Unduh
0 / 0
9,91518/09/2006

PROBLEM ANTARA SEPASANG SUAMI ISTRI SEBAB PENDIDIKAN ANAK

Pertanyaan: 91514

Kami memiliki anak yang kurang bagus prestasi belajarnya. Bapaknya tidak baik dalam mendidiknya. Ketika sang anak berusia enam tahun, dia mulai berbicara dengan kata-kata kasar terhadap saudara-saudaranya. Saya sudah berusaha memberikan hukuman, namun bapaknya mencegah saya. Ini bukan kali pertama, akan tetapi untuk pertama kalinya saya mengambil sikap. Maka sayapun tidak lagi mengajarkannya. Tak beberapa lama kemudian prestasi belajarnya makin merosot, lalu sang bapak meminta saya untuk mengajarkannya. Aku bersedia mengajarkannya dengan syarat dia membolehkan aku ikut Dar tahfiz (sekolah hafalan Al-Quran). Maka dia setuju, maka akupun konsentrasi ikut tahfiz. Namun berikutnya, suami saya melarang saya ikut tahfiz lagi, maka akupun tidak lagi bersungguh-sungguh mengajarkan anakku, akibatnya sang anak mengalami kegagalan. Pertanyaannya adalah, siapakah yang bertanggung jawab atas pendidikan anak, dan apa hukumnya jika saya bersikeras pergi ke Dar Tahfiz?

Puji syukur bagi Allah, dan salam serta berkat atas Rasulullah dan keluarganya.

Pertama:

Pendidikan anak merupakan tanggung jawab
bersama antara kedua orang tua.
Jika terjadi pertentangan dalam mendidik mereka akan berdampak negatif bagi
anak-anak, maka akhlaknya akan rusak dan kepribadiannya akan terganggu.
Karena itu, wajib bagi kedua orang tua untuk mendidik mereka dengan baik dan
tidak terjadi pertentangan di antara mereka. Khususnya, jangan sampai hal
tersebut diperlihatkan di hadapan mereka. Mereka wajib sepakat dalam
mengatasi problem yang dihadapi anak mereka, jangan sampai salah satu dari
mereka hendak mengambil tindakan hukuman atas kesalahan, sementara yang lain
hendak memaafkannya. Maka harus ada kesepatakan setelah mereka
musyawarahkan. Sehingga sang anak menjadi tahu bahwa keduanya sepakat
memberi maaf karena keinginan dari salah satu pihak untuk memberinya
kesempatan memperbaiki diri. Adapun jika keduanya memperlihatkan
pertentangan di depan anak yang bersalah, lalu mengucapkan kata-kata keras
dan perbuatan kasar, maka tindakan seperti itu keliru dan akan berdampak
pada sang anak.

Di antara perkara yang
menunjukkan adanya tanggung jawab bersama tersebut dalam mendidikan
anak-anak mereka adalah;

1- Firman Allah Ta’ala,

يَا
أَيُّهَا
الَّذِينَ
ءَامَنُوا
قُوا
أَنْفُسَكُمْ
وَأَهْلِيكُمْ
نَارًا
وَقُودُهَا
النَّاسُ
وَالْحِجَارَةُ
عَلَيْهَا
مَلائِكَةٌ
غِلاظٌ
شِدَادٌ
لا
يَعْصُونَ
اللَّهَ
مَا
أَمَرَهُمْ
وَيَفْعَلُونَ
مَا
يُؤْمَرُونَ
(سورة
التحريم:
6)

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah
dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan
batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai
Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu
mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. At-Tahrim: 6)

2- Dari Abdullah bin Umar radhiallahu anhuma,
dia berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam
bersabda,

