr atau Iblis, apakah melalui mimpi,
terjaga atau di antara keduanya melalui perangkat telinga.

6-Isra’at dan
Ma’aarij. Maksudnya, naiknya ruh sang wali ke alam eksotis dan melakukan
perjalanan di sana, lalu kembali membawa berbagai ilmu dan rahasia.

7-Al-Kasyful
Hissi (Penyingkapan materi). Yaitu tersingkapnya hakikat wujud dengan
diangkatnya tirai materi di hadapan mata hati dan penglihatan.

8-Mimpi. Ini
merupakan sumber yang paling banyak dijadikan patokan, mereka mengklaim
bahwa mereka menerimanya dari Allah Taala atau dari Nabi shallalalhu alaihi
wa sallam atau dari salah seorang guru mereka untuk mengetahui hukum-hukum
syariat.”

Kasyf ala sufi ini sebagaimana tampak dapat mengandung yang
haq atau batil. Jika demikian halnya, maka tidak dapat diterima sebelum
dipilah. Yang haq diterima dan yang batil ditolak.

Pada awalnya, generasi awal kaum sufi tidak menerima adanya
kasyf ilmi, selera, perasaan kecuali sesuai dengan Al-Quran dan Sunah.

Abu Sulaiman Ad-Darani berkata, “Kadang saya merasakan dalam
hati saya  bisikan jika dalam beberapa hari, maka saya tidak menerimanya
kecuali dengan dua saksi yang adil; Al-Quran dan Sunah.” (Thabaqat Ash-Shufi,
Assilmi, 1/76)

Membedakannya mana yang haq dan mana yang batil, dapat
dilakukan dengan salah satu dari dua perkara;

Pertama, keadaan orang yang mengaku kasyf. Karena orang
laki-laki saleh, termasuk juga perempuan, adalah orang yang mendapatkan
kasyf yang bersumber dari Allah, adalah orang yang sesat, maka kasyf-nya
bersumber dari setan.

Allah Taala berfirman,

هَلْ أُنَبِّئُكُمْ عَلَى مَنْ تَنَزَّلُ
الشَّيَاطِينُ تَنَزَّلُ عَلَى كُلِّ أَفَّاكٍ أَثِيمٍ يُلْقُونَ السَّمْعَ
وَأَكْثَرُهُمْ كَاذِبُونَ (سورة الشعراء: 221-223)

“Apakah akan Aku
beritakan kepadamu, kepada siapa syaitan- syaitan itu turun?. Mereka turun
kepada tiap-tiap pendusta lagi yang banyak dosa, mereka menghadapkan
pendengaran (kepada syaitan) itu, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang
pendusta.” QS: 221-223.

Kedua;

Konten kasyf, apakah dia bertentangan dengan Al-Quran dan
Sunah sehingga harus ditolak? Ataukah dia sesuai dengan keduanya sehingga
dapat diterima? Ataukah tidak bertentangan tapi juga tidak sesuai, sehingga
dia termasuk berita dunia yang benar saja dan ilmu yang lurus dan tidak
terkait dengan ketaatan atau permusuhan kepada Allah.

Ucapan penanya; “Orang saleh itu menilai bahwa shalatnya
tidak diterima.” Hal ini tidak dapat diterima, karena bertentangan dengan
Al-Quranul Karim, karena Allah Taala berfirman,

وَلَا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُخْرَى
(سورة الأنعام: 164) .

“Dan seorang yang
berdosa tidak akan memikul dosa orang lain.” QS: Al-AN’am: 164.

Bagaimana seseorang dihukum oleh sebab dosa yang tidak dia
lakukan, akan tetapi yang dilakukan ibunya saat dia mengandungnya?!

Maka hal ini termasuk perkara yang telah dibicarakan
sebelumnya, yaitu bentuk kasyf yang bertentangan dengan Al-Quran dan Sunah,
maka dia tertolak tidak boleh diterima. Dan kami pastikan bahwa perkara ini
bukan dari Allah Taala.

Adapun ucapan penanya, “Seperti orang yang mengetahui bahwa
kedua orang tuanya di neraka, misalnya.”

Jawab: “Perkara semacam ini tidak menjadi ilmu bagi orang
awam, kecuali berdasarkan berita dari Allah dan RasulNya yang wajib
dibenarkan. Sebagaimana riwayat tentang sepuluh orang shahabat yang dijamin
masuk surga, atau selain mereka yang telah disebutkan oleh Rasulullah
shallallahu alaihi wa sallam bahwa mereka adalah ahli surga. Atau
orang-orang yang Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam sebagai ahli neraka.
Ilmu semacam ini harus dibenarkan orang yang menyampaikannya dan
dipersaksikan.

Lihat jawaban soal no.


731

Adapun orang selain mereka, misalnya dari para ulama yang
khusus, maka kaidah dasarnya adalah bahwa perkara semacam ini adalah perkara
gaib yang diketahui tidak dapat terjadi pada seseorang. Kalaupun ditakdirkan
bahwa seseorang merasa dalam hatinya mengetahui semacam hal tersebut, maka
hal semacam ini tidak boleh dijadikan sebagai saksi atas kandungannya dan
tidak boleh dipastikan tentang kebenaran beritanya. Akan tetapi dia masuk
dalam bab persangkaan, yang bisa benar bisa salah.

Katakanlah ada seseorang yang berkata bahwa dia mengaku
mengetahui perkara semacam itu dan mengabarkannya. Maka tidak boleh ada
seorang pun membenarkannya ucapannya dan menyakini isi beritanya, juga
menyampaikannya kepada orang lain.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiah rahimahullah berkata,  “Siapa
yang telah jelas kedudukanya sebagai orang bertakwa berdasarkan nash dan
bahwa dia merupakan ahli surga, seperti sepuluh orang sahabat tersebut dan
lainnnya, maka ahlussunah umumnya telah bersaksi sebagaimana persaksian
berdasarkan nash tersebut. Adapun orang yang sudah dikenal sebagai bahan
pembicaraan di tengah umat yaitu mereka sepakat memberikan pujian kepadanya,
apakah orang itu dapat dipersaksikan (ketakwaannya)? Dalam masalah ini
terdapat perbedaan pendapat di antara ahli sunah. Yang lebih dekat (pada
kebenaran) bahwa oleh tersebut boleh dipersaksikan (ketakawaannya), namun
hal ini dalam perkara umum.

Adapun “orang-orang khusus” boleh jadi mereka mengetahui
perkara-perkara yang akan tidak wajib dibenarkan secara umum. Karena banyak
mereka yang mengira bahwa dia telah mendapatkan ketersingkapan tersebut (kasyf)
dia mesih menganggapnya sebagai persangkaan, dan persangkaan sedikitpun
tidak mendatangkan yang haq. Orang-orang yang mendapatkan kasyf dan bisikan,
kadang benar, kadang keliru, sebagaimana halnya orang-orang yang menggali
dalil dalam masalah ijtihad. Karena itu, wajib bagi mereka semuanya,
berpedoman kepada Al-Quran dan Sunah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam
dan menimbang perasaan, penglihatan dan pandangan-pandangan mereka
berdasarkan Al-Quran dan Sunah Rasul-Nya, tidak cukup dengan sekedar itu
semua. Karena tokoh orang yang mendapatkan bisikan dan ilham dari umat ini,
yaitu Umar bin Khatab, juga mengalami pengalaman-pengalaman pribadi namun
ditolak oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam atau oleh sahabat
dekatnya yang jujur, yaitu Abu Bakar Ash-Shidiq radhiallahu anhu, orang yang
mengikutinya dan mengambil ilmu darinya. Dan beliau (Raslullah shallallahu
alaihi wa sallam) lebih sempurna orang yang mendapatkan bisikan, karena
hatinya mendapatkan riwayat dari Tuhannya. Karena itu, wajib bagi seluruh
makhluk untuk mengikuti Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam.” (Majmu
Fatawa, 11/65)

Lihat jawaban soal no.


225045

Ucapan penanya; “Hukum shalat di belakang imam yang percaya
dengan masalah kasyf.

Jawab: Jika sang imam mengklaim mengetahui perkara gaib
secara mutlak, atau mengaitkan hal itu (mengetahui perkara gaib) kepada
selain Allah atau dia pergi ke dukun dan tukang ramal dan membenarkannya,
atau meminta tolong dari setan untuk mengetahui perkara gaib, maka tidak
boleh shalat di belakangnya, karena perbuatan itu termasuk kufur, sehingga
tidak boleh shalat di belakang orang kafir.

Lihat jawaban soal no. 


7873
dan  


112069

Tapi jika sekedar dusta dan perkiraan, maka hendaknya orang
itu dijauhi dari kedudukan semisal imam, hendaknya tidak shalat di
belakangnya. Khususnya jika shalat jamaah dapat dilakukan di belakang imam
yang lebih utama darinya.

Lihat jawaban soal no.


102711
  dan   


93150
.

Refrensi

Soal Jawab Tentang Islam

answer

Tema-tema Terkait

at email

Langganan Layanan Surat

Ikut Dalam Daftar Berlangganan Email Agar Sampai Kepada Anda Berita Baru

phone

Aplikasi Islam Soal Jawab

Akses lebih cepat ke konten dan kemampuan menjelajah tanpa internet

download iosdownload android