Apa pahala istri sholehah dalam agama disisi Allah kalau dia dapat membahagiakan suami, mencintai, menjaga, mendekatkan kepada Allah memperlakukan seperti anak kecil dengan segala kasih sayang. Melakukan segalanya agar suami mendapatkan kebagiaan, mentaati semuanya sehingga dia menjadi bahagia sekali dengannya. Dan apa pula pahala suami kalau dia bersikap yang sama? Senantiasa mendoakan kebaikan dan keridoan Allah untuknya?
Apa Pahala Berbuat Baik Di antara Suami Istri?
Pertanyaan: 88353
Puji syukur bagi Allah, dan salam serta berkat atas Rasulullah dan keluarganya.
Saya memohon kepada Allah Ta’ala agar melanggengkan anda berdua dalam kasih sayang, kecintaan dan kebahagiaan. Dan semoga rumah kaum muslimin sebagaimana rumah kalian berdua. Baik dalam kebersamaan dan berintaraksi. Saya beri kabar gembira –wahai saudariku muslimah – dengan banyak kabar gembira yang dikabarkan oleh Nabi kita Muhammad sallallahu alaihi wa sallam dalam penjelasan mengenai pahala istri sebagaimana kondisi yang anda sebutkan:
Dari Abdurrahman bin Auf radhiallahu anhu, Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam bersabda:
إِذَا صَلَّتِ الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا ، وَصَامَتْ شَهْرَهَا ، وَحَفظتْ فَرْجَهَا ، وَأَطَاعَتْ زَوْجَهَا ، قِيْلَ لَهَا ادخُلِي مِنْ أَيِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شِئْتِ (رواه أحمدظ، 1/191 ، وقال محققو المسند : حسن لغيره . وحسنه الألباني في "صحيح الترغيب" رقم 1932)
“Kalau istri shalat lima waktu, berpuasa bulan (Ramadan), menjaga kemaluannya dan mentaati suaminya, dikatakan kepadanya, “Masuklah ke dalam surga lewat pintu yang dia sukai.” (HR. Ahmad, 1/191, Peneliti Musnad mengomentarai, “Hasan Ligoirihhi.” Dinyatakan hasan oleh Al-Albany dalam kitab Shahih Targib, no. 1932).
Dari Anas bin Malik radhiallahu anhu dari Nabi sallallahu alaihi wa sallam bersabda,
أَلَا أُخبِرُكُم بِرِجَالِكُم فِي الجَنَّةِ ؟ قُلنَا : بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ . قال : النَّبِيُّ فِي الجَنَّةِ ، وَالصِّدِّيقُ فِي الجَنَّةِ ، وَالرَّجُلُ يَزُورُ أَخَاهُ فِي نَاحِيَةِ المِصرِ لَا يَزُورُهُ إِلاَّ لِلَّهِ فِي الجَنَّةِ ، أَلَا أُخبِرُكُم بِنِسَائِكُم فِي الجَنَّةِ ؟ قُلنَا : بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ . قَالَ : وَدُودٌ وَلُودٌ إِذَا غَضِبَت أَو أُسِيءَ إِلَيهَا أَو غَضِبَ زَوجُهَا قَالَت : هَذِهِ يَدِي فِي يَدِكَ ، لَا أَكتَحِلُ بِغِمضٍ حَتَّى تَرضَى (رواه الطبراني في "المعجم الأوسط" (2/ 206 ) و قد جاء عن جماعة من الصحابة آخرين ، لذلك حسنه الألباني في السلسلة الصحيحة، رقم 3380) وفي صحيح الترغيب، رقم 1942)