كُلُّكُمْ
رَاعٍ
وَكُلُّكُمْ
مَسْئُولٌ
عَنْ
رَعِيَّتِهِ :
الإِمَامُ
رَاعٍ
وَمَسْئُولٌ
عَنْ
رَعِيَّتِهِ،
وَالرَّجُلُ
رَاعٍ
فِي
أَهْلِهِ
وَهُوَ
مَسْئُولٌ
عَنْ
رَعِيَّتِهِ،
وَالْمَرْأَةُ
رَاعِيَةٌ
فِي
بَيْتِ
زَوْجِهَا
وَمَسْئُولَةٌ
عَنْ
رَعِيَّتِهَا
(رواه
البخاري،
853
ومسلم،
رقم
1829
)

“Setiap kalian adalah
pemimpin, dan kalian akan ditanya tentang orang-orang yang kalian pimpin.
Seorang laki-laki adalah pemimpin di tengah keluarganya, dan dia akan
ditanya tentang orang-orang yang dia pimpin. Seorang wanita adalah pemimpin
di rumah suaminya dan akan ditanya tentang orang-orang yang dipimpinnya.”
(HR. Bukhari, no. 893, Muslim, no. 1829)

Sebagai tambahan, silahkan lihat jawaban no.
10016.

Kedua:

Tanggung jawab seorang
bapak dalam pendidikan anak, hendaknya dengan menjadikan hal tersebut
sebagai prioritats perhatiannya. Seorang laki-laki memiliki hikmah,
pengalaman dan kekuatan dan dirinya mampu berbagi kepada selainnya untuk
mencari cara terbaik dalam mendidik sang anak. Para salaf dahulu sangat
mengutamakan untuk mendidik langsung anak-anaknya. Seorang Khalifah pada
masa Dinasti Abasiyah: Al-Manshur mengunjungi orang-orang dari kalangan Bani
Umayyah yang berada di penjara lalu dia berkata kepada mereka, “Betapa
pahitnya penjara yang kalian lalui?” Mereka berkata, “Tidak ada yang kami
rasakan kehilangan selain pendidikan anak-anak.”

Sebagian orang tua
mengira bahwa memperhatikan anak hanya terbatas pada pengadaan pangan,
sandang dan papan. Ini adalah pandangan yang keliru.

Syekh Ibn Baz berakata,

Berbuat baik kepada
anak-anak wanita dan anak-anak seusia mereka adalah dengan mendidik dan
mengajarkan mereka terhadap kebenaran. Berupaya agar mereka dapat menjaga
diri serta menjauhi perkara yang diharamkan Allah seperti membuka aurat dan
lainnya. Demikian pula dalam mendidik saudara perempuan dan anak laki-laki
dengan cara-cara yang baik. Sehingga semuanya terdidik dalam ketaatan kepada
Allah dan Rasul-Nya serta menjauhi perkara yang Allah haramkan, serta
melaksanakan hak Allah Ta’ala. Dengan demikian, hendaknya diketahui bahwa
yang dimaksud berbuat baik terhadap mereka bukan sekedar pemenuhan pangan,
sandang dan papan semata, akan tetapi yang dimaksud adalah lebih umum dari
itu, yaitu berbuat baik terhadap mereka dalam urusan agama dan dunia.

(Majmu Fatawa wa Maqalat
Mutanawwi’ah, Sykeh Ibn Baz, 4/377)

Ketiga:

Tanggungjawab pendidikan dan pengarahan
adalah tanggungjawab bersama antara kedua orang tua. Masing-masing sesuai
kapasitas dan kemampuannya. Allah tidak membebani seseorang diluar
kemampuannya. Tidak dibolehkan kepada seorang bapak melimpahkan beban
pendidikan anak kepada sang ibu sementara dia hanya menyaksikan saja dan
acuh atau pura-pura acuh, begitu pula sang ibu tidak boleh melakukan hal
yang samg. Memperhatikan, mendidik dan mengajarkan anak adalah tanggungjawab
bersama. Jika seorang bapak adalah pekerja keras, sedangkan ibunya banyak
waktu luang, maka beban dia dalam mendidik anak lebih besar, begitu pula
sebaliknya. Selayaknya mereka
bermusyawarah dan saling memahami, hingga misinya berjalan dengan sempurna.
Namun pada asalnya, pengarahan dan tanggungjawab berada di pundak bapak,
bukan ibu.

Syekh Muhammad bin Saleh Al-Utsaimin
rahimahullah berkata,

Anak laki dan anak perempuan memiliki
penanggung jawab yang harus merawat mereka jika mereka masih kecil. Wajib
bagi wali mereka untuk menugaskan keluarganya beribadah kepada Allah Azza wa
Jalla dan bersungguh-sungguh menuntut ilmu serta memotivasi anak-anaknya.
Misalnya dengan berkata kepada
anaknya, ‘Kemari nak, berapa ayat yang engkau hafal hari ini?’ Baca di depan
ayah apa yang engkau hafal.’ Sehingga sang anak termotivasi dan dia
mengetahui ada orang yang memantau mereka. Demikian pula halnya dikatakan
kepada anak-anak perempuan. Doronglah mereka untuk menuntut ilmu dan
mengamalkannya. Satukan hati kalian dengan hati mereka. Jangan seperti
sebagian orang tua, di rumah bagaikan kayu yang bersandar tidak bergeming.
Karena seseorang bertanggung jawab terhadap keluarganya dan orang yang harus
dia pelihara.

 (Al-Liqa Asy-Syahri, hal. 67)

Keempat:

Nasehat kami kepada saudari penanya, jangan
keluar dari rumah tanpa izin dan ridha sang suami, walaupun untuk belajar
dan mengajarkan Al-Quran. Karena taat terhadap suami adalah wajib dan
keluarnya wanita dari rumah tanpa izin suaminya diharamkan. Menekannya untuk
memaksanya agar dirinya dapat keluar rumah juga tidak boleh.
Jangan buka pintu keburukan dengan keluar
dengan cara seperti itu. Anda dapat membagi waktu antara mengajarkan anak
dengan belajar anda. Kemudian yakinkan sang suami bahwa anda dapat
membagi-bagi tugas tersebut. Kami memperkirakan bahwa sang suami akan
menghargai apa yang anda utarakan untuk memahami kebutuhan terhadap kedua
hal tersebut.

Hendaknya anda mengetahui
bahwa suami anda tidak berdosa manakala melarang anda untuk ikut halaqah
Al-Quran. Dia hanya berdosa apabila mencegah anda untuk shalat di masjid
atau mempelajari ilmu yang wajib dan tidak mungkin dipelajari di rumah.
Allah telah memudahkan orang sekarang sarana untuk belajar. Seorang wanita
dapat membaca buku atau mendengarkan kaset dalam berbagai disiplin ilmu.
Sekarang alat-alat modern membuat anda tidak terhalang untuk mempelajari
sesuatu. Dia tidak akan melihat, dengan keluarnya dari rumah, lebih banyak
dari apa yang dia dapatkan di rumahnya jika dia menghendaki. Begitu juga
anda dapat mengadakan halaqah dengan akhwat yang baik di rumah anda tanpa
harus keluar dari rumah.

Kesimpulannya,
prioritaskan semampu anda dalam mendidik dan mengajarkan anak anda.
Perlakukan suami anda dengan baik dan tunaikan apa yang Allah wajibkan
kepada anda. Insya Allah akan anda dapatkan buah dari semua itu, baik dalam
diri anda, suami anda dan anak-anak anda.

Kelima:

Begitu juga kami nasehatkan kepada sang suami
agar bersikap baik dalam memperlakukan isterinya. Nabi shallallahu alaihi wa
sallam bersabda, “

خَيْرُكُمْ
خَيْرُكُمْ
لأَهْلِه  
(رواه
الترمذي،
رقم3895وصححه
الألباني
في
سلسلة
الأحاديث
الصحيحة،
رقم385)

“Sebaik-baik kalian, adaah orang paling baik
terhadap keluarganya.” (HR. Tirmizi, no. 3895, dinyatakan oleh Al-Albany
dalam Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah, no. 385)

Jika dia melihat bahwa keluarnya sang isteri
ke Dar Tahfiz memiliki manfaat, dan manfaatnya dapat berdampak terhadap
anak-anaknya bahkan terhadap kehidupan rumah tangganya, mengapa dia
melarangnya untuk meraih kebaikan tersebut? Sehingga mengakibatkan hubungan
keduanya memburuk. Karena dia melihat dengan melarangnya akan bermanfaat
baginya. Seyogyanya kehidupan anda berdua berdiri atas saling memahami, ikut
serta dalam tanggung jawab. Berusaha satu dengan lainnya untuk memberi
manfaat kepada lainnya. Hendaknya suami mengetahui bahwa kerelaan dan
kebahagiaan istri tanpa bermaksian kepada Allah, manfaatnya akan kembali
kepadanya dan kepada anak-anakna.

Keenam:

Berikut akan kami
sampaikan pandangan para pakar dalam bidang ini terkait dengan peran bersama
antara  bapak dan ibu dalam pendidikan dan pengajaran anak.

Seorang wanita
bertanya-tanya kritis, ‘Mengapa suami sering menyalahkan isterinya apabila
prestasi belajar anak merosot, sedangkan dia melupakan kewajibannya yang
tidak dapat ditinggalkan dalam masalah ini?

DR. Mahmud Abu Duf, dosen
di Universitas Islam Gazza menjawabnya, “Setiap bapak dan ibu wajib
bekerjasama dalam masalah ini. Hendaknya seorang bapak mengisi kekurangan
yang boleh jadi tidak dapat dilakukan sang ibu atau apabila ada materi
pelajaran yang tidak dikuasainya dengan baik.”

DR. Abu Duf sangat
menekankan pentingnya seorang bapak memiliki peran aktif dan pengaruh kuat
dalam memantau kegiatan belajar anak serta memberikan isyarat kepada mereka
agar komitmen dalam masalah ini.

Beliau menyayangkan sikap
bapak yang lari dari tanggungjawab ini serta adanya pandangan negatif dalam
diri mereka, yaitu bahwa tugas mengajarkan hanyalah tugas sang ibu,
sebagaimana tugas-tugas kerumahtanggaan yang dia miliki. Beliau menjelaskan,
“Ini pandangan yang keliru. Tugas ini lebih kepada pendidikan yang
membutuhkan kesatuan peran antar sepasang suami isteri. Seorang bapak harus
mengetahui bahwa tugasnya bukan hanya di luar rumah untuk mengais rezeki dan
memenuhi kebutuhan keluarga. Akan tetapi ada pula tugasnya yang sangat
penting di dalam rumha, yaitu memberikan pelajaran terhadap anak-anak. Ini
bukan tugas biasa.

Beliaupun meminta para
bapak tentang pentingnya kesadaran dan kepekaan mereka tentang masalah ini
agar tidak tidak muncul perselisihan di sekitar masalah ini di tengah
keluarga.

Ustad Usamah Al-Muzaini,
dosen di Fakultas Pendidikan Universitas Islam, berkata, “Bapak berkewajiban
memperhatikan kegiatan belajar anak-anaknya sebagai bagian penting dalam
prioritasnya.”

Dia juga berkata, “Isteri
adalah mitramu dalam hidupmu, dan memperhatikan pelajaran anak-anak, berarti
anda telah menunaikan peran anda sebagi mitra isteri. Jika tidak, maka
tanyalah diri anda sendiri, “Mana peran saya?” Ingatlah bahwa di sana ada
sesuatu yang lebih penting dari sekedar menyiapkan kebutuhan sandang pangan
kepada anak-anak anda, yaitu tentang masa depan pengetahuan mereka.”

Wallaua’lam.

Refrensi

Soal Jawab Tentang Islam

answer

Tema-tema Terkait

at email

Langganan Layanan Surat

Ikut Dalam Daftar Berlangganan Email Agar Sampai Kepada Anda Berita Baru

phone

Aplikasi Islam Soal Jawab

Akses lebih cepat ke konten dan kemampuan menjelajah tanpa internet

download iosdownload android