Unduh
0 / 0
2253112/09/2009

GURU MENGELUHKAN MURIDNYA YANG TIDAK PATUH DAN TIDAK MENERIMA NASEHAT

Pertanyaan: 140463

Sebelumnya saya minta maaf jika pertanyaan saya terlalu panjang, akan tetapi masalahnya memang sangat penting. Mohon anda bersabar mendengarkannya. Saya bekerja sebagai guru di sebuah sekolah dasar Islam yang dilaksanakan di dalam masjid. Saya mengajar anak usia 10-12 tahun. Yang saya ajarkan adalah hadits, tarbiyah dan sirah (sejarah). Akan tetapi saya merasa belum mendapatkan hasil yang diharapkan, mereka masih belum menerapkan apa yang mereka pelajari walaupun mereka mengetahui hal itu. Misalnya mereka minum dalam keadaan berdiri padahal sudah mengetahui haditsnya dan sudah saya peringatkan, akan tetapi mereka tetap bersikeras melakukannya. Saya ingin sekali menguatkan iman mereka. Tapi saya merasa bersalah dan kurang dalam mengajar mereka. Hanya saja saya tidak dapat berbuat lebih dari itu. Saya ingin mereka menjadi contoh bagi siswa yang belajar di sekolah umum. Adakah cara yang paling baik dalam mengajari mereka sehingga saya dapat memperbaiki agama mereka serta menjelaskannya kepada mereka sehingga mereka suka melaksanakan amalan Islam?

Puji syukur bagi Allah, dan salam serta berkat atas Rasulullah dan keluarganya.

Pertama:

Pertanyaan anda ini menunjukkan bahwa anda bersungguh-sungguh menunaikan
kewajiban anda sebagai seorang guru sekolah sekaligus sebagai da’i.
Maka kami
mohon kepada Allah subhaanahu wa ta’ala agar Dia memberkahi anda serta
kesungguhan anda.

Seorang guru di
sekolahnya memiliki amanah dan akan ditanya terhadap amanah yang dipikulnya
dengan cara memberikan nasehat kepada siswa dan mengarahkan mereka serta
membimbing mereka kepada jalan yang lebih baik dan bermanfaat.

Dalam hadits
disebutkan dari Abdullah bin Umar radhiallahu anhuma, dia berkata, “Aku
mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, ‘Semua kalian
adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan ditanya tentang apa yang
dipimpin.” (HR. Bukhari, no. 853, Muslim, no. 1829)

Seandainya setiap
guru memiliki semangat seperti anda, insya Allah akan tumbuh generasi saleh
dan bibit yang bagus.

Kedua:

Setiap muslim
hanyalah diperintahkan untuk memberikan pengajaran dan bimbingan serta
nasehat, adapun masalah hasil dia tidak diminta pertanggungjawaban, begitu
pula jika seseorang tidak mematuhi nasehatnya.

Firman Allah
Ta’ala,

مَا
عَلَى الرَّسُولِ إِلا الْبَلاغُ  (سورة المائدة: 99)

“Kewajiban Rasul
tidak lain hanyalah menyampaikan,.” (QS. Al-Maidah: 99)

Keberhasilan
dakwah tidak dinilai dari sisi banyaknya atau kuantitas. Dalam hadits Ibnu
Abbas radhiallahu anhuma, dia berkata, “Rasulullah shallallahu alaihi wa
sallam bersabda, “Aku diperlihatkan umat-umat, ada satu atau dua nabi yang
bersama satu orang pengikut, dan (ada pula) nabi yang tidak bersama
pengikut.” (HR. Bukhari, no. 5378, Muslim, 220)

Jika orang yang
didakwahi belum melaksanakan apa yang kita ajarkan, tidak berarti hal itu
dakwah telah gagal, atau surut.

Betapa banyak sebuah pesan dan nasehat baru memberikan pengaruh di kemudian
hari.

Nabi
shallallahu alaihi wa sallam membaritahukan akan hal itu dalam sabdanya
bahwa, “Perkara (dakwah) ini akan sampai sebagaimana sampainya malam dan
siang dan tidak Allah biarkan sebuah rumah baik di kampung maupun di kota
kecuali Allah akan memasukkan agama ini, dengan kemuliaan orang-orang yang
mulia dan kehinaan orang-orang yang hina. Mulia karena dimuliakan Islam, dan
hina karena dihinakan kekufuran.”
(HR. Ahmad,
28/155. Dinyatakan shahih oleh AlAlbany dalam Silsilah Ash-Shahihah)

Beliau
sallallahu’alaihi wa sallam belum menyaksikan (hal itu) semasa hidupnya.

Bukanlah
merupakan kewajiban dalam kesuksesan berdakwah kita memeriksa orang-orang
atas pengaruh dakwah kita secara langsung.

Adapun metode yang selayaknya digunakan oleh seorang
pendidik, kami nasehatkan sebagai berikut:

1. Harus ada komunikasi antara rumah dan sekolah. Apabila di
sekolah anak didik dibangun, sedangkan di rumah diruntuhkan lagi, atau
sebaliknya, maka tidak ada hasil yang diharapkan akan tercapai. Maka harus
ada komunikasi terhadap para wali murid. Misalnya, jika seorang guru
menganjurkan agar siswa menjaga shalatnya, maka hendaknya diikuti dengan
memonitor keluarga terhadap anak tersebut dan memperingatkan mereka tentang
waktu shalat.

Jika sang guru misalnya mengajarkan adab makan, seperti
membaca basmalah, menggunakan tangan kanan, maka hendaknya keluarganya juga
memonitor hal tersebut pada anaknya. Begitu seterusnya dengan ajaran dan
adab serta hukum yang lain.

2. Fokus pada pendidikan keimanan dan menguatkan naluri
keimanan pada diri sang anak.

Lihat
pada jawaban soal no. 22950.

3. Mendidik dengan
cerita, dengan cerita-cerita para nabi, orang-orang saleh, para shahabat,
tabi’in serta mengajarkan untuk mengikuti jejak mereka. Metode ini sangat
besar pengaruhnya terhadap anak didik

Lihat jawaban pada
soal no. 22496.

4.
Mendidik dengan teladan. Tampilan seorang pendidik di hadapan siswa dengan
penampilan kejujuran, amanah, halus budi bahasa, memiliki pengaruh yang
sangat besar dan positif bagi diri siswa. Bagaimana seorang murid akan
mematuhi seorang guru yang memerintahkannya untuk jujur atau menepati janji
sedangkan sang guru tersebut berdusta dalam pembicaraannya atau berjanji
tapi tidak menepati?!

5.
Mendidik secara praktis. Misalnya dengan melaksanakan shalat di depan
mereka, sehingga sang anak akan merekam pelaksanaan ibadah tersebut langsung
dalam perbuatannya.

Adapun terkait dengan apa yang seharusnya pertama kali ditanamkan oleh
seorang guru kepada anak didiknya adalah sebagai berikut;

  1. Rukun iman; Iman kepada Allah, para malaikat, kita-kitab-Nya, para
    Rasul-Nya, hari akhir dan takdir baik dan buruk. Sampaikan dengan cara
    yang mudah sesuai tingkat pemahaman mereka disertai contoh dan
    pengulangan.

  2. Hukum-hukum yang terkait dengan ibadah-ibadah utama, seperti shalat, juga
    berwudhu, demikian pula adab bersuci dan anjuran berprilaku bersih.

  3. Adab yang bersifat umum, seperti ucapan yang baik, menjauhkan
    kalimat-kalimat buruk, mencintai kedua orang tua, menghormat yang lebih
    tua, berbuat baik kepada teman, dan perkara lainnya.

  4. Peringatan dari prilaku buruk, seperti mencaci, dusta, dan mengganggu
    orang lain, atau selainnya.

Adapun sifat utama
yang penting dimiliki oleh seorang pendidik adalah; Sabar, suka memonitor
dan tidak putus asa.

Kami mohon kepada
Allah semoga Dia menolong anda dan memberikan taufik-Nya kepada anda serta
membalas kesungguhan dan usaha keras anda dengan sebaik-baik balasan.

Wallahua’lam
.

Refrensi

Soal Jawab Tentang Islam

answer

Tema-tema Terkait

at email

Langganan Layanan Surat

Ikut Dalam Daftar Berlangganan Email Agar Sampai Kepada Anda Berita Baru

phone

Aplikasi Islam Soal Jawab

Akses lebih cepat ke konten dan kemampuan menjelajah tanpa internet

download iosdownload android