Unduh
0 / 0

Hukum Mahar Dan Hadiah Jika Suami Mentalak Isterinya Sebelum Digauli

Pertanyaan: 181084

Saya seorang pemuda yang telah melangsungkan akan nikah dengan seorang gadis dan telah tercatat di pengadilan. Beberapa lama kemudian saya berkesimpulan bahwa tidak ada gunanya kami melanjutkan hidup bersama maka saya putuskan untuk menceraikannya. Perlu diketahui bahwa saya belum menggaulinya, akan tetapi kami telah sering berduaan.

Apa saja hak-hak sang isteri berupa mahar serta berbagai pemberian hadiah dan juga emas yang biasa diberikan suami kepada isterinya? Apa yang menjadi hak sang isteri?

Puji syukur bagi Allah, dan salam serta berkat atas Rasulullah dan keluarganya.

Jika seorang suami mentalaq isterinya sebelum digauli, namun
mereka sudah berduaan dalam arti mereka berdua saja tanpa dilihat seseorang,
baik laki-laki, perempuan atau anak kecil yang sudah memayyiz, maka dia
harus menyerahkan maharnya secara utuh, baik mahar tunai atau hutang. Inilah
pendapat jumhur fuqoha. Ath-Thahawi menyebutkan bahwa masalah ini sudah
masuk ijmak para sahabat, baik Khulafaurrasyidin atau selain mereka.

Ibnu Qudamah rahimahullah berkata dalam kitab Al-Mughni
(7/191), “Kesimpulannya adalah bahwa jika seorang suami telah berduaan
dengan isterinya setelah akad yang sah, maka maharnya telah menjadi hak sang
isteri, dan berlaku baginya masa iddah, walaupun tidak digauli. Hal ini
diriwayatkan oleh Khulafaurrasyidin dan Zaid, Ibnu Umar. Pendapat ini juga
dinyatakan oleh (tabi’in), yaitu Hasan Al-Bashri, Urwah, Atha, Az-Zuhri, Al-Auzai,
Ishaq dan Ashaburra’yi dan termasuk pendapat Imam Syafii yang lama (qaul
qadim). Adapun Syuraih, Asy-Sya’bi, Thawus, Ibnu Sirin dan pendapat Syafii
yang baru berpendapat bahwa mahar tidak dapat menjadi hak sepenuhnya sang
isteri kecuali dengan berjimak. Pendapat ini juga dinyatakan oleh Ibnu
Mas’ud dan Ibnu Abbas.

Kami berpegangan pada pendapat para shahabat radhiallahu
anhum. Imam Ahmad, Al-Athram meriwayatkan dengan sanad keduanya dari Zurarah
bin Aufa, dia berkata, “Khulafaurrasyidun yang mendapatkan petunjuk telah
menetapkan bahwa siapa yang telah menutup pintu dan menurunkan tirai (berduaan
di dalam kamar), maka wajib baginya mahar dan berlaku baginya masa iddah.
Al-Athram juga meriwayatkan dari Al-Ahnaf dari Umar, Ali dan dari Said bin
Musayyab serta dari Zaid bin Tsabit berpendapat bahwa berlaku bagi mereka
masa iddah dan baginya (isteri yang cerai) berhak mendapatkan mahar penuh.
Ini merupakan masalah yang telah terkenal tidak ada seorang pun yang
menentangnya pada masa mereka. Maka dianggap sebagai ijmak. Adapun apa yang
diriwayatkdan dari Ibnu Abbas adalah tidak sah.”

Lihat Al-Mausu’ah Al-Fiqhiyyah (19/272)

Anda tidak berhak dengan hadiah yang telah anda berikan
kepadanya, karena asalnya menarik kembali hadiah yang diberikan adalah haram,
sementara talak bersumber dari keinginan anda bukan dari keinginan isteri.

Adapun hadiah yang diberikan isteri kepada anda, dia berhak
untuk memintanya dari anda, karena dia memberinya dengan harapan agar
pernikahan anda berlangsung terus, maka jika anda mencerainya, dia berhak
untuk menuntutnya kembali.

Lihat soal no. 150970.

Wallahu a’lam.

Refrensi

Soal Jawab Tentang Islam

at email

Langganan Layanan Surat

Ikut Dalam Daftar Berlangganan Email Agar Sampai Kepada Anda Berita Baru

phone

Aplikasi Islam Soal Jawab

Akses lebih cepat ke konten dan kemampuan menjelajah tanpa internet

download iosdownload android
at email

Langganan Layanan Surat

Ikut Dalam Daftar Berlangganan Email Agar Sampai Kepada Anda Berita Baru

phone

Aplikasi Islam Soal Jawab

Akses lebih cepat ke konten dan kemampuan menjelajah tanpa internet

download iosdownload android