“Apakah kamu semua mau saya beritahukan kaum lelaki di surga?” Kami menjawab, “Ya, Wahai Rasulullah.” Beliau bersabda, “Nabi di surga, orang jujur (siddiq) di surga, seseorang yang mengunjungi saudaranya di pelosok kota, tidak ada maksud kecuali karena Allah, dia di surga. Apakah kamu mau saya beritahukan kaum wanita di surga?” Kami menjawab, “Ya, wahai Rasulallah.” Beliau bersabda, “Yang mempunyai sifat kasih sayang, mempunyai banyak keturunan. Ketika dia marah atau disakiti, atau suaminya marah dia mengatakan, “Ini tanganku di tangan anda, saya tidak dapat memejamkan (mata) sampai anda ridha.” (HR. Thabrani dalam kitab ‘Mu’jam Al-Ausath, 2/206). Juga terdapat dari sekelompok shahabat lainnya. Oleh karena itu syekh Al-Albany menghasankannya dalam kitab ‘Shahih Targib, no. 1942 dan Silsilah Shahihah, no. 3380)
Dari Husain bin Muhsin radhiallahu anhu, dari bibinya
أَنَّهَا أَتَتْ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي حَاجَةٍ ، فَقَضَى لَهَا حَاجَتَهَا ، ثُمَّ قَالَ : أَذَاتُ بَعْلٍ أَنْتِ ؟ قَالَت : نعم. قال : فَكَيْفَ أَنْتِ لَهُ ؟ قَالَتْ : مَا آلُوَهُ إِلا مَا عَجَزْتُ عَنْهُ . قَالَ : فَانْظُرِي كَيْفَ أَنْتِ لَهُ فَإِنَّهُ جَنَّتُكِ وَنَارُكِ ) رواه أحمد (4/341) وقال محققو المسند : إسناده محتمل للتحسين . وقال المنذري اسناده جيد . وصححه الحاكم في المستدرك والألباني في "صحيح الترغيب" (1933 (6/383(
“Bahwa beliau mendatangi Nabi sallallahu alaihi wa sallam dalam suatu keperluan. Kemudian telah selesai keperluannya. Kemudian beliau bertanya, “Apakah engkau punya suami?” Dia menjawab, “Ya.” Beliau bertanya, “Bagaimana engkau dengannya?” Dia menjawab, “Aku tidak menyiakan kecuali apa yang aku tidak mampu.” Beliau bersabda, “Perhatikan sikap anda terhadapnya, karena ia adalah surgamu dan nerakamu.” (HR. Ahmad, 4/341, Peneliti Musnad mengatakan, “Sanadnya ada kemungkinan untuk dihasankan. Munziri mengatakan, “Sanadnya baik, dishahihkan oleh Hakim dalam kitab Al-Mustadrak, (6/383) dan Al-Albany dalam kitab Shahih Targib, no. 1933).
Al-Manawi dalam kitab Faidul Qodir (3/60) mengatakan, “Maksudnya ia sebagai sebab masuknya anda ke surga dengan keridhaannya kepada anda. dan sebab masuknya anda ke neraka karena kemurkaannya kepada anda. Maka berbuat baiklah dalam bergaul dan jangan menyalahi perintahnya yang bukan maksiat.”
Adapun kabar gembira bagi suami yang baik bersama istrinya adalah bahwa Nabi sallallahu alaihi wa sallam menyaksikan baginya kesempurnaan iman yang mengharuskan masuk ke dalam surga serta kemuliaan dibanding seluruh manusia. Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu, Rasulullah sallallahu alaihi wa sallalm bersabda:
أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِينَ إِيمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا ، وَخِيَارُكُمْ خِيَارُكُمْ لِنِسَائِهِمْ خُلُقًا (رواه الترمذي، رقم 1162 وقال حديث حسن صحيح و صححه الألباني في صحيح الترمذي)
“Orang mukmin yang paling sempurna keimanannya adalah yang terbaik akhlaknya. Dan yang terbaik diantara kamu semua adalah yang terbaik akhlaknya kepada istrinya.” (HR. Tirmizi, no. 1162 dan dia mengatakan hadits Hasan Shahih. Dinyatakan Shahih oleh Al-Albany dalam kitab Shahih Tirmizi.
Wallahu a’lam .
Refrensi:
Soal Jawab Tentang Islam