Unduh
0 / 0
37,73624/04/2006

Memukul, Mencubit Anaknya Yang Berusia Satu Tahun Kemudian Ia Merasa Menyesal

Pertanyaan: 50731

Segala puji bagi Allah atas nikmat harta dan keturunan, Allah telah mengkaruniakan kepada saya anak yang ganteng, saya merasa aneh pada anak saya ini, yaitu; ketika ia menangis maka perasaan sayang tadi seakan hilang maka ia saya pukul, saya cubit atau semacamnya, namun setelahnya saya merasa menyesal tertekan fisik dan mental, padahal saya sangat menyayanginya. Ketika dibawa orang lain ia tertawa dan bermain bersamanya, dan ketika ia melihat saya, ia mulai menangis dan berteriak, umurnya belum genap satu tahun. Apa yang seharusnya saya lakukan padahal saya juga shalat, puasa ?

Puji syukur bagi Allah, dan salam serta berkat atas Rasulullah dan keluarganya.

Alhmadulillah

Tindakan anda kepada anak
anda sangatlah aneh, dibawah ini beberapa sikap yang seharusnya dilakukan
oleh anda –semoga Allah memberikan manfaat kepada anda-.

1.Seorang anak
membutuhkan makan, minum, tidur dan udara, kasih sayang orang tua yang
menyuguhkan makanan terbaik untuk anaknya. Fokus pada makanan fisik saja
tidak diimbangi dengan makanan maknawi adalah keteledoran orang tua kepada
kebutuhan fitrah seorang anak.

2.Memberikan
kasih sayang pada anak efek positifnya sangat besar, oleh karenanya wasiat
menyusui hendaknya dengan ASI alami, agar berkumpul baiknya minuman dan
makanan dengan baiknya tempat, yaitu; pangkuan ibunya, terdapat penelitian
pada zaman modern ini sangat besar pengaruhnya persusuan dari ASI ibunya
untuk perkembangan fisik dan psikis seorang anak.

Terdapat pula –hasil
penelitian- sebaliknya, yaitu; efek negatif seorang anak karena tidak minum
ASI ibunya dan tidak berada pada pangkuannya. Masyarakat yang banyak
melakukan kekerasan pada anak adalah masyarakat rusak yang banyak terdapat
kejahatan dan dosa penghacur.

Sebagaian peneliti telah
menyebutkan pada ilmu kemasyarakatan bahwa pukulan fisik orang tua pada
anak-anaknya dan kekerasan terus menerus yang mereka rasakan akan menjadikan
mereka memiliki simpul-simpul kejiwaan, apalagi ditambah dengan kekerasan
pada keluarga secara umum. Hingg ia akan merasa jengkel dan melahirkan
masalah serius yang sulit menyelesaikannya, karena kekerasan dari keluarga
akan berubah pada kekerasan pada masyarakat, dan akan berubah menjadi satu
bentuk perangai yang janggal. Para korbannya akan mengalami trauma psikis
yang akan mengganggu keamanan masyarakat.

3.Barang siapa
yang bersikap keras pada anak-anaknya maka ia telah menyimpang dari fitrah
dan syari’at, karena Allah –Ta’ala- telah memberikan fitrah bagi manusia
untuk mencintai anak-anaknya; oleh karenanya Allah –Ta’ala- dan Rasul-Nya –shallallahu
‘alaihi wa sallam- tidak berwasiat kepada orang tua berkaitan dengan masalah
ini, namun sebailiknya justru berwasiat kepada anak-anak berkaitan dengan
sikap mereka kepada orang tua, dan memperingatkan akan sikap durhaka kepada
mereka.

Adapun menyimpang dari
syari’at maksudnya adalah: Karena pukulan fisik dan tidak adanya kasih
sayang kepada anak-anak menunjukkan sudah tercabutnya kasih sayang dari hati
pelakunya, dan dia berhak untuk terhalang dari rahmat Allah.

Dari Abu Hurairah
–radhiyallahu ‘anhu- berkata: Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam-
mencium Hasan bin Ali yang bersamanya Aqra’ bin Habis at Tamimi sedang duduk
dan berkata: Saya memiliki sepuluh anak dan tidak seorang pun yang saya
cium, maka Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- melihatnya lalu
bersabda:

( مَنْ لا يَرْحَمْ لا يُرْحَم
) .

رواه البخاري ( 5651 ) ومسلم ( 2318(

“Barang siapa yang tidak
menyayangi, maka ia tidak disayangi”. (HR. Bukhori 5651 dan Muslim 318)

Dari Aisyah –radhiyallhu
‘anha- berkata: Seorang Arab badui mendatangi Nabi –shallallahu ‘alaihi wa
sallam- dan berkara: “Kalian mencium anak-anak ?, dan kami tidak mencium
mereka. Maka Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda:

( أَوَأَمْلِكُ لَكَ أَنْ نَزَعَ اللَّهُ مِنْ قَلْبِكَ
الرَّحْمَةَ ) رواه البخاري ( 5652
(

“Tidakkah aku memiliki agar
Allah mencabut dari hatimu rahmat-Nya ?!”.  (HR. Bukhori: 5652)

Kasih sayang Nabi –shallallahu
‘alaihi wa sallam- kepada anak-anak begitu besar sampai beliau meringankan
shalat karena mendengar tangisan mereka, sebagai bentuk kasih sayang kepada
mereka dan ibu mereka.

Dari Anas bin Malik Nabi –shallallahu
‘alaihi wa sallam- mengajaknya bicara dan bersabda:

( إِنِّي لأَدْخُلُ فِي الصَّلاةِ وَأَنَا أُرِيدُ إِطَالَتَهَا
، فَأَسْمَعُ بُكَاءَ الصَّبِيِّ ، فَأَتَجَوَّزُ فِي صَلاتِي مِمَّا أَعْلَمُ
مِنْ شِدَّةِ وَجْدِ أُمِّهِ مِنْ بُكَائِهِ ) . رواه البخاري
( 677 )

ومسلم ( 470
(

“Sesungguhnya saya memulai
shalat dan ingin memanjangkannya, seraya aku mendengar tangisan seorang anak,
maka aku segerakan shalatku karena aku mengetahui betapa ibunya sangat sedih
dengan tangisannya”. (HR. Bukhori 677 dan Muslim 470)

4.Ketahuilah
bahwa anda dengan sikap anda sekarang telah menelantarkan pendidikan anak
anda, dan anda bisa jadi akan melihat keburukannya di dunia sebelum akherat.
Bagaimana mungkin dengan muamalah seperti itu akan melahirkan pendidikan
yang baik dan menjadikan anak baik dan berbakti kepada orang tuanya ?!

5.Katahuilah
seorang bayi tidak akan menangis dengan sendirinya, pasti ada sebabnya, maka
menjadi kewajiban anda untuk segera tanggap sebagai bentuk kasih sayang anda
dengan berusaha mengetahui sebab menangisnya disebabkan karena kesakitan
atau merasa lapar. Bukan malah segera memukulnya atau mencubit atau berlaku
kasar kepadanya, karena prilaku anda itu menjadi sebab lain ia menangis,
yaitu; karena kesakitan.

Seorang spesialis psikologi
berkata: “Para pakar kejiawaan berpendapat bahwa menangis respon tubuh yang
digunakan untuk mengontrol emosional seseorang atau mengendalikan emosi yang
tertahan dalam diri seseorang, menangis, berteriak, berkata keras, merusak
mainan atau perabot dan kegelisahan merupakan sarana untuk mengungkapkan
perasaan dan emosi yang berkaitan dengan marah atau sedih. Ketika frustasi
yang bisa saja seorang anak mengalaminya akan melahirkan emosi kejiwaan yang
mengandung permusuhan, maka menangis adalah upaya melampiaskan emosi
tersebut dan menghilangkannya. Manahan nangis atau bahkan tidak menangis
sama sekali bisa jadi menjadi tanda bahwa emosi tersebut tersimpan di dalam
dirinya, dan bisa jadi lama-kelamaan perasaannya tidak peka terhadap keadaan
dan bahkan cenderung dilupakan oleh anak tersebut. Namun kenyataannya ia
tidak benar-benar melupakannya, emosi tersebt masih terpendam di dalam
dirinya yang mungkin akan muncul ketika ia sudah dewasa dengan ungkapan
lain, seperti: gelisah atau dengan bentuk menebar permusuhan kepada orang
lain pada setiap kali ada kesempatan”.

6.Ketahuilah –dan
ini yang terakhir- bahwa membentak anak-anak akan menyebabkan cacat akal
atau fisik, bagaimana jika sampai menggunakan pukulan dalam pendidikannya ?!

Para peneliti Amerika sudah
memperingatkan bahwa menghardik anak itu bisa jadi akan membunuhnya atau
mereka akan terkena cacat akal yang parah. Para peneliti menjelaskan bahwa
rusaknya otak yang bisa membedakan keadaan diketahui secara medis bahwa
tidak terpisahkan dengan goncangan kejiwaan seorang anak disebabkan
kekerasan. Dan bisa saja dapat membunuh mereka atau mereka akan terkena
gangguan kejiwaan dan mental, seperti: keterbelakangan mental, ketumpulan
otak, kebutaan, kekejangan yang sangat, sulit membaca, sulit berkonsentrasi,
dan lain-lain dari berbagai hambatan pengajaran.

Salah seorang spesialis
berkata: “Bahwa tangisan seorang anak mengganggu, akan tetapi itulah cara
mereka mengungkapkan kebutuhan mereka, oleh karenanya sebaiknya segera
mencari penyebab tangisannya, dan berusaha menyelesaikannya dari pada
langsung menghardiknya, dengan memperhatikan bahwa anak laki-laki lebih
rentan menangis dari pada anak perempuan sebanyak 57 % kasus dari anak
laki-laki”.

Para peneliti juga
mengisyaratkan bahwa menghardik anak dengan keras pada saat mereka menangis,
atau mengangkatnya ke udara, atau memegangnya (dengan erat), atau menggoyang
lututnya dengan keras, atau membawanya lari, semua itu bisa jadi akan
menyebabkan rusaknya otak disebabkan karena emosi yang tertahan yang akan
menyebabkan pecahnya pembuluh darah dan terjadi pendarahan di otak. Para
ahli mencatat bahwa seorang bayi yang masih minum ASI dan masih baru lahir
lebih rentan terhadap cacat yang disebabkan oleh goncangan dibanding dengan
anak-anak yang lebih besar”.

Kesimpulan:

Anda harus senantiasa
bertaqwa kepada Allah, dan janganlah menyimpang dari fitrah, dan janganlah
menyelisihi syari’at Allah –Ta’ala-, dan hendaknya anda menyayangi anak anda
yang masih kecil dan lucu, dan janganlah menjadi sebab akan kerugian dan
cacatnya, karena anda akan merasa bersalah sepanjang hidup anda, lihatlah
keadaan Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- dan para sahabatnya yang
menjadi qudwah yang baik bagi anda.

Bersegeralah anda untuk
selalu berdoa dan meruqyah anda sendiri, rumah anda dan anak anda hawatir
mereka akan terkena penyakit ‘ain (mata) dan sihir, sedangkan ruqyah akan
bermanfaat pada umumnya.

Kami berharap bahwa anda
mendapatkan petunjuk, ampunan dan keselamatan, dan bagi anak anda
mendapatkan keselamatan dari keburukan. Kami memohon kepada Allah agar Dia
membantu anda dalam mendidik dengan pendidikan yang baik”.

Wallahu a’lam.

Refrensi

Soal Jawab Tentang Islam

at email

Langganan Layanan Surat

Ikut Dalam Daftar Berlangganan Email Agar Sampai Kepada Anda Berita Baru

phone

Aplikasi Islam Soal Jawab

Akses lebih cepat ke konten dan kemampuan menjelajah tanpa internet

download iosdownload android
at email

Langganan Layanan Surat

Ikut Dalam Daftar Berlangganan Email Agar Sampai Kepada Anda Berita Baru

phone

Aplikasi Islam Soal Jawab

Akses lebih cepat ke konten dan kemampuan menjelajah tanpa internet

download iosdownload